Bulan: Mei 2022

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau mulut, atau halitosis, merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang gejala utamanya adalah keluarnya bau tidak sedap. Bau tersebut dapat berasal dari mulut, gigi, atau sebagai akibat dari masalah kesehatan lainnya.
Kondisi ini dapat menjadi masalah sementara atau kondisi kronis. Menurut American Dental Association, setidaknya 50 persen orang dewasa pernah mengalami halitosis dalam hidup mereka.

Penyebab Bau Mulut

Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat keluarnya bau yang tidak sedap dari mulut. Dikutip dari Healthline, beberapa penyebab bau mulut adalah:

Kebersihan mulut yang tidak baik

Jika tidak dibersihkan dengan benar, kombinasi bakteri dan makanan yang membusuk di mulut akan menghasilkan bau yang tidak sedap.

Makanan dan minuman dengan bau yang kuat

Setelah mengonsