Bulan: Juni 2022

Inilah Dampak Hipertensi pada Ibu Hamil dan Janin!

Tekanan darah tinggi umum sekali menyerang ibu hamil. Sedihnya, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa masalah pada ibu dan janin. Tak hanya itu, ternyata tekanan darah tinggi bisa menimbulkan masalah selama hamil dan setelah melahirkan. Meskipun begitu, tenang, tekanan darah tinggi bisa dicegah dan diobati. Kupas fakta lengkapnya tentang tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan cara mencegahnya serta penanganannya!

Dampak tekanan darah tinggi (hipertensi) pada ibu hamil dan janin

Tekanan darah yang tak terkontrol selama hamil, bisa menyebabkan beberapa gangguan pada perkembangan janin. Komplikasi pada janin akan semakin parah apabila ibu memiliki tekanan darah yang semakin tinggi dalam periode waktu yang lama. Salah satu dampak yang paling berbahaya adalah keguguran pada trimester awal ataupun kematian janin mendadak.

Baca Juga : Inilah Fakta Penyembuhan Asma dengan Metode Terapi

Jika kehamilan berlanjut, perkembangan dan pertumbuhan janin kemungkinan besar akan terhambat, bahkan gagal. Kondisi ini kemudian dapat berefek pada gangguan kognitif anak yang lahir.

Maka, sebelum calon ibu memutuskan untuk hamil, alangkah baiknya untuk melakukan kontrol tekanan darah terlebih dahulu. Dengan begitu, jika sudah terdeteksi adanya kondisi hipertensi, ibu bisa mendapatkan perawatam sebelum, selama, dan setelah kehamilan, sehingga dapat menghindari berbagai risiko.

Jenis hipertensi pada ibu hamil yang umum terjadi

Diagnosis hipertensi pada ibu hamil biasanya dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

Hipertensi kronis, sudah ada sejak sebelum hamil atau baru terdiagnosis pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
Preeklampsia-eklampsia, sebuah komplikasi kehamilan yang terjadi saat kehamilan memasuki usia 24 minggu ke atas.
Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia, sebuah kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronis sebelumnya juga mengalami preeklampsia.
Hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan turun kembali usai persalinan.
Faktor risiko ibu hamil lebih tinggi berisiko mengalami hipertensi

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami hipertensi, yaitu: berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, memiliki riwayat hipertensi kronis, sudah mengalami hipertensi semenjak sebelum hamil, mengidap diabetes, kelebihan berat badan, mengidap penyakit ginjal, pernah melakukan bayi tabung, memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi gestasional.

Cara mencegah dan menangani hipetensi pada ibu hamil

Layaknya penderita hipertensi pada umumnya, ibu hamil yang menderita hipertensi juga diperbolehkan untuk mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah. Namun, konsumsi obat-obatan harus berdasarkan ketentuan resep dokter karena tidak semua jenis obat hipertensi boleh dikonsumsi saat hamil.

Selain itu, ibu harus memperbaiki gaya hidup dan pola makan dengan menjaga berat badan ideal, aktif bergerak dan berolahraga, menyesuaikan kenaikan berat badan saat hamil dengan indeks massa tubuh Anda sebelum hamil.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui calon ibu seputar dampak hipertensi pada ibu hamil. Alangkah baiknya jika berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu terkait kondisi kesehatan diri sebelum melakukan program kehamilan, agar terhindar dari risiko berbahaya.

Inilah Fakta Penyembuhan Asma dengan Metode Terapi

Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang cukup sering dan umum dialami. Asma terjadi akibat adanya peradangan dan menyempitnya jalan napas (bronkus) pada paru-paru. Walaupun penderita asma tak dapat sembuh sepenuhnya, gejala yang dialami dapat dikurangi dengan pengobatan yang baik dan tepat.

Metode pengobatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah terapi, dari terapi dengan obat-obatan, teknik pernapasan, hingga jenis olahraga tertentu. Selain untuk mengurangi keparahan gejala asma, terapi pengobatan asma juga bertujuan untuk mengurangi frekuensi kekambuhan. Lalu, apa saja jenis terapi penyembuhan asma yang bisa dilakukan? Berikut penjelasannya!

Jenis terapi pengobatan asma yang sering direkomendasikan oleh dokter
Penting untuk konsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk menemukan jenis terapi mana yang paling tepat untuk menangani asma Anda. Dokter akan menganalisa apa jenis dan tingkat keparahan asma yang Anda alami. Setelah itu, dokter dapat menentukan obat dan jenis terapi mana yang cocok untuk Anda. Hal ini perlu diperhatikan karena tidak semua orang cocok dengan satu terapi tertentu. Apa saja jenis terapi yang biasa direkomendasikan oleh dokter? Berikut jenis-jenisnya!

Baca Juga : Jangan Sepelekan Angin Duduk, Bisa Jadi Salah Satu Penyakit Jantung

Terapi obat
Terapi obat merupakan metode pengobatan asma yang umum direkomendasikan oleh dokter, baik untuk jangka pendek ataupun panjang. Lama periode terapi obat akan disesuaikan dengan tingkat keparahan asma yang dialami. Terapi obat untuk asma terbagi menjadi tiga, yaitu pengobatan jangka panjang, pendek, serta pengobatan alergi.
Pengobatan asma jangka panjang bertujuan mengendalikan keparahan gejala, dan mencegahnya kambuh secara berkelanjutan serta komplikasi. Terapi ini biasanya melibatkan penggunaan obat hirup (inhaler asma atau nebulizer).

Pengobatan asma jangka pendek lebih bertujuan untuk meredakan serangan asma akut saat kejadian dengan segera. Obat ini juga bisa digunakan sebagai pertolongan pertama ketika mengalami serangan asma mendadak.

Pengobatan alergi dikhususkan untuk mengatasi alergi yang menjadi penyebab asma. Jadi, obat biasanya hanya diberikan jika tubuh bereaksi dengan pemicu (alergen) tertentu.
Terapi pernapasan
Terapi pernapasan merupakan sebuah cara untuk mengatasi asma tanpa obat yang kerap dianjurkan dokter. Namun, terapi ini perlu dilatih setiap hari, dengan membiasakan pengidap asma untuk bernapas dengan lebih efektif. Seiring berjalannya waktu, dengan rutin melakukan terapi pernapasan akan membantu meningkatkan fungsi paru-paru untuk menampung & menyerap oksigen, dan mencegah asma kambuh.
Terapi yoga
Olahraga yang satu ini melatih Anda mengatur pola tarikan dan embusan napas mengikuti setiap gerakan tubuh. Itulah sebabnya yoga bisa dimanfaatkan sebagai cara meredakan gejala asma. Teknik pernapasan dalam yoga lambat laun akan meningkatkan kapasitas paru.

Dengan begitu, pengidap asma dapat menghirup volume oksigen dalam jumlah yang lebih banyak saat bernapas pendek. Tak hanya itu, yoga juga secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara bernapas lebih baik dan efisien dan mengurangi stres yang bisa memicu asma. Dengan durasi 50 menit per hari, yoga terbukti efektif dalam mengurangi kambuhnya serangan asma di pagi dan malam hari.
Terapi renang
Saat berolahraga, tanpa sadar mungkin penerita asma sering bernapas tak melalui hidung melainkan lewat mulut. Cara bernapas seperti ini dapat membuat penderita semakin sesak napas, karena udara yang masuk ke paru adalah udara kering.

Udara kering dapat mengiritasi saluran napas yang akhirnya memicu gejala asma. Nah, berenang adalah olahraga yang cukup direkomendasikan untuk pengidap asma. Sebab, berenang membantu melembapkan saluran udara agar tidak kering dan teriritasi.

Selain itu, postur tubuh yang mendatar saat berenang dapat membuat otot-otot saluran pernapasan lebih rileks, sehingga nantinya pengidap asma bisa bernapas lebih lega. Terapi ini juga bertujuan untuk membantu pengidap asma agar tetap aktif bergerak.
Itulah beberapa terapi untuk pengobatan asma. Sebelum memilih mana terapi yang ingin dijalani, sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu. Sebab, kondisi asma yang dialami setiap orang bisa berbeda-beda, sehingga pengobatan yang bisa dilakukan pun tentu berbeda.

Jangan Sepelekan Angin Duduk, Bisa Jadi Salah Satu Penyakit Jantung

Pengertian Angin Duduk

Angin duduk atau angina adalah suatu penyakit yang ditandai dengan nyeri dada akibat otot jantung kurang mendapatkan pasokan oksigen dari aliran darah. Pasokan darah ke otot jantung terganggu karena adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah. Angin duduk dapat terjadi secara tiba-tiba.

Penyebab Angin Duduk

Agar dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Darah untuk jantung dialirkan oleh dua pembuluh besar yang disebut sebagai pembuluh koroner. Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Berikut adalah beberapa jenis angin duduk yang dapat terjadi.

Angina stabil
Umumnya, kondisi ini dipicu oleh aktivitas fisik, misalnya olahraga. Saat seseorang berolahraga, jantungnya akan membutuhkan lebih banyak oksigen dari aliran darah. Kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Serangan angin duduk stabil juga dapat dipicu oleh hal lain, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.

Baca Juga : Alami Dislokasi Sendi? Ketahui Penanganannya

Angina tidak stabil
Keadaan ini dipicu oleh timbunan lemak atau pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung. Meskipun pengidap sudah mengonsumsi obat dan istirahat, tetapi nyeri dada akibat angin duduk tidak stabil akan tetap ada. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan angin duduk tidak stabil bisa berkembang menjadi serangan jantung.

Angina varian (angina duduk Prinzmetal)
Pada keadaan ini, arteri jantung menyempit sementara akibat spasme atau kekakuan pembuluh darah. Orang yang sedang beristirahat pun bisa terkena angin duduk varian. Hal ini dikarenakan angin duduk varian dapat terjadi kapan saja. Penyempitan sementara pada pembuluh darah ini menyebabkan pasokan oksigen dari aliran darah ke jantung menurun dan timbulah nyeri dada. Gejala pada angin duduk varian ini dapat diredakan dengan obat-obatan.

Gejala Angin Duduk

Pengidap angin duduk biasanya akan mengalami berbagai gejala, antara lain:

Nyeri dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.
Dada seperti terhimpit atau tertekan benda berat.
Sesak napas.
Tubuh terasa lelah
Mual
Pusing
Gelisah
Mengeluarkan keringat berlebihan
Pingsan
Diagnosis Angin Duduk

Selain melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat gejala yang dialami pengidap, ada beberapa pemeriksaan lain yang umumnya akan dilakukan oleh dokter, seperti:

Elektrokardiogram (EKG). Penggunaan EKG atau rekam jantung bertujuan untuk melihat apakah aliran darah pengidap mengalami gangguan atau penurunan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai fungsi kontraksi otot jantung dan fungsi katup jantung yang dapat mengalami penurunan bila terjadi kerusakan otot jantung akibat terganggunya aliran darah atau bagian jantung yang kurang mendapatkan aliran darah.
Tes ketahanan jantung (Exercise Tolerance Test). Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah mengukur daya tahan jantung saat melakukan aktivitas fisik sebelum timbul gejala angin duduk.
Skintigrafi jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui aliran darah dalam pembuluh darah tersebut mengalami gangguan.
Angiografi pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembuluh darah koroner mengalami penyumbatan dan seberapa parah penyumbatan tersebut.
Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar enzim jantung dalam darah untuk mengetahui kerusakan jantung akibat serangan jantung.
X-ray dada (rontgen). Pemeriksaan ini untuk melihat apakah gejala yang dirasakan pengidap disebabkan oleh kondisi selain angin duduk atau untuk melihat adanya pembesaran jantung.
CT scan jantung. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya dan seberapa parah penyempitan pada pembuluh jantung serta apakah ada pembesaran jantung yang tidak terlalu tampak dari hasil X-Ray dada.
Pengobatan Angin Duduk

Pengobatan angin duduk bertujuan untuk mengurangi keparahan gejalanya dan menurunkan risiko pengidap terkena serangan jantung yang dapat berakibat kematian. Jika gejala masih ringan atau menengah, meninggalkan kebiasaan buruk, dan menjalani pola hidup sehat bisa dilakukan sebagai penanganan angin duduk. Umumnya, dokter akan memberikan prosedur tindakan atau beberapa resep obat untuk pengidap angin duduk, antara lain:

Operasi angioplasti dengan pemasangan stent di pembuluh darah jantung. Prosedur ini merupakan prosedur utama dalam penanganan sumbatan pembuluh darah koroner. Prosedur ini bertujuan untuk memperlancar aliran darah dan memperlebar pembuluh darah dengan menggunakan balon kecil khusus yang ditiup, kemudian pembuluh darah dipasang stent agar aliran darah tetap lancar di bagian pembuluh darah yang tersumbat tersebut.
Obat-obatan nitrat. Fungsi utama obat ini adalah untuk melemaskan pembuluh darah yang kaku agar darah dapat mengalir dengan lancar menuju jantung.
Obat-obatan pencegah pembekuan darah. Obat ini berfungsi memisahkan kepingan-kepingan darah dan mencegah penggumpalan darah.
Obat penghambat saluran kalsium. Obat ini dapat melancarkan aliran darah di dalam jantung dan meredakan atau mencegah gejala angin duduk.
Obat penghambat beta. Obat ini bekerja dengan cara menangkal efek hormon adrenalin, sehingga tekanan darah berkurang dan ritme jantung menurun.
Obat penurun kadar kolesterol dalam tubuh. Sehingga, pencegahan kerusakan pembuluh darah bisa dilakukan dengan konsumsi obat ini.
Obat yang berfungsi untuk mengurangi tingkat penggumpalan darah, sehingga darah akan mudah mengalir melalui pembuluh yang sempit sekali pun.
Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor). Obat ini berfungsi untuk menghambat aktivitas suatu hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah.
Operasi bypass. Prosedur ini bertujuan untuk mengalihkan rute aliran darah agar tidak melewati pembuluh darah yang tersumbat atau rusak dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lainnya.
Pencegahan Angin Duduk

Terdapat berbagai langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk angin duduk, antara lain:

Berolahraga
Mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung
Menghindari makanan yang berbahaya bagi jantung
Menjaga berat badan ideal
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Berhenti merokok

Alami Dislokasi Sendi? Ketahui Penanganannya

Sendi bahu merupakan sendi dengan ruang gerak paling luas pada tubuh dan rentan mengalami cedera, salah satunya adalah dislokasi. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Dislokasi merupakan kondisi ketika tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya pada sendi. Semua persendian yang ada di tubuh dapat mengalami dislokasi, terutama saat terjadi benturan akibat kecelakan berkendara atau terjatuh ketika berolahraga.

Dislokasi ini paling sering terjadi pada bahu dan jari tangan, walau sebenarnya dislokasi dapat terjadi di semua sendi, termasuk lutut, siku, rahang, dan panggul.

Baca Juga : Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Yang harus dilakukan bila mengalami dislokasi, bantuan yang bisa dilakukan adalah dengan pemasangan arm sling agar otot di daerah siku dan lengan bias diistirahatkan terlebih dahulu.

Gejala atau tanda dari dislokasi :

Nyeri bertambah hebat ketika menggerakan sendi
Rasa kesemutan atau mati rasa di daerah sekitar sendi
Bengkak dan lebam pada area sendi
Perubahan bentuk dari sendi tampak abnormal atau tidak pada tempatnya
Penanganan awal saat dislokasi :

Istirahatkan dan imobilisasi bagian sendi yang cedera
Kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan pendarahan internal
Konsumsi obat pereda nyeri bila diperlukan
Segera mencari pertolongan medis ke dokter atau Rumah Sakit

Jangan pernah mencoba untuk diurut jika terjadi dislokasi atau memasukan sendi sendiri bila tidak ada pengalaman karena akan beresiko terjadi cedera saraf dan pembuluh darah. Bawalah segera ke bagian unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Dokter spesialis ortopedi akan membantu mengemalikan sendi yang bergeser dalam pembiusan sehingga tidak akan terjadi rasa nyeri yang akan dirasakan oleh pasien.

Setelah mengalami dislokasi tidak jarang jaringan lunak penyangga bahu mengalami robekan dalam skala ringan, sedang, atau berat sehingga menyebabkan sendi tidak stabil dan dapat terjadi dislokasi berulang.

Apa yang terjadi bila dislokasi tidak ditangani dengan baik?

Dapat terjadi komplikasi seperti kerusakan sendi, pembuluh darah, saraf, otot, maupun ligament.
Meningkatnya risiko cedera kembali pada sendi yang mengalami dislokasi, yang kedepannya dapat menimbulkan kecacatan.
Hal yang dapat dilakukan untuk mnghindari dislokasi berulang :

Hindari terjadinya benturan pada lokasi pasca terjadi dsilokasi
rutin melakukan latihan ringan untuk memperkuat otot sekitar bahu dan punggung atas
menggunakan alat pelindung bahu jika memungkinkan
hindari mengangkat beban yang terlalu berat

Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Nyeri leher / neck pain merupakan keluhan yang umum terjadi. Setidaknya mungkin paling tidak satu kali seumur hidup, kita pernah mengalaminya. Otot2 leher dapat menjadi tegang akibat postur yang buruk (misalnya saat bekerja di depan komputer, atau melakukan pekerjaan dengan posisi menunduk terlalu lama). Nyeri leher juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, misalnya osteoarthritis / pengapuran sendi cervical (tulang belakang area leher). Selain itu, nyeri leher juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang lebih serius meskipun kasusnya lebih jarang, sehingga sangat penting untuk mencari pertolongan medis.

Baca Juga : Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien :

Nyeri area tengkuk yang timbul setelah bekerja dengan posisi kepala yang diam dalam jangka waktu lama (misal menunduk dalam jangka waktu lama)
Ketegangan pada tengkuk, pundak, bahkan sampai ke kepala belakang.
Nyeri saat menggerakan leher.
Konsultasikan ke dokter apabila :

Nyeri sangat hebat
Berlangsung selama beberapa hari tanpa kunjung membaik
Nyeri menjalar ke lengan / tangan
Disertai keluhan sakit kepala, kebas / baal, kesemutan, atau kelemahan pada tangan / kaki.
Pencegahan :

Jaga postur yang baik saat bekerja
Selingi dengan istirahat saat bekerja, lakukan peregangan otot2 leher / Latihan sederhana di kala senggang
Posisikan kursi / meja kerja sehingga mendukung postur yang baik
Hindari menjepit handphone dengan leher dalam jangka waktu lama.
Hindari membawa barang berat dengan bahu.
Hindari membunyikan “krek-krek” tulang leher.
Tidur dengan posisi yang baik.
Penanganan / tindakan rehabilitasi medik pada nyeri tengkuk dapat dilakukan melalui program fisioterapi, misalnya dengan menggunakan alat-alat diatermi, TENS, exercise / latihan, dan sebagainya, sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.

Penanganan secara komprehensif juga sebaiknya dilakukan, baik dengan dokter spesialis saraf, orthopedi, ataupun dokter spesialis lainnya jika dibutuhkan. Pada kondisi yang serius, mungkin akan dibutuhkan tindakan pembedahan.

Pernah Merasa Pusing Berputar? Waspada Anda Mengalami Vertigo

Sering sakit kepala atau kepala pusing tentunya akan mengganggu banyak aktivitas Anda. Jika rasa pusing yang Anda alami terasa berputar, maka bisa jadi Anda mengalami vertigo. Keluhan vertigo yang hebat dan mendadak bahkan dapat menyebabkan gejala otonom seperti cemas hingga rasa takut.

Vertigo adalah salah satu gejala saat seseorang mengalami persepsi gerakan yang tidak seharusnya. Penderita biasanya mengalami rasa pusing yang berputar yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh kelainan sentral (otak) dan telinga dalam (organ vertibuler). Pada umumnya, kasus vertigo disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau bagian perifer.

Baca Juga : Serba-serbi Operasi Plastik untuk Wajah

Vertigo sering kali diikuti dengan gejala mual dan muntah serta ketidakmampuan penderita dalam menjaga keseimbangan badan. Hal ini yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan berdiri, berjalan, atau bahkan jadi sering terjatuh. Serangan vertigo biasanya berlangsung beberapa jam saja. Namun, jika tidak segera ditangani, vertigo jadi akan sering kambuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa orang yang lebih rentan terkena vertigo, misalnya orang yag sudah berusia lebih dari 50 tahun, sedang mengalami stres berat atau sering mengonsumsi antidepresan, sering mengonsumsi alkohol, dan orang yang mengalami infeksi telinga.

Vertigo sebenarnya termasuk ke dalam gejala dan bukan penyakit. Dengan begitu, cara mengatasi vertigo pun berbeda-beda karena tergantung pada penyakit yang menyebabkan gejala vertigo tersebut. Sebaiknya, penderita langsung dirujuk ke dokter saraf untuk mencari penyebab yang memicu gejala vertigo yang dialami.

Penyakit yang menyebabkan munculnya gejala vertigo ini bermacam-macam, mulai dari migrain, penyakit meniere, sampai dengan BPPV atau Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Penyakit BPPV adalah salah satu yang paling sering dijumpai. BPPV disebabkan kelainan pada telinga dalam, tepatnya pada sistem vestibularis.

Penanganan Gejala Vertigo
Setiap vertigo yang disebabkan oleh kelainan perifer atau vertigo perifer dapat disembuhkan dengan obat-obatan maupun dengan terapi repositioning, seperti canalith repositioning therapy dan terapi latihan vestibuler.

Obat penekan saraf vertibuler biasanya diatasi dengan obat berjenis histamine analogue. Obat ini bekerja secara langsung berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk dalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor histamin, efeknya bisa meningkatkan sirkulasi darah. Obat ini membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga serta mampu mengurangi mual dan pusing.

Bagi beberapa pasien yang merasa tidak stabil sehingga harus berpegangan pada dinding atau bahkan menggunakan kursi roda ketika mengalami vertigo, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk istirahat total atau rawat inap.

Jika Anda termasuk rentan mengalami vertigo, lakukan hal ini ketika gejala tersebut menyerang:

Waspadai kemungkinan kehilangan keseimbangan tubuh yang bisa menyebabkan Anda terjatuh dan mengalami cedera serius
Segera duduk di kursi dengan sandaran yang nyaman atau berbaring ketika Anda merasa pusing
Nyalakan lampu yang terang dan nyaman
Pakai bantuan tongkat untuk berjalan bila Anda memiliki risiko tinggi untuk terjatuh
Untuk penanganan yang tepat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab vertigo, jenis pengobatan, serta latihan yang bisa Anda lakukan untuk meringankan gejala atau mengurangi frekuensi vertigo. Jangan lupa untuk istirahat dengan cukup, sering lakukan pijatan ringan di sekitar area kepala, dan minum air putih yang cukup agar peredaran darah tetap lancar.

Serba-serbi Operasi Plastik untuk Wajah

Mendengar istilah bedah plastik atau operasi plastik, pasti Anda langsung mengaitkannya dengan proses mengubah bagian tubuh tertentu agar tampak semakin menarik. Padahal, cabang kedokteran bedah plastik memiliki ruang lingkup yang lebih luas, dan bahkan meliputi fungsi rekonstruksi guna memperbaiki bentuk tubuh yang rusak.

Bedah plastik sendiri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak atau cacat akibat kondisi tertentu, misalnya luka bakar, kecelakaan, tumor, dan penyakit bawaan sejak lahir. Selain memperbaiki bentuk tubuh yang rusak atau cacat, tindakan bedah plastik juga sering dilakukan untuk mengubah bagian tubuh supaya terlihat lebih menarik (kebutuhan estetik).

Memiliki bentuk wajah yang sempurna menjadi idaman tidak hanya milik kaum perempuan saja, bahkan kaum laki-laki pun rela mengeluarkan biaya yang fantastis untuk mendapatkan bentuk wajah yang bisa menambah kepercayaan diri mereka. Bagian wajah mana sajakah yang bisa diperbaiki untuk menunjang penampilan?

Tampilan wajah yang sempurna milik para selebriti Indonesia dan dunia sering menjadi acuan orang-orang terutama kaum perempuan agar mereka tampil lebih percaya diri. Kendati standar kecantikan setiap orang berbeda-beda, tetap saja ada sebagian perempuan yang rela merogoh kocek yang sangat dalam untuk memperbaiki kontur wajah mereka yang mereka anggap belum sempurna.

Baca Juga : Jangan Anggap Sepele Aritmia, Salah Satu Penyebab Kematian Mendadak

Menurut beberapa para ahli bedah plastik di Indonesia, wajah ideal di antaranya memiliki struktur sebagai berikut:

Panjang wajah setara dengan 3 kali panjang hidung
Lebar satu mata sama dengan lebar jarak antara kedua mata
Bibir atas dan bibir bawah memiliki kelebaran yang sama
Alis simetris sesuai dengan garis hidung
Lebar antara garis bawah mata dan garis atas mata, sama dengan lebar antara garis atas mata dan alis
Pangkal alis segaris dengan ujung mata bagian dalam (dekat hidung)
Lebar wajah (melintasi pipi) sama dengan 2 kali panjang hidung
Namun apakah itu menjadi patokan bahwa yang memiliki wajah ideal tersebut tergolong cantik? Belum tentu juga. Menurut salah satu ahli bedah plastik di Indonesia, kecantikan tidak selalu berdasarkan bentuk wajah yang sempurna. “Harmonisasi wajah tidak harus menjadi ukuran bahwa orang itu cantik. Muka yang cantik itu sebenarnya tidak harus berhidung mancung, bermata bulat, berbibir penuh atau berdagu panjang. Orang pesek pun juga bisa terlihat cantik. Itu persepsi dari diri setiap orang. Selama orang itu nyaman dengan penampilannya, maka sebenarnya tidak masalah,”.

BAGIAN WAJAH

Kendati demikian, memang ada beberapa bagian dari wajah yang bisa diubah melalui prosedur bedah plastik agar untuk menunjang penampilan seseorang. Beberapa prosedur bedah plastik yang seringkali dilakukan oleh orang-orang adalah sebagai berikut:

HIDUNG
Operasi hidung (rhinoplasty) adalah salah satu prosedur bedah plastik untuk memperbaiki atau mengubah bentuk hidung. Operasi hidung dilakukan untuk mengubah ukuran hidung, baik mengecilkan ukuran (nose reduction) atau memperbesar ukuran (nose augmentation), mengubah bentuk di bagian pangkal atau puncak hidung, mengubah sudut antara hidung dan bibir atas, memperbaiki bentuk hidung yang disebabkan cacat lahir atau cedera, atau bisa pula untuk membantu memperbaiki masalah pernapasan. Bentuk hidung yang ideal setiap persepsi orang berbeda-beda. “Hidung yang terlalu mancung juga kurang bagus. Hidung cantik itu adalah yang cukup, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu kecil tapi harmonis terhadap komposisi muka kita,” papar salah satu ahli bedah plastik di Indonesia.

Hidung Ideal
Namun jika bicara tentang hidung ideal, menurut salah satu ahli bedah plastik di Indonesia menjelaskan bahwa hidung yang ideal adalah hidung yang harmonis dilihat dari tampak depan dan tampak samping. Dilihat dari tampak depan, maka lebar hidung kurang lebih sama dengan lebar satu mata. Sedangkan tampak samping, biasanya panjang hidung adalah sepertiga panjang wajah. sementara itu untuk tinggi hidung yang ideal, untuk perempuan, sudut dari kening ke nose bridge sebesar 100-110 dan untuk laki-laki sekitar 115-135. Sedangkan sudut antara collumela dengan philturm dan bibir untuk perempuan sebesar 90-95 dan untuk laki-laki sebesar 95-106. “Kalau bertujuan meninggikan hidung dengan memasang implant, semua ada seninya. Untuk perempuan, ditempatkan setelah lekukan di bawah dahi, jangan pas di lekukan hidung agar tidak berpenampilan seperti avatar,” papar salah satu ahli bedah plastik di Indonesia.

Melakukan rhinoplasty atau prosedur bedah lainnya itu bisa diibaratkan dengan menjahit, dokter bedah plastik adalah tukang jahit dan pasien adalah bahannya. “Kalau bahannya kecil jangan minta baju yang besar atau minta gaun malah dibuatkan celana panjang,” ujarnya yang selalu memberi perumpamaan tersebut kepada pasien untuk memudahkan pasien memahami tujuan operasi tersebut. Demikian pula dengan hidung. Jika sudah mancung jangan ditambah lagi dengan implant. “Bisa saja hidungnya sudah mancung tapi karena tip atau puncak hidung yang besar sehingga terlihat tidak mancung. Jadi yang diperbaiki adalah tipnya,” jelasnya kembali.

Prosedur Operasi
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pasien sebelum melakukan prosedur rhinoplasty. Konsultasi dengan dokter bedah plastik untuk mendiskusikan tentang alasan dan tujuan yang ingin dicapai melalui operasi hidung. “Harus sesuai antara harapan si pasien dan dokter. Dokter akan menjelaskan secara detail mengenai manfaat yang dapat diperoleh serta risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pasca operasi hidung,” jelasnya kembali. Selain itu, akan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan penunjang, serta foto wajah pasien sebagai data bentuk hidung sebelum operasi. Pasien juga diminta untuk menghindari konsumsi obat pengencer darah seperti vitamin E, hindari mengonsumsi obat pereda rasa nyeri yang mengandung ibuprofen atau aspirin, selama dua minggu sebelum dan sesudah operasi.

Prosedur operasi yang pertama dilakukan adalah pembiusan, bisa dengan menggunakan bius lokal atau bius umum atau bius total. Operasi hidung dapat dilakukan dengan dua metode operasi, yaitu operasi tertutup dan operasi terbuka. Pada operasi tertutup, sayatan dibuat di dalam hidung. Sementara pada operasi terbuka, sayatan dibuat di bagian luar sekat hidung yang dekat dengan bibir. Kemudian dokter akan melakukan pembentukan kembali struktur hidung. Tahapan ini dilakukan terhadap tulang rawan di bagian septum (sekat antara lubang hidung). Jika hidung terlalu besar, dokter bedah akan membuang sebagian tulang atau tulang rawan dengan cara mengikis tulang. Sedangkan jika hidung terlalu kecil, akan dilakukan prosedur pencangkokan tulang rawan atau pemasangan implan. Jika pasien mengalami septum yang bengkok atau tidak tepat berada di tengah maka dokter bedah akan meluruskannya kembali.

Pasca operasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien selama proses penyembuhan untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan, misalnya seperti hindari aktivitas berat seperti joging atau aerobik, sedikitn pasien ya selama 4-6 minggu, hindari ekspresi wajah tersenyum atau tertawa, mandilah dengan hati-hati agar perban di hidung tidak terkena air, hindari mengenakan kaus, sweter, atau pakaian lain yang harus melalui kepala. Gunakanlah kemeja berkancing depan untuk menghindari sentuhan pada bagian hidung. Komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi hidung, antara lain infeksi, posisi hidung yang miring, pembuluh darah pecah. “Hindari menekan wajah seperti tidur tengkurap,” sarannya.
KELOPAK MATA
Seperti kata pepatah, mata adalah jendela hati. Menurut salah satu ahli bedah plastic lainnya di Indonesia, hal ini sesuai dengan peranan estetika mata dalam mencerminkan daya tarik penting seseorang. “Aging eye yang ditandai dengan kelopak mata yang sudah turun, dan terbentuknya kantung mata terkadang membuat seseorang selalu tampak lelah dan kurang tidur,” papar beliau

Bentuk mata idaman setiap orang berbeda-beda dan bersifat sangat subjektif. Dulu bentuk mata Kaukasian sempat menjadi tren dimana ras Asia menginginkan bentuk kelopak mata yang besar seperti ras kaukasian. Namun, tren belakangan saat ini lebih kepada menyesuaikan dengan karakter Asia dimana double eyelid tetap menjadi pilihan favourit namun dibuat tidak terlalu besar. “Komposisi mata yang ideal itu berbeda-beda setiap ras, baik ras Kaukasian maupun ras Asia. Terdapat hitungan proporsi mata yang menjadi standar rata-rata secara statistik sesuai standar masing-masing ras,” jelasnya kembali.

Mata Ideal
Cantik dan menarik itu memang tergantung dari persepsi orang masing-masing. Karena itu, tidak ada yang yang tidak menarik dari mata sipit ataupun besar. Semuanya menarik, tergantung dari cara seseorang tersebut dalam mempersepsikan menarik atau tidak. “Memang ada pasien yang mengeluh tidak mempunya lipat kelopak dapat dilakukan tindakan pembentukan kelopak mata atas, begitu juga pasien dengan kelopak mata turun dan kantong mata, dapat dilakukan tindakan operatif untuk memperbaikinya dengan operasi kelopak mata atas dan bawah,” sambungnya kembali.

Operasi kelopak mata, yang juga dikenal dengan istilah blepharoplasty, adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan kulit atau mengurangi lemak pada kelopak mata. Tujuan dilakukan tindakan ini selain untuk memperbaiki penampilan, juga untuk memperbaiki lapang pandang. Operasi kelopak mata bisa membuat seseorang terlihat lebih muda. Selain itu, prosedur ini juga bisa memperbaiki kulit yang kendur pada bagian bawah mata atau menghilangkan kantong mata.

Prosedur Operasi
Prosedur Blepharoplasty dapat dikerjakan dengan anestesi lokal dalam waktu sekitar 60 menit. Untuk membuat mata terlihat lebih besar, dokter bedah akan membuat sayatan mengikuti garis bulu mata. Melalui sayatan itu, akan dilakukan pemotongan dan pengangkatan sebagian kulit, otot, dan lemak pada kelopak mata. Dengan begitu, mata secara otomatis akan kelihatan lebih besar dan ada lipatan. Sementara bagi mereka yang ingin menghilangkan kulit kendur di kelopak mata bagian bawah atau kantung mata, ahli bedah akan membuat sayatan yang tidak terlihat di dalam kelopak mata bawah. Untuk memperbaiki jaringan kulit kendur di kelopak mata bagian atas dan bawah pada waktu yang bersamaan, dokter bedah akan mengerjakan bagian atas terlebih dahulu.

Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pasien sebelum dan sesudah melakukan prosedur ini. Pasien disarankan untuk tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, vitamin E, herbal dan jamu yang dapat mengencerkan darah selama 2 minggu sebelum dan sesudah operasi. Selain itu, obat-obat pengencer darah seperti aspirin clopidogrel dan sebagainya perlu dihentikan selama 5 hari sebelum operasi. “Pasien perlu kontrol minimal 1 minggu pasca operasi untuk angkat jahitan dan evaluasi pasca operasi,” ujarnya. Kemudian jika hasil operasi blepharoplasty sendiri sudah dapat dilihat dari semenjak pasca operasi dengan sudah terbentuk lipat kelopak mata, atau hilangnya kantong mata. Namun hasil akhir seperti halnya operasi bedah plastik lainnya dapat dilihat pada bulan ke 3 pasca operasi.
BIBIR
Memiliki bibir berisi dan tebal bagi sebagian besar orang dianggap indah dan seksi. Semakin indah bentuk bibir, semakin indah senyuman seseorang. Karakteristik bibir yang indah adalah bibir bawah yang tebal dengan garis bibir yang jelas. Panjang bibir harus sesuai dengan jarak mata kiri ke kanan dan sudut bibir harus ringan ketika diangkat. “Saat ini, bibir yang penuh dengan batas bibir yang tegas masih menjadi tren,” akunya.

Standar Bentuk Bibir
Bagi mereka yang memliki bibir tipis, penambahan volume bibir dapat membuat bibir menjadi lebih berisi dan sensual. Atau bagi mereka yang mempunyai bibir terlalu tebal, pengurangan volume bibir bisa menjadi salah alternatif yang bisa dilakukan agar tercipta bibir yang ideal. “Tapi standar bibir yang seksi dan menarik tentunya sangat subjektif dan mengikuti tren. Namun bila dicari rujukan statistik standar ukuran bibir masing-masing ras tentunya ada penelitiannya,” paparnya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan menganalisa foto fashion spread yang dimuat dalam majalah Vogue dalam kurun waktu 50 tahun, bibir yang ideal dan paling diinginkan wanita adalah yang lebih tebal di bagian bawah daripada bagian atas. Penelitian yang dilakukan University of California ini menemukan, bentuk bibir yang paling umum dan banyak muncul di majalah adalah yang rasionya 0.68. Artinya, para wanita yang menjadi model Vogue rata-rata memiliki proporsi bibir yang lebih tebal 47 persen di bagian bawah.

Pengurangan Atau Penambahan Volume
Ada dua metode untuk mendapatkan bibir yang indah ,yaitu penambahan volume bibir, ataupun pengurangan volume bibir. Untuk bibir tipis dan asimetris dapat dilakukan tindakan nonoperatif seperti filler maupun augmentasi operatif dengan fat graft maupun penanaman implant. “Filler bibir dapat dilakukan langsung pada saat konsultasi. Caranya, filler diisi pada area bibir yang ingin diaugmentasi. tindakan operatif dapat dilakukan dengan anestesi lokal,” jelasnya.

Prosedur yang dilakukan antara lain dengan cara menyuntikan lemak yang diambil dari tubuh ke bibir biasanya lemak tersebut diambil sebagai bagian dari prosedur liposuction yang dikhususkan untuk pembesaran bibir. Lemak yang diambil biasanya dari perut atau dari bokong. Cara lain adalah dengan menggunakan dermis atau bagian dari kulit yang digunakan sebagai graft. Sedangkan untuk mereka yang memiliki bibir terlalu tebal dapat dilakukan tindakan reduksi bibir atau pengurangan volume bibir. Pada metode ini, jaringan bibir yang dinilai berlebih akan dibuang dengan sayatan di daerah bawah atau atas bibir.

Secara umum, prosedur ini dapat memakan waktu kurang lebih 60 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pembengkakan dan bekas luka yang muncul akan menghilang setelah 7 hari setelah operasi. Pantangan yang harus dijalani pasien sebelum dan sesudah operasi adalah tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, vitamin E, herbal dan jamu yang dapat mengencerkan darah selama 2 minggu. Yang tak kalah penting adalah hindari obat-obat pengencer darah seperti aspirin clopidogrel dan sebagainya perlu dihentikan selama 5 hari sebelum operasi. Sama halnya dengan prosedur bedah pada mata, pasien diwajibkan kontrol minimal 1 minggu setelah operasi untuk mengangkat jahitan dan evaluasi pasca operasi. Hasil maksimal pada operasi bibir terlihat pada bulan ke 3 pasca operasi.
DAGU
Dagu merupakan komponen utama pada bagian bawah wajah sehingga berperan penting dalam penampilan dan harmoni wajah secara keseluruhan. Bentuk dagu yang seimbang dan simetris akan menarik secara estetika. “Dagu juga merupakan faktor utama pembentuk karakter wajah. Sebagai contoh, dagu yang pendek akan menampilkan kesan lembut dan feminin, sedangkan dagu yang menonjol memberi kesan kuat dan tegas,” imbuh dr. Puri Ambar Lestari, Sp. BP-RE.

Standar Bentuk Dagu
Kendati tidak ada patokan yang pasti untuk bentuk dagu yang ideal, tentunya setiap orang terutama kaum perempuan menginginkan memiliki bentuk dagu yang harmonis dengan bentuk wajahnya. “Masyarakat memiliki preferensi yang berbeda mengenai bentuk dagu, dan pilihan ini dapat berubah oleh waktu, bangsa dan ras. Untuk trend dagu yang lancip memang akan memberi tampilan wajah yang lebih tirus, namun tetap harus disesuaikan dengan proporsi wajah,” tambah dr Puri sambil tersenyum.

Diakui dr. Puri, dagu dikatakan indah bila sesuai dan sesuai dengan proporsi wajah sisi atas, tengah dan bawah. Posisi dagu yang ideal adalah apabila sejajar dengan titik puncak hidung. Jika pasien memiliki bentuk dagu yang menurutnya kurang indah atau tidak simetris, maka dokter bedah perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu, untuk memastikan apakah profil dagu tersebut berkesan kurang atau lebih (terlalu menonjol). Chin Augmentation, Mentoplasty, atau operasi pembentukan dagu adalah prosedur pembedahan untuk membentuk kembali dagu, baik dengan penambahan implan atau pengurangan/pengikisan pada tulang.

Menurut dr. Puri, untuk dagu yang kurang menonjol atau tidak simetris, tindakan yang dapat dikerjakan, mulai dari yang sederhana yaitu dengan filler, atau tindakan invasif dengan pemasangan implan atau operasi memotong bagian dagu dan menggeser ke depan dan difiksasi dengan plate. Sedangkan implan dagu merupakan pilihan untuk pasien yang menginginkan profil dagu yang lebih panjang atau lebih maju, disesuaikan dengan kebutuhan pasien, dengan cara yang lebih cepat, relatif sederhana dan memberikan hasil permanen. “Tidak ada standar khusus dalam pemilihan implant dagu, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah pasien memiliki gangguan pada posisi gigitan rahang atas dan bawah (maloklusi),” dr. Puri memberikan penjelasan. Bahan untuk implan dagu yang paling umum digunakan adalah silikon padat, high-density polyethylene (HDPE), Gore-Tex dan hydroxyapatite.

Prosedur dan Efek Samping
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan mendapatkan pemeriksaan secara terperinci dari posisi rahang, tulang-tulang wajah, dan organ serta struktur lain dari wajah. Operasi dilakukan dengan pemotongan secara horizontal dan/atau vertikal dari bagian yang diperlukan untuk mencapat bentuk rahang yang simetris dan seimbang. Bagi mereka yang membutuhkan implan, luka dapat dibuat di dalam mulut ataupun di bawah dagu. Kemudian implan dipasang. Implan yang dipasang dapat dikunci dengan screw, namun adapula yang tidak. Durasi operasi antara 1-2 jam.

Pasien diharuskan berhenti konsumsi vitamin C dan E 1-2 minggu sebelum operasi untuk mengurangi resiko pendarahan. Sebelum dan sesudah operasi, pasien diminta berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol agar proses penyembuhan operasi berjalan baik. Dr. Puri menambahkan, pasca operasi pasien disarankan untuk memakan makanan yang lunak, menjaga kebersihan mulut dan tidak bekerja berat selama 2 minggu. Untuk hasil operasi biasanya akan langsung terlihat, namun akan lebih jelas di atas 1 bulan pasca operasi, setelah bengkak mereda. Pasien akan diminta kontrol perminggu dalam satu bulan pertama, lalu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. “Biasanya ada efek samping dan risiko prosedur seperti gangguan saraf sensoris yang biasanya bersifat sementara, hematom, lekuk antara bibir dan dagu yang dalam, tepi yang ireguler, asimetri dan ptosis dagu,” jelas dr. Puri.
RAHANG
Tak hanya hidung, mata, bibir, dan dagu, rahang juga menjadi salah satu bagian wajah yang menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi satu kesatuan penampilan sesorang. “Sebagai bagian dari penampilan bawah wajah, rahang bawah turut berperan dalam memberi karakter wajah seseorang,” kata dr. Puri. Konsep bentuk rahang yang indah bervariasi di antara kelompok kultur yang berbeda. Tidak ada patokan khusus untuk setiap orang karena bisa saja orang Asia memiliki rahang yang kurang ramping namun tetap terlihat menarik.

Menurutnya, bentuk rahang, terutama pada perempuan Asia, yang ramping dan wajah oval yang banyak diminati sebagian orang karena memberi kesan menarik. “Jika perempuan memiliki rahang kotak, maka akan memberi kesan wajah yang keras, maskulin dan tidak menarik,” ujarnya.

Jaw Contouring
Jika ada orang merasa memiliki bentuk rahang yang kurang indah atau tidak simetris atau bahkan terlalu kotak, dr. Puri menyarankan agar melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter bedah untuk dilakukan pemeriksaan. “Perlu dikenali dengan baik masalah mengenai rahang yang menjadi keluhan pasien. Perlu juga dievaluasi jaringan lunak di atas rahang, seperti otot masseter dan juga buccal fat,” tuturnya.

Jaw Contouring atau pembentukan rahang berguna untuk memperbaiki struktur rahang dengan mereposisi rahang bagian atas(maxilla) dan rahang bagian bawah (mandibula) sehingga akan memberikan hasil proporsi wajah yang seimbang. Untuk memberi efek wajah lebih lembut pada rahang yang kotak dapat dilakukan pemotongan sudut rahang. “Pada pasien dengan bagian bawah wajah yang penuh, pada otot masseter yang tebal dapat dilakukan pemotongan sebagian otot dan juga eksisi buccal fat,” jelasnya lagi.

Prosedur Operasi
Operasi dilakukan dengan pemotongan secara horizontal dan/atau vertikal dari bagian yang diperlukan untuk mencapat bentuk rahang yang simetris dan seimbang. Menurut dr. Puri, luka dapat dibuat di bawah sudut rahang atau dari dalam mulut, lalu area tulang di sudut rahang akan dilakukan pemotongan sesuai desain sebelumnya,” kata dr Puri seraya menambahkan prosedur ini membutuhkan waktu antara 3-5 jam. Efek samping dan risiko yang kemungkinan muncul yaitu komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, hilangnya sensoris di dagu, baik sementara maupun permanen, asimetri, kulit mengendur atau koreksi berlebih.

Seperti prosedur bedah plastiknya lainnya, sebelum dan sesudah operasi, pasien diminta berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol serta berhenti mengkonsumsi vitamin C dan E sebaiknya distop 1-2 minggu sebelum operasi. Pasca operasi pasien disarankan untuk memakan makanan yang lunak atau cair selama 2 minggu pasca operasi, menjaga kebersihan mulut, dan tidak berolah raga berat 3 bulan. “Hasilnya akan terlihat setelah bengkak mereda, sekitar 1 bulan pasca operasi,” kata dr. Puri.

Jangan Anggap Sepele Aritmia, Salah Satu Penyebab Kematian Mendadak

Aritmia merupakan salah satu gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung. Gangguan kesehatan ini menyebabkan detak jantung terasa tidak teratur, bisa lebih cepat atau lebih lambat. Kondisi ini bisa terjadi karena irama jantung yang berfungsi mengatur detak jantung agar tetap normal, tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan.

Gangguan kesehatan pada organ jantung ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Karena Aritmia yang tidak mendapatkan penanganan segera bisa memicu komplikasi yang lebih serius, sehingga memicu gagal jantung.

Baca Juga : Mudah Merasa Lelah dan Perut Sering Kembung? Bisa Jadi Liver Anda Bermasalah!

Gangguan kesehatan ini sangat berkaitan dengan kondisi kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan penyakit arteri koroner. Oleh karena itu, aritmia tidak bisa dianggap sepele karena bisa meningkatkan risiko stroke. Dalam beberapa kasus bahkan menjadi menyebab kematian mendadak.

Gejala yang dapat disebabkan dari aritmia, antara lain:

Rasa berdebar di dada
Pusing;
Sesak napas;
Nyeri dada;
Detak jantung lebih cepat daripada normal (takikardia);
Detak jantung lebih lambat daripada normal (bradikardia);
Kelelahan dan lemas;
Pingsan.
aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti Tidak dapat mengelola stres dengan baik, Kurang tidur, Merokok, Mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan, dan penyalahgunaan NAPZA

Kondisi Aritmia tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi yaitu :

Hipertensi
Diabetes Kelainan katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung
Konsumsi obat pilek atau obat alergi
Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium dan hipomagnesemia
Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
Kelainan katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung

Mudah Merasa Lelah dan Perut Sering Kembung? Bisa Jadi Liver Anda Bermasalah!

Selain menghasilkan zat yang berguna untuk mencerna makanan, fungsi hati atau liver adalah melakukan proses detoksifikasi zat-zat hasil metabolisme tubuh.. Maka dari itu, jika terjadi kerusakan pada liver, berbagai gejalanya tentu dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Jika Anda akhir-akhir ini mudah sekali merasa lelah dan sering mengalami perut kembung, bisa jadi itu merupakan sebuah tanda liver Anda bermasalah. Jangan sepelekan gejala penyakit liver dan simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Penyebab penyakit liver dan jenis penyakit liver

Penyebab penyakit liver bisa berasal dari infeksi oleh virus atau parasit. Sejauh ini, virus yang sering menyebabkan penyakit liver adalah virus Hepatitis B dan Hepatitis C. Dampak jangka panjang penyakit hepatitis ini adalah sirosis hati dimana jaringan hati berubah menjadi jaringan parut dan mengalami gangguan fungsi serta dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi.

Baca Juga : Pahami Trauma Toraks dan Penjelasannya

Jenis penyakit liver sangat beragam. Hingga saat ini, penyakit liver yang sudah teridentifikasi mencapai sekitar 100 jenis penyakit dengan penyebab yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya adalah penyakit liver terkait alkohol, perlemakan hati, hepatitis, penyakit liver kolestasis, penyakit liver yang diturunkan, dan kanker hati.

Gejala penyakit liver

Gejala yang dialami sangat beragam, tergantung pada tingkat keparahan penyakit liver itu sendiri. Namun, berikut beberapa tanda penyakit liver yang sering dirasakan penderitanya:

Kulit dan mata menguning / penyakit kuning
Sering merasa kelelahan
Warna urin berubah menjadi gelap
Mual dan muntah
Nyeri perut bagian atas
Pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai, atau perut
Feses berwarna pucat, hitam, atau ada darah
Cara mengatasi penyakit liver

Bagi sebagian orang terutama yang terdiagnosis perlemakan hati, perubahan gaya hidup saja sudah dapat mengendalikan berbagai gejala penyakit liver. Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah seperti berhenti mengonsumsi alkohol serta menjaga berat badan ideal.

Untuk penyakit liver yang disebabkan oleh virus hepatitis, pasien dapat diobati dengan obat antivirus.

Pada kasus kanker hati, pilihan pengobatan mencakup pembedahan, radiologi intervensi, transplantasi hati serta kemoterapi. Semua jenis pengobatan disesuaikan dengan diagnosis, tingkat keparahan penyakit liver serta fungsi hati.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang penyakit liver, gejalanya, cara penanganannya. Apabila Anda telah mengalami beberapa gejala penyakit liver seperti yang tertera di atas, dan telah berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, segera kunjungi dokter di rumah sakit terpercaya. Jangan pernah sepelekan gejala yang muncul.

Pahami Trauma Toraks dan Penjelasannya

Toraks adalah rongga dada, yang terdiri dari tulang, otot, pembuluh darah besar dan organ dalam seperti paru-paru dan jantung. Trauma toraks merupakan jenis trauma kedua tersering dan memiliki mortalitas yang sangat tinggi. Trauma toraks bisa disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Trauma pada toraks bisa menyebabkan pneumothorax, hemothorax ataupun fraktur costae.

Pneumotoraks adalah kumpulan udara didalam rongga pleura. Pleura adalah suatu lapisan tipis yang melapisi paru-paru. Pada keadaan normal, didalam rongga pleura hanya terdapat sedikit cairan untuk melumasi paru-paru. Pneumotoraks bisa disebabkan oleh trauma tumpul, trauma tajam dengan atau tanpa luka terbuka pada dinding dada. Pneumotoraks merupakan suatu kegawatdaruratan yang dapat menyebabkan kematian. Udara yang terperangkap pada rongga pleura dapat menekan paru-paru sehingga membuat paru kolaps dan menjadi sulit bernapas. Udara yang terperangkap jika tidak dikeluarkan lama-kelamaan bisa menekan jantung dan pembuluh darah besar yang bisa menyebabkan syok obstruktif, dengan kata lain mengganggu pompa darah sehingga aliran darah ke jaringan tubuh berkurang.

Baca Juga : Pola Makan dan Menu Diet Penderita Diabetes dengan Hipertensi

Hemotoraks adalah kumpulan darah dalam rongga pleura. Perdarahan bisa terjadi akibat lesi pada pembuluh darah arteri dinding dada, lesi pada jaringan paru, maupun patah tulang iga. Gejala yang ditimbulkan hemotoraks mirip dengan gejala dari pneumotoraks. Darah yang terperangkap dalam rongga pleura dapat menekan organ dalam sehingga menimbulkan sesak, dan perdarahan yang terus berlangsung dapat membuat pasien dalam keadaan syok hemoragik/ syok akibat perdarahan.

Penanganan pada kasus pneumotoraks dan hemotoraks adalah dengan dipasang WSD (Water Sealed Drainage)/ Chestube. WSD merupakan suatu tindakan pemasangan tube/selang di rongga toraks yang dihubungkan ke dalam suatu botol untuk mengeluarkan udara, darah ataupun cairan. Pemasangan WSD merupakan tindakan minimal invasif yang mudah dilakukan dan bisa mencegah perburukan dari kasus pneumotoraks ataupun hemotoraks.

Fraktur Costae atau bisa disebut juga patah tulang iga juga merupakan salah satu kasus akibat trauma. Gejala yang ditimbulkan dari fraktur costae adalah nyeri. Fraktur costae juga dapat menyebabkan terjadinya pneumotoraks, hemotoraks ataupun laserasi dari jaringan paru. Penanganan fraktur costae adalah dengan operasi fiksasi internal dengan plate dan screw. Pemasangan plate dan screw pada fraktur costae dapat mempercepat penyembuhan dan meminimalisir rasa nyeri yang timbul akibat fraktur.

Kasus fraktur costae yang tidak dilakukan pemasangan plate and screw maka penyembuhan akan semakin lama dan tidak ada yang meminimalisir rasa nyeri yang muncul setiap menarik nafas, juga penudaan produktifitas.

Karena organ yang terkena pada trauma ini merupakan organ yang sangat penting, yaitu fungsi pernafasan dan peredaran darah, maka penangan yang cepat dan tepat akan menghasilkan kesembuhan yang lebih baik, dan memperbaiki kualitas hidup.

Pola Makan dan Menu Diet Penderita Diabetes dengan Hipertensi

Dua dari tiga orang dengan diabetes diketahui memiliki hipertensi. Jika Anda salah satu orang yang memiliki kedua penyakit ini, jangan khawatir. Selain menjalani pengobatan, Anda perlu menerapkan pola makan yang tepat, yakni bijak dalam memilih menu makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi.

Pola makan dan menu makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi
Jika Anda mengidap diabetes sekaligus hipertensi, perawatannya tidak hanya minum obat saja.

Kedua penyakit ini sangat berkaitan erat dengan gaya hidup, misalnya konsumsi makanan tinggi gula atau makanan tinggi garam. Kebiasaan ini bisa memicu gejala diabetes maupun gejala hipertensi kambuh.

Baca Juga : Berbagai Pilihan Obat Diabetes yang Biasa Diresepkan Dokter

Itulah sebabnya, Anda perlu mengubah gaya hidup jadi lebih sehat dan sesuai dengan kondisi yang Anda miliki.

1. Perbanyak asupan serat
Pola makan diabetes dan hipertensi haruslah diperkaya dengan menu makanan berserat tinggi.

Serat tidak mudah dicerna tubuh sehingga melancarkan sistem pencernaan tanpa menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Inilah mengapa makanan tinggi serat umumnya dapat membantu mengontrol gula darah tetap stabil, mencegah sembelit, menurunkan kolesterol, serta mengatasi berbagai masalah gangguan pencernaan.

Serat banyak ditemukan pada makanan nabati seperti buah, sayur, dan bijian-bijian. Itu sebabnya, jangan lupa selalu tambahkan asupan serat ke dalam makanan yang Anda konsumsi sehari-hari.

Untuk biji-bijian, target Anda adalah untuk makan tiga sampai lima porsi biji-bijian setiap hari, dan setidaknya setengah dari porsi biji-bijian tersebut adalah gandum utuh.

Untuk menu diet untuk penderita diabetes dan hipertensi, Anda bisa menyiapkan menu makanan berikut ini.

Setengah gelas nasi merah.
Setengah gelas sayur matang.
Dua potong ukuran kecil daging ayam tanpa kulit.
Lengkapi juga dengan satu buah pisang untuk cuci mulut.

2. Mengatur isi piring
pola makan menu makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi
Sumber: National Health Institute
Untuk mengatur isi pring, penderita diabetes dan hipertensi bisa meniru konsep makan model T. Coba Anda perhatikan gambar di atas, garis pembatas jenis makanannya membentuk huruf T.

Isilah setengah piring Anda dengan pisang dan sayur tumis brokoli. Kemudian, seperempat bagian diisi dengan protein tanpa lemak seperti ikan panggang, kacang, atau ayam.

Lalu, seperempat sisanya diisi dengan nasi merah atau makanan pengganti nasi lainnya. Menu makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi bisa Anda kreasikan sesuai selera agar Anda tidak bosan.

Jangan hanya mengandalkan menu makan yang itu-itu saja karena zat gizi yang didapat jadi tidak bervariasi.

Di lain sisi, Anda juga akan bosan dan dikhawatirkan malah melampiaskan diri makan makanan yang tidak sehat.

2. Menggunakan bumbu yang baik
Selanjutnya, yang perlu Anda perhatikan adalah penggunaan garam dalam makanan karena penyakit tekanan darah tinggi yang dimiliki.

Anda tidak boleh mendapatkan lebih dari 1.500 miligram natrium per hari, yaitu kurang dari satu sendok teh garam untuk seluruh makanan yang Anda konsumsi dalam sehari.

Ketimbang menggunakan garam, bumbui masakan Anda dengan jeruk nipis, bawang putih, jahe, cabai, oregano, atau jinten untuk memperkaya rasanya.

Selain membuat makanan lebih nikmat, penggunaan rempah-rempah tersebut juga akan memberikan manfaat kesehatan untuk Anda.

Selain garam, sebaiknya juga tidak menggunakan tambahan gula. Ini karena pengidap diabetes perlu membatasi asupan kalorinya maksimum 1500 kkal per hari.

Nah, kalori ini tidak hanya didapat dari gula saja, tapi juga makanan lain, seperti daging, buah, dan sayur. Jika ditambah dengan tambahan gula dikhawatirkan bisa melebihi asupan gula untuk diabetes yang disarankan.

Jadi, pastikan menu makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi baiknya dibuat sendiri sehingga Anda bisa mengatur banyaknya garam dan gula yang digunakan.

4. Batasi kopi
Kafein dapat meningkatkan gula darah dan tekanan darah. Oleh karena itu, jika Anda memang penggemar kopi, aturan sehat dalam mengonsumsinya perlu dipahami.

Jika Anda memiliki gula darah atau tekanan darah yang tinggi setelah minum kopi, batasi asupan kafein Anda menjadi 200 miligram, sekitar 2 cangkir kopi per hari.

Hindari cara menyeduh kopi menggunakan french press atau espresso, namun pilihlah kopi yang dibuat dengan kertas filter.

Kertas filter akan menyerap senyawa berminyak di biji kopi yang disebut cafestol, yang dapat meningkatkan kolesterol.

Anda juga dapat mempertimbangkan untuk beralih ke kopi tanpa kafein karena beberapa penelitian menunjukkan hal itu dapat mengurangi gula darah.

15 Pilihan Makanan dan Minuman untuk Diabetes, Plus Menunya!
Memiliki diabetes membuat Anda perlu memperhatikan asupan makanan sehari-hari. Sembarangan makan justru bisa memperparah penyakit diabetes. Memilih makanan yang baik untuk kestabilan gula darah menjadi kunci utama agar penderita diabetes bisa hidup sehat. Lantas, apa saja makanan yang aman dan sehat untuk penderita diabetes? Cek daftarnya berikut ini. Pilihan makanan yang baik untuk diabetes Makanan mengandung glukosa yang […]

5. Pentingnya asupan kalium
Tidak cuma gula dan garam yang perlu diperhatikan makanan untuk penderita diabetes dan hipertensi. Salah satunya mineral, yakni kalium juga perlu terpenuhi asupan hariannya.

Kalium dapat mengurangi efek sodium yang dapat membantu mengendalikan tekanan darah.

Pisang baik untuk penderita diabetes dan menjadi sumber kalium yang menyehatkan penderita hipertensi.

Begitu juga melon, brokoli, wortel mentah, kacang, kentang, roti gandum, dan kacang-kacangan.

Namun, pada penderita yang mengalami komplikasi diabetes, seperti nefropati diabetik, terlalu banyak kalium justru dapat membuat masalah ginjal menjadi lebih buruk.

Tanyakan pada dokter jika perlu untuk membatasi berapa banyak kalium yang Anda perlukan, agar pola makan untuk diabetes dan hipertensi yang Anda terapkan tidak salah.

6. Kurangi alkohol
Walaupun disebutnya pola makan, sebenarnya tidak cuma makanan yang diperhatikan saja untuk penderita diabetes dan hipertensi.

Bir, wine, dan cocktail juga mengandung gula dan akan menyebabkan kadar gula darah, tekanan darah, serta trigliserida meningkat.

Tidak hanya itu, alkohol juga merangsang nafsu makan dan dapat menyebabkan Anda makan berlebihan.

Untuk itu, membatasi semua jenis minuman tersebut adalah kuncinya.

Bagi pria, Anda harus membatasi diri menjadi maksimal 2 gelas alkohol per hari. Sementara wanita, batasi konsumsi alkohol maksimal 1 gelas per hari.

7. Hindari makanan tinggi lemak

Hindari lemak trans alias minyak terhidrogenasi parsial yang ditemukan dalam makanan yang digoreng dan dipanggang.

Selain itu, jangan lupa batasi asupan lemak jenuh, yang sebagian besar ditemukan di potongan lemak daging dan produk susu lemak.

Ini karena keduanya dapat meningkatkan kolesterol yang menyebabkan penyakit jantung.

Sesekali, Anda boleh saja mengonsumsi makan tak sehat. Hanya saja, pastikan Anda mengontrol porsinya.

Jika Anda ingin makan es krim, Anda bisa memesan yang ukuran kecil. Ingin makan kue? Bagi dualah dengan pasangan atau teman Anda.

Bagaimana saat makan di restoran fast food? Jangan pesan kentang goreng dan gantilah dengan salad.

Berbagai Pilihan Obat Diabetes yang Biasa Diresepkan Dokter

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Namun, gejala diabetes dan keparahan kondisinya masih dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat diabetes yang tepat.

Beragam pilihan obat diabetes melitus dari dokter
Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang pasti membutuhkan suntik insulin, diabetes tipe 2 umumnya dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup sehat diabetes, seperti mengatur pola makan dan rutin olahraga.

Baca Juga : Vitamin E, Nutrisi yang Berguna untuk Cegah Kerusakan Sel Karena Radikal Bebas

Namun dalam beberapa kasus, terutama ketika kadar gula darah yang tinggi sulit dikendalikan hanya dengan menjaga pola makan, pengobatan diabetes butuh dibantu dengan penggunaan obat-obatan, termasuk terapi insulin.

Secara umum, golongan obat diabetes memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda.

Namun, fungsinya tetap sama, yaitu membantu mengendalikan kadar gula darah sekaligus menekan risiko komplikasi penyakit kencing manis.

Berikut ini adalah beberapa golongan obat untuk diabetes yang biasanya direkomendasikan dokter.

1. Metformin (biguanid)

Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan biguanid adalah metformin.

Ini adalah obat kencing manis generik yang paling sering diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 2.

Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Dengan begitu, tubuh bisa menggunakan insulin lebih efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.

Obat metformin generik untuk kencing manis tersedia dalam bentuk pil. Namun, metfomin juga memiliki efek samping seperti mual, diare, dan penurunan berat badan.

Efek samping tersebut dapat hilang ketika tubuh mulai beradaptasi dengan penggunaan obat diabetes ini.

Biasanya, dokter akan mulai meresepkan obat oral atau injeksi lainnya sebagai kombinasi jika metformin saja tidak cukup membantu dalam mengendalikan kadar gula dalam darah.

2. Sulfonilurea
Selain metformin, golongan obat generik untuk diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah sulfonilurea.

Sulfonilurea membantu mengendalikan gula darah dengan cara merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi.

Umumnya, obat golongan sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk pasien diabetes tipe 2.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak menggunakan obat ini karena pada dasarnya tubuh mereka tidak atau kurang memproduksi insulin.

Berikut ini adalah contoh obat diabetes golongan sulfonilurea.

Glibenclamide
Glimepiride
Gliclazide
Glipizide
Glimepiride
Obat generik untuk diabetes melitus ini dapat menimbulkan efek hipoglikemia atau kondisi menurunnya gula darah dengan cepat.

Oleh karenanya, bila Anda diresepkan obat kencing manis ini oleh dokter, Anda harus menerapkan jadwal makan yang teratur.

3. Meglitinide

Obat diabetes golongan meglitinide bekerja seperti sulfonilurea, yaitu merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin.

Bedanya, obat untuk diabetes melitus ini bekerja lebih cepat. Durasi efeknya pada tubuh juga lebih pendek dari pada obat golongan sulfonilurea.

Repaglinide dan nateglinide adalah contoh dari obat golongan meglitinide.

Salah satu efek samping yang muncul dari minum obat golongan meglitinide adalah gula darah rendah dan penambahan berat badan.

Konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan saran terbaik bagi kondisi Anda.

4. Thiazolidinediones (glitazone)
Thiazolidinediones atau juga dikenal dengan obat golongan glitazone juga kerap diberikan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Obat ini bekerja dengan cara membantu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin.

Selain mengendalikan gula darah, obat ini juga membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki metabolisme lemak dengan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.

Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan obat diabetes melitus ini.

Mengutip dalam laman Mayo Clinic, obat kencing manis ini juga dikaitkan dengan efek samping lain yang lebih serius, seperti risiko gagal jantung dan anemia.

Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan glitazone (thiazolidinediones) ini adalah pioglitazon

5. Inhibitor DPP-4 (gliptin)

Inkretin merupakan hormon di saluran pencernaan yang bekerja memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin ketika kadar gula darah naik.

Normalnya, inkretin yang dihasilkan tubuh pada akhirnya akan dinonaktifkan oleh enzim DPP-4.

Inhibitor dipeptidil peptidase-4 (inhibitor DPP-4) atau dikenal juga dengan golongan gliptin adalah obat generik untuk diabetes melitus.

Obat gliptin ini bekerja dengan cara menghambat enzim DPP-4 sehingga inkretin tubuh akan dapat bertahan lebih lama.

Selain itu, obat kencing manis ini dapat membantu mengurangi pemecahan glukosa di hati sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi.

Walaupun biasanya obat diabetes tidak mempengaruhi berat badan, gliptin mempunyai sedikit efek menekan rasa lapar sehingga bermanfaat untuk pasien diabetes yang tidak ingin berat badannya bertambah naik.

Berikut ini adalah beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini.

Sitagliptin
Saksagliptin
Linagliptin
Vildagliptin
Alogliptin
Sayangnya, beberapa laporan mengaitkan obat ini dengan risiko pankreatitis atau radang pada pankreas.

Maka dari itu, informasikan kepada dokter seluruh kondisi kesehatan yang Anda miliki, terutama jika memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan pankreas.

6. Agonis reseptor GLP-1 (inkretin mimetik)
Agonis reseptor GLP-1 (golongan obat inkretin mimetik) diresepkan dokter jika obat-obatan diabetes melitus seperti yang sudah disebutkan di atas belum mampu mengontrol kadar gula darah.

Obat kencing manis ini diberikan melalui suntikan maupun oral.

GLP-1 merupakan salah satu jenis hormon inkretin yang dihasilkan tubuh.

GLP-1 bekerja dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas setelah makan. Obat agonis reseptor GLP-1 bekerja dengan cara meniru kerja GLP-1 tersebut.

Hormon inkretin dapat merangsang pelepasan insulin setelah makan sehingga meningkatkan produksi insulin dan menurunkan glukagon.

Nah, glukagon bekerja dengan cara merangsang hati mengeluarkan cadangan glukosa saat tubuh sedang kekurangan glukosa, misalnya saat berpuasa.

Obat diabetes ini juga membantu memperlambat pencernaan sehingga mencegah lambung cepat kosong dan menahan nafsu makan.

Berikut ini contoh obat kencing manis golongan agonis reseptor GLP-1.

Exanatide
Semaglutide
Albiglutide
Liraglutide
Dulaglutide
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan semaglutide dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang berisiko tinggi terhadap kedua kondisi tersebut.

Efek samping obat kencing manis ini termasuk mual, muntah, dan kenaikan berat badan.

Bagi beberapa orang, obat kencing manis ini dapat meningkatkan risiko pankreatitis.

7. Inhibitor SGLT2

Sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) adalah inhibitor golongan baru yang juga sering digunakan dalam pengobatan diabetes.

Golongan obat diabetes melitus ini bekerja dengan mengurangi penyerapan kembali glukosa dari ginjal ke dalam darah.

Dengan begitu, glukosa akan dikeluarkan melalui urine sehingga gula yang menumpuk atau beredar di dalam darah akan berkurang.

Jika diimbangi dengan diet yang benar serta program latihan fisik yang rutin, obat golongan ini efektif membantu mengendalikan gula darah yang tinggi pada pasien dengan diabetes tipe 2.

Dokter biasanya tidak akan memberikan obat ini bagi mereka yang memiliki diabetes tipe 1 dan diabetes ketoasidosis.

Berikut adalah beberapa contoh obat kencing manis golongan inhibitor SGLT2.

Dapagliflozin
Canagliflozin
Empagliflozin

8. Inhibitor alfa-glukosidase
Tidak seperti kebanyakan jenis obat diabetes lainnya, golongan obat inhibitor alfa-glukosidase tidak memberikan efek langsung pada sekresi atau sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Sebaliknya, obat ini memperlambat pemecahan karbohidrat yang terdapat dalam makanan bertepung.

Alfa-glukosidase sendiri merupakan salah satu enzim yang memecah karbohidrat menjadi partikel gula lebih kecil, yakni glukosa, yang kemudian diserap oleh organ dan digunakan sebagai energi.

Saat penyerapan karbohidrat melambat, perubahan zat pati (tepung) dalam karbohidrat juga menjadi lebih lambat.

Hal ini memungkinkan proses perubahan pati menjadi glukosa berjalan perlahan-lahan.

Hasilnya, kadar gula darah menjadi lebih stabil. Obat golongan ini akan memiliki efek terbaik jika diminum sebelum makan.

Beberapa obat diabetes yang masuk ke dalam golongan inhibitor alfa-glukosidase adalah acarbose dan miglitol.

Konsumsi obat kencing manis ini tidak menyebabkan gula darah rendah atau berat badan bertambah.

Namun, penggunaan obat ini bisa membuat Anda sering membuang gas dan mengalami efek samping masalah pencernaan.

Jika sering mengalaminya segera konsultasikan ke dokter untuk menyesuaikan dosis yang lebih aman.

9. Terapi insulin

Kadar gula darah pengidap diabetes dapat dikendalikan dengan menerapkan pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.

Namun bagi orang dengan diabetes tipe 1, terapi insulin merupakan cara andalan untuk mengendalikan penyakitnya karena pankreas mereka tidak lagi bisa memproduksi insulin.

Pengidap diabetes tipe 1 wajib menggunakan insulin, sedangkan pasien diabetes tipe 2 masih memungkinkan menggunakan obat penurun gula darah terlebih dahulu.

Meski begitu, orang dengan diabetes tipe 2 kadang juga memerlukan terapi insulin.

Mereka perlu terapi insulin karena sekalipun pankreasnya masih dapat menghasilkan hormon insulin, tubuh tidak bisa merespons insulin yang dihasilkan secara optimal.

Biasanya dokter meresepkan terapi insulin bagi pasien diabetes tipe 2 yang tidak berhasil mengendalikan gula darahnya lewat perubahan gaya hidup dan pengobatan oral.

Terdapat beberapa jenis insulin tambahan yang digunakan untuk pengobatan diabetes.

Berikut adalah jenis insulin dibedakan berdasarkan kecepatan kerjanya.

Insulin kerja cepat (rapid-acting insulin).
Insulin reguler (short-acting insulin).
Insulin kerja sedang (intermediate acting insulin).
Insulin kerja lama (long-acting insulin).

Manfaat Omega 3 untuk kesehatan tubuh

Vitamin E, Nutrisi yang Berguna untuk Cegah Kerusakan Sel Karena Radikal Bebas

Ada banyak sekali jenis nutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya adalah vitamin yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah kecil. Sayangnya, senyawa organik tersebut tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga kebutuhannya harus bisa dicukupi melalui makanan. Contohnya adalah vitamin E yang dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan yang bertugas melindungi sel-sel tubuh dari serangan radikal bebas.

Secara alami, kebutuhan tubuh akan vitamin ini dapat dipenuhi dengan rutin mengonsumsi kacang, minyak sayur, dan jenis biji-bijian. Akan tetapi, karena kondisi kesehatan tertentu dan gaya hidup yang tidak sehat, termasuk terkait kebiasaan mengonsumsi makanan, beberapa orang tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuhnya akan vitamin ini.

Baca Juga : Ketahui Apa Itu Turun Berok atau Hernia, dan Cara Tepat Menanganinya

Alhasil, mereka disarankan untuk mengonsumsi suplemen ini secara rutin dengan dosis dan aturan pakai tertentu. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan suplemen vitamin E, manfaat, dan cara menggunakannya? Nah, jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kamu temukan di penjelasan berikut ini.

Apa Itu Vitamin E?

Sebagai salah satu jenis vitamin, vitamin E adalah nutrisi yang penting dibutuhkan tubuh. Fungsinya adalah sebagai antioksidan yang melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Tidak hanya itu, senyawa tokoferol yang terkandung pada vitamin ini juga memiliki sifat fat soluble, alias larut di dalam lemak.

Seperti yang telah disebutkan di atas, kebutuhan vitamin ini dapat dipenuhi dengan konsumsi makanan tertentu, tetapi karena gaya hidup seseorang bisa mengalami defisiensi vitamin E. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, kondisi tersebut tentu bisa berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti cystic fibrosis atau abetalipoproteinemia. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, tak sedikit orang mencukupi kebutuhan nutrisi tersebut dengan mengonsumsi suplemen.

Deskripsi Suplemen Vitamin E

Suplemen vitamin E adalah produk kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh seseorang yang tak mampu mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin tersebut secara alami. Tergolong sebagai obat bebas, kamu boleh mengonsumsi suplemen ini tanpa resep dari dokter. Manfaat dari suplemen ini adalah mencegah dan juga mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin E serta penyakit cystic fibrosis.

Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak. Meski begitu, pada ibu hamil, penggunaan suplemen ini perlu dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Hal serupa juga perlu dilakukan bagi ibu menyusui karena vitamin ini mampu terserap dalam ASI.

Hal yang Wajib Diperhatikan saat Akan Menggunakan Suplemen Vitamin E
Sebelum mengonsumsi suplemen ini, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai alergi terhadap vitamin E.
Konsultasikan dulu dengan dokter penggunaan obat ini jika menderita diabetes, retinitis pigmentosa, kekurangan vitamin K, kelainan darah, hemofilia, anemia, maupun masalah pembekuan darah.
Beri tahu dokter terkait pemakaian suplemen vitamin ini apabila pernah menderita stroke, penyakit ginjal, maupun liver.
Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan vitamin ini jika sedang mengonsumsi obat, produk herbal, atau suplemen lain.
Konsultasikan dulu dengan dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui sebelum mengonsumsi vitamin ini.
Konsultasikan dulu dengan dokter terkait penggunaan atau penghentian penggunaan vitamin ini saat akan melakukan prosedur medis maupun operasi tertentu.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi maupun overdosis pasca mengonsumsi suplemen ini.
Aturan Pakai dan Dosis Vitamin E
Aturan pakai dan dosisnya pada dasarnya ditentukan dokter dengan menyesuaikan kondisi kesehatan pasien, jenis suplemen, serta usia. Namun, secara umum, dosis pemakaiannya tergantung dari tujuan penggunaannya adalah sebagai berikut.

Untuk Mengatasi Defisiensi Vitamin E
Dosis penggunaan vitamin E untuk mengatasi kondisi kesehatan ini pada orang dewasa adalah sekitar 40 sampai 50 mg setiap hari. Sementara itu, pada bayi dengan usia kurang dari 1 bulan dosisnya adalah 10 mg per kgBB per hari dan untuk anak usia di atas 1 bulan hingga 18 tahun adalah 2 sampai 10 mg per kgBB setiap hari.

Untuk Menangani Abetalipoproteinemia
Untuk menangani abetalipoproteinemia, dosis penggunaan suplemen ini pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg setiap hari. Sementara itu, dosis penggunaan pada bayi usia kurang dari 1 bulan adalah 100 mg per kgBB per hari dan untuk anak usia di atas 1 bulan hingga 18 tahun adalah 50 sampai 100 mg per kgBB setiap hari.

Sebagai Suplemen untuk Menangani Cystic Fibrosis
Untuk menangani cystic fibrosis, dosis penggunaan suplemen ini pada orang dewasa adalah 100 sampai 200 mg setiap hari dan 50 mg per hari untuk anak umur 1 bulan hingga 1 tahun. Untuk anak umur 1 tahun hingga 12 tahun, dosisnya adalah 100 mg per hari dan untuk anak umur 12 sampai 18 tahun adalah 200 mg per hari.

Fungsi Vitamin E

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit sebelumnya, fungsi vitamin E yang utama adalah antioksidan yang menangkal radikal bebas untuk menyerang sel tubuh. Tanpa ditangkal, radikal bebas dapat menyebabkan beragam penyakit kronis, seperti kanker serta masalah pada jantung.

Tidak hanya itu, vitamin ini juga berguna untuk menjaga kesehatan mata dan keseimbangan sistem hormon. Dengan sistem hormon yang seimbang, sistem saraf dan endokrin pun turut terjaga, juga mencegah masalah berat badan mudah meningkat, sakit perut karena menstruasi, infeksi pada saluran kemih, sampai gejala kecemasan dan alergi.

Manfaat penting lainnya dari vitamin ini adalah menunjang masa kehamilan serta perkembangan janin sehingga perlu dikonsumsi oleh ibu hamil. Terakhir, fungsi vitamin E adalah mencegah risiko terkena penyakit Alzheimer karena mengandung tokotinerol yang memiliki sifat anti inflamasi. Manfaat tersebut juga didukung dari peran vitamin ini yang mampu memperlambat penurunan kinerja otak dan kehilangan memori.

Cara Tepat Mengonsumsi Vitamin E
Pastikan untuk membaca aturan pakai yang tercantum pada kemasan produk sebelum menggunakan suplemen ini. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu jika kamu mempunyai kondisi kesehatan atau riwayat penyakit tertentu saat akan mengonsumsi suplemen tersebut.

Perlu diingat jika penggunaan suplemen ini dilakukan saat kebutuhan tubuh akan vitamin E tidak tercukupi dari asupan makanan alami. Guna mengoptimalkan penyerapannya di dalam tubuh, usahakan untuk mengonsumsi suplemen ini sesudah makan maupun ketika makan. Terkait penyimpanannya, letakkan vitamin ini pada tempat yang sejuk, jauh dari sinar matahari, serta tidak dapat dijangkau anak-anak maupun hewan peliharaan.

Interaksi Vitamin E saat Dikonsumsi Bersama Obat Lain
Selayaknya suplemen vitamin lainnya, vitamin ini mampu menimbulkan interaksi saat dikonsumsi bersama dengan obat jenis lain, sebagai berikut.

Meningkatkan risiko perdarahan saat dikonsumsi bersamaan dengan warfarin atau jenis obat pengencer darah lainnya.
Menurunkan penyerapan vitamin E saat dikonsumsi bersama dengan colestipol, orlistat, atau cholestyramine.
Menurunkan efektivitas dari suplemen vitamin B3, ketoconazole, maupun suplemen zat besi.
Tentunya, agar tak berisiko mengalami interaksi obat yang berbahaya bagi kondisi kesehatan, selalu konsultasikan terlebih dulu penggunaan suplemen ini jika kamu tengah aktif mengonsumsi obat lainnya.

Efek Samping Vitamin E
Secara umum, penggunaan suplemen ini tidak akan menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dengan dosis atau cara yang sesuai. Meski begitu, jika berlebihan, mengonsumsi vitamin ini mampu menimbulkan beberapa efek samping, seperti diare, mual, pusing, lelah berlebihan, penglihatan kabur, hingga nyeri perut. Jika gejala efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau bahkan bertambah parah, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter agar bisa segera ditangani.

Harga Vitamin E
Harga vitamin E berada di kisaran Rp30.000 tergantung dari jenis dan jumlahnya. Namun, ada pula yang dibanderol dengan harga ratusan ribu karena memang dilengkapi dengan nutrisi dan kandungan penting lainnya bagi tubuh. Jadi, dengan harga yang terbilang terjangkau tersebut, masalah kekurangan vitamin ini pada tubuh bisa diatasi asal dikonsumsi dengan cara dan dosis yang tepat.

Ketahui Apa Itu Turun Berok atau Hernia, dan Cara Tepat Menanganinya

Kebanyakan dari kamu mungkin tak asing lagi dengan masalah kesehatan yang dikenal dengan istilah turun berok. Hernia, bahasa medis dari turun berok, tergolong sebagai penyakit yang mampu menimbulkan masalah kesehatan serius jika tidak tertangani dengan tepat. Hanya saja, belum banyak orang yang mengetahui fakta tersebut dan malah menganggap sepele penyakit ini.

Benar saja jika penyakit turun berok umumnya tidak membahayakan hingga mengancam nyawa penderitanya. Meski begitu, kondisi tersebut tidak dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis yang tepat. Bahkan, tak jarang kasus turun berok hanya bisa diatasi melalui prosedur operasi dan wajib dilakukan guna mencegah risiko terjadinya komplikasi berbahaya.

Baca Juga :  Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Nah, agar kamu lebih paham tentang penyakit turun berok, jenis, gejala, penyebab, dan cara tepat menanganinya, penjelasan berikut ini layak untuk disimak.

Apa Itu Turun Berok?
Turun berok adalah jenis penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali orang dewasa atau bayi sekalipun. Turun berok adalah masalah kesehatan dengan kondisi organ di dalam tubuh menjadi menonjol pada dinding otot maupun jaringan sekitarnya. Bagian dari organ tersebut mencuat melalui jaringan atau area otot yang menjadi lemah sehingga menyebabkan munculnya benjolan atau tonjolan.

Biasanya, hernia atau turun berok muncul di perut, lebih tepatnya di antara pinggul dan dada. Pada beberapa kasus, benjolan akibat turun berok juga bisa muncul di area paha serta pangkal paha bagian atas.

Jenis-Jenis Turun Berok

Jenis penyakit turun berok dibedakan berdasarkan lokasinya. Berikut adalah jenis-jenis dari penyakit turun berok atau hernia.

Hernia Inguinalis
Ciri utama dari hernia inguinalis adalah munculnya usus pada lubang di sekitar pangkal paha atau bagian bawah perut yang disebut sebagai saluran inguinalis.

Hernia jenis ini memiliki sedikit perbedaan pada pria dan wanita. Saluran inguinalis pada pria merupakan jalur masuk dari skrotum dan perut melalui saluran sperma. Di sisi lain, saluran inguinalis pada wanita membentuk jalur ke arah jaringan ikat penopang rahim. Karena itu, area hernia yang dialami oleh wanita cenderung berdekatan dengan bagian tubuh tersebut. Mayoritas masalah hernia inguinalis yang dialami oleh remaja terjadi akibat cacat bawaan pada saluran inguinalis yang tidak menutup rapat, tapi malah menyisakan ruang sehingga bisa disusupi oleh usus.

Hernia Femoralis
Jenis yang kedua adalah hernia femoralis yang rentan disalahartikan sebagai hernia inguinalis karena sama-sama terjadi pada bagian yang mirip serta disebabkan oleh hal yang nyaris sama. Namun, hernia femoralis ini memunculkan tonjolan di bagian bawah perut, pinggul, paha atas, dan selangkangan.

Hernia Umbilikalis
Selanjutnya adalah hernia umbilikalis, yaitu penyakit turun berok yang umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir sampai berusia 6 bulan. Hernia umbilikalis terjadi ketika kondisi pada bagian usus menonjol melalui bagian dinding perut sebelah pusar dan biasa dikenal masyarakat awam sebagai pusar bodong. Tonjolan tersebut lebih jelas terlihat saat bayi sedang menangis, dan bisa sembuh dengan sendirinya ketika bayi berumur 1 tahun atau melalui proses operasi.

Hernia Epigastrik
Hernia epigastrik terjadi ketika usus menonjol di bagian otot perut, lebih tepatnya di area antara dada dan pusar. Tonjolan dari hernia jenis ini terlihat di bagian dada dan bisa diobati melalui operasi.

Hernia Insisional
Ketika seseorang baru saja menjalani operasi di bagian perutnya, sayatan yang dilakukan ketika pembedahan bisa melemahkan bagian tertentu dari otot perut. Alhasil, usus bisa keluar melalui bekas sayatan tersebut atau melalui jaringan otot sekitarnya. Inilah yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hernia insisional.

Hernia Hiatus atau Hiatal
Terakhir, hernia hiatus terjadi di bagian bukaan diafragma, lebih tepatnya di pertemuan antara lambung dengan kerongkongan. Ketika otot pada area bukaan diafragma atau sekitarnya melemah, bagian paling atas lambung bisa muncul ke atas dan menyebabkan tekanan pada organ tersebut.

Walaupun tak menimbulkan tonjolan, hernia hiatal bisa menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri dada, ataupun mulas. Kondisi tersebut bisa ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan maupun mengubah pola makan. Namun, tak jarang pula hernia hiatal hanya bisa disembuhkan melalui pembedahan atau operasi.

Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Penyakit TBC atau tuberculosis dengan masa pengobatan TBC yang panjang dapat menurunkan kualitas hidup penderitannya. Berbagai aktivitas pun tidak lagi bisa dilakukan dengan leluasa akibat menurunnya fungsi paru-paru. Namun, bukan berarti Anda harus menghentikan kegiatan fisik sepenuhnya. Menjaga tubuh tetap fit dengan berolahraga justru bermanfaat bagi kondisi kesehatan penderita TBC. Lantas, seperti apa jenis olahraga yang boleh atau aman dilakukan penderita TBC?

Manfaat olahraga bagi penderita tuberkulosis

Kegiatan berolahraga memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang yang menderita tuberkulosis paru aktif. Wajar saja, penyakit ini melemahkan fungsi sistem pernapasan, sementara Anda kemungkinan besar akan “ngos-ngosan” saat olaharaga.

Di samping itu, penderita TBC mungkin juga merasa ruang untuk beraktivitas dibatasi karena mereka berisiko tinggi menularkan penyakit TBC kepada orang lain. Akibatnya, kebanyakan lebih memilih di dalam rumah. Padahal, terlalu banyak beristirahat tanpa dibarengi latihan fisik juga tidak baik untuk kondisi kesehatan.

Baca Juga : Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Penderita TBC boleh saja berolahraga. Namun, pastikan kondisi Anda baik. Jika gejala TBC yang Anda alami cukup parah, sebaiknya hindari olahraga terlebih dulu. Terlebih jika kesehatan semakin menurun akibat efek samping dari obat antituberkulosis yang dikonsumsi.

Namun, jika selama menjalani pengobatan Anda merasa kondisi kesehatan semakin membaik, melakukan olahraga secara rutin justru bermanfaat bagi proses penyembuhan.

Menurut penelitian tahun 2019 yang dipublikasikan dalam jurnal Mind and Medical Science, olahraga rutin dapat membantu mengembalikan fungsi paru-paru yang semula terganggu akibat TBC secara bertahap.

Penelitian lain dalam jurnal Preventive Medicine juga menyebut bahwa olahraga yang menekankan pada teknik pernapasan bukan hanya mengurangi rasa sesak dan nyeri pada dada. Cara ini juga mampu mengembalikan berat tubuh ideal pada penderita TBC yang kehilangan berat badan secara drastis.

Olahraga boleh dilakukan oleh penderita TBC jika jenis, teknik, dan durasinya disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Olahraga yang aman untuk penderita TBC biasanya berupa latihan fisik ringan dengan intensitas yang ringan.

Jenis olahraga yang boleh dilakukan penderita TBC
Jika olahraga dilakukan dengan tepat, penderita TBC bisa terhindar dari gangguan pernapasan selama melakukannya. Penderita TBC juga boleh melakukan olahraga di luar rumah asalkan tetap menjaga jarak dengan orang di sekitarnya dan menggunakan masker agar tidak menyebarkan bakteri ke udara.

Berikut adalah berbagai jenis olahraga yang aman sekaligus dianjurkan untuk penderita TBC.

1. Yoga
yoga cegah covid-19

Infeksi bakteri penyebab tuberkulosis pada paru-paru berakibat pada penurunan kapasitas paru-paru untuk menampung udara. Dalam olahraga yoga, latihan pernapasan dapat meningkatkan kapasitas paru-paru.

Masih dalam penelitian dari jurnal Preventive Medicine, latihan pernapasan dalam yoga dapat melancarkan jalannya udara di saluran pernapasan. Tak hanya itu, yoga juga dapat menambah volume udara di dalam paru-paru dan mengurangi stres pada penderita tuberkulosis.

Salah satu teknik yoga yang boleh dicoba sebagai olahraga untuk penderita TBC adalah pose kriya kapala hati. Latihan pernapasan melalui pose ini akan membersihkan saluran hidung dan saluran pernapasan bagian atas dengan bantu mengeluarkan dahak berlebih yang ada pada area tersebut.

Untuk melakukannya, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

Mulailah dengan posisi duduk, tegakkan tulang belakang, leher, dan kepala.
Tarik dan embuskan napas dengan kencang dan cepat menggunakan otot-otot tenggorokan. Usahakan otot wajah tetap relaks.
Selagi menarik dan mengembuskan napas, hindari mengembangkan lubang hidung. Pastikan napas dilakukan dengan konsisten.
Lakukan sebanyak 10-15 kali dalam satu sesi.
Olahraga ini termasuk ringan untuk penderita TBC. Idealnya, latihan ini dilakukan selama 45 menit selama 3 kali seminggu.

Penelitian tersebut juga menambahkan lagi bahwa teknik yoga ini bisa berpengaruh baik untuk kesembuhan penderita TBC jika dilakukan rutin selama 4-6 bulan bersamaan dengan pengobatan TBC.

2. Jalan kaki
olahraga untuk pasien tuberkulosis

Olahraga ringan yang boleh dilakukan penderita TBC selanjutnya adalah berjalan kaki. Jalan kaki sering menjadi terapi bagi orang yang sedang menjalani pemulihan untuk penyakit yang menyerang paru-paru. Jalan kaki dapat memperkuat jaringan di sekitar paru-paru yang akan membuat organ tersebut berfungsi lebih baik sehingga terhindar dari sesak napas.

Biasanya, penderita TBC yang harus direhabilitasi di tempat perawatan khusus berjalan kaki selama 6 menit setiap hari di bawah pengawasan fisioterapis di dalam ruangan.

Pada penelitian di Journal of Exercise Rehabilitation menyebutkan, latihan berjalan kaki secara rutin yang dilakukan selama 6 menit dalam waktu 2 minggu menunjukkan peningkatan kemampuan pernapasan. Tak hanya itu, peredaran darah pasien pun menjadi lebih lancar.

Sementara itu, untuk penderita TBC yang kondisinya mulai membaik, manfaat berjalan kaki selama 30 menit setiap hari bisa membantu meningkatkan fungsi paru-paru jika dilakukan di luar ruangan.

Jika kondisi kesehatan paru-paru Anda terlihat membaik setelah melakukan olahraga ini secara rutin, Anda bisa meningkatkan intensitasnya. Cobalah menambahkan durasi atau mencoba latihan kekuatan pernapasan dan jantung lainnya, seperti bersepeda.

3. Angkat beban ringan
small dumbells

Melatih kekuatan otot bawah dengan berjalan kaki atau bersepeda merupakan latihan awal untuk mengembalikan fungsi paru-paru yang melemah. Selanjutnya, ketika keadaan tubuh sudah berangsur pulih, olahraga seperti angkat beban ringan juga boleh dilakukan oleh penderita TBC.

Pasalnya, pasien TBC yang menjalani rehabilitasi dengan istirahat total selama beberapa waktu, berisiko mengalami penurunan masa otot bagian atas tubuh. Hal ini dikarenakan mereka jarang bergerak.

Untuk mengembalikannya kekuatan otot seperti sedia kala, Anda bisa melakukan latihan peregangan otot atau bahkan mengangkat beban ringan. Salah satu yang boleh Anda lakukan adalah gerakan one-two punch menggunakan barbel ringan.

Anda cukup merentangkan tangan kiri dan kanan ke depan secara bergantian sambil membawa barbel. Latihan bisa dilakukan 12-20 kali di setiap sisi.

Melakukan latihan angkat beban bermanfaat untuk menguatkan otot-otot di bagian dada terutama di sistem pernapasan. Sama halnya dengan latihan pernapasan, jika dilakukan secara rutin olahraga memberikan dampak yang sangat baik dalam mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan kapasitas paru-paru.

Meski boleh, perhatikan hal ini sebelum penderita TBC olahraga

Selayaknya semua latihan fisik lain, Anda tentu harus melakukan pemanasan sebelum olahraga terlebih dahulu. Bagi Anda yang masih berkutat dengan TBC, ingatlah bahwa tubuh Anda belum mampu melakukan olahraga seperti biasa. Itu sebabnya, Anda juga butuh pengawasan terapis fisik.

Intensitas latihannya sendiri tergantung pada kemampuan tubuh Anda. Biasanya dokter atau terapis di tempat rehabilitasi akan mengukur kemampuan Anda dengan memberikan latihan kecil sebagai percobaan.

Jika Anda termasuk penderita melakukan pengobatan TBC rawat jalan, Anda sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter mengenai bentuk dan intesitas olahraga yang boleh dilakukan sesuai kondisi.

Selain itu, latihan fisik secara rutin hendaknya juga dibarengi dengan konsumsi makanan yang bertujuan memenuhi nutrisi untuk penderita TBC. Selama masa pengobatan, penderita tidak hanya diharuskan meminum obat TBC secara teratur dan berolahraga rutin. Anda juga perlu mematuhi anjuran dan pantangan makanan untuk penderita TBC.

Jika tuberkulosis yang diderita tidak lagi menular (TB laten), Anda mungkin sudah bisa melakukan aktivitas di luar seperti biasa. Tanyakan pada dokter untuk memastikan kapan tepatnya Anda memungkinkan untuk melakukan aktivitas seperti berolahraga di pusat kebugaran atau gym.

Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Tuberkulosis (TB) termasuk dalam daftar penyakit infeksi yang paling mematikan di Indonesia. Penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menimbulkan masalah pada tulang, otak, dan bagian tubuh lainnya. Terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) dapat menjadi cara terbaik untuk mencegahnya.

Apa itu terapi pencegahan tuberkulosis (TPT)?
Terapi pencegahan tuberkulosis adalah serangkaian pengobatan dengan satu jenis atau lebih obat antituberkulosis yang diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit TB.

Pemberian TPT sangat penting dilakukan kepada orang-orang yang telah terinfeksi oleh bakteri penyebab tuberkulosis.

Baca Juga : Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Perlu diketahui, penularan TBC bisa terjadi sangat cepat melalui udara. Apakah paparan bakteri akan berkembang menjadi penyakit bergantung pada kondisi tubuh Anda.

Bila Anda sedang sehat saat terpapar bakteri TB, bakteri yang masuk dapat segera dilawan oleh sistem imun. Dengan begitu, Anda tidak akan terinfeksi dan menjadi sakit.

Cek Fakta Tuberkulosis (TBC), Infeksi Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia
TBC

Cek Fakta Tuberkulosis (TBC), Infeksi Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia

Menurut organisasi kesehatan dunia, (WHO), sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri penyebab tuberkulosis. Setiap detiknya, ada satu orang yang terinfeksi TBC. Data pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia, setelah India dan Tiongkok. TBC di Indonesia memang masih menjadi momok yang menakutkan dan […]

Namun, bila tubuh sedang sakit, bakteri bisa menjadi aktif dan berkembang biak dengan cepat. Alhasil, Anda akan mengalami gejala dan bisa menularkan penyakit ke orang lain.

Dalam beberapa kasus, bakteri TB juga bisa bersifat laten. Pada TB laten, bakteri tidak menyebabkan sakit, tetapi bisa menjadi aktif di kemudian hari dan memunculkan gejala apabila tidak diberi pengobatan.

Nah, pemberian TPT inilah yang akan mencegah perkembangan bakteri laten di dalam tubuh. Beberapa orang yang harus mendapatkan terapi pencegahan ini meliputi:

orang-orang yang kontak erat dengan pasien TBC atau tinggal satu rumah,
pengidap HIV/AIDS,
anak-anak,
pasien kanker dan diabetes,
pasien yang sedang menjalani perawatan dialisis atau pernah menjalani transplantasi organ, serta
warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Obat-obatan yang digunakan dalam TPT akan bekerja untuk menghilangkan bakteri TB sebelum bakteri mulai merusak organ dan menimbulkan penyakit. TPT hanya efektif bila tidak ada bukti penyakit TB aktif.

Jenis-jenis pemberian TPT

obat terapi pencegahan tuberkulosis

Di Indonesia, terapi pencegahan tuberkulosis tersedia dalam 4 regimen. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. 6H
Pada regimen 6H, pasien diberikan satu macam obat isoniazid (INH) yang harus diminum setiap hari selama 6 bulan. Isoniazid merupakan antibiotik yang berfungsi untuk menangani gejala tuberkulosis paru atau di luar paru.

Pemberian TPT dengan regimen ini lebih tepat bila ditujukan pada anak berusia di bawah 2 tahun yang tinggal serumah dengan pasien TB dan orang-orang yang mengidap HIV/AIDS (ODHA).

2. 3HP
Pasien yang menjalani regimen 3HP berarti harus minum 2 macam obat INH dan rifapentin sebanyak satu kali seminggu selama tiga bulan.

Rifapentin sendiri kerap digunakan untuk mengurangi infeksi bakteri bagi penderita tuberkulosis aktif yang memiliki hasil tes mantoux positif.

3HP disarankan bagi anak-anak berusia 2–4 tahun yang tinggal bersama pasien tuberkulosis, ODHA di atas 2 tahun, dan kelompok berisiko lainnya yang berusia lebih dari 2 tahun.

Gejala Memburuk Hingga Kebal Obat, Ini Akibatnya Jika Lupa Minum Obat TBC
TBC

Gejala Memburuk Hingga Kebal Obat, Ini Akibatnya Jika Lupa Minum Obat TBC
Bakteri tuberkulosis (TBC) punya sifat yang “bebal” sehingga membutuhkan pengobatan antibiotik dalam jangka waktu panjang. Selain durasi, pengobatan TBC biasanya terdiri atas banyaknya jumlah obat yang perlu diminum. Akibatnya, pasien bisa lalai atau lupa minum obat sesuai jadwal. Jika hanya lupa sehari untuk minum obat TBC, mungkin dampaknya tidak terlalu besar. Namun, jika terus lupa […]

3. 3HR
Pemberian TPT dengan regimen 3HR cocok untuk bayi di bawah dua tahun yang tinggal satu rumah bersama pasien tuberkulosis atau memiliki HIV/AIDS.

Pasien akan diberikan 2 macam obat INH dan rifampisin yang harus diminum setiap hari selama 3 bulan. Rifampisin berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi bakteri. Selain TBC, penyakit yang juga diatasi dengan obat ini adalah kusta.

4. 6Lfx+E
Regimen 6Lfx+E terdiri atas 2 macam obat, yaitu levofloxacin dan ethambutol. Obat diminum setiap hari selama 6 bulan.

Biasanya pemberian TBT dengan regimen ini ditujukan pada anak yang kerap melakukan kontak dekat atau tinggal serumah dengan pasien TB RO.

Selama menjalani regimen pengobatan, pasien harus benar-benar minum obat TBC sesuai saran dokter. Walaupun pasien merasa sehat, pengobatan tetap harus dilanjutkan sampai waktu yang telah ditentukan.

Usahakan minum obat pada jam yang sama setiap harinya dalam keadaan perut kosong. Anda bisa meminumnya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.

Terkadang, pasien bisa mengalami efek samping obat TBC setelah mendapatkan terapi pencegahan tuberkulosis. Beberapa efek sampingnya meliputi:

kehilangan nafsu makan,
mual, muntah, dan sakit perut,
sensasi kebas atau kesemutan di kaki,
perubahan warna urine,
kebingungan,
muncul ruam kulit,
mata kekuningan,
kelelahan yang tidak biasa, dan
mengantuk.
Sebenarnya, efek samping jarang terjadi. Bila Anda mengalami kondisi-kondisi di atas dan tak kunjung membaik, segera hubungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan segera.

Bagaimana cara mendapatkan TPT?
Dilansir dari situs TB Indonesia, Anda bisa mengakses TPT dengan mengunjungi fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit yang terdekat. Nantinya, Anda akan mendapatkan obat TBC dan akses TPT gratis dengan atau tanpa BPJS.

Bila TPT tidak tersedia, mintalah rekomendasi dari pihak tenaga medis untuk mengarahkan Anda ke fasilitas layanan kesehatan lainnya.

Pastikan Anda memenuhi syarat supaya bisa menerima terapi pencegahan tuberkulosis. Adapun syaratnya adalah memiliki hasil diagnosis bukan penderita TBC dan hasil tuberkulin atau rontgen yang normal.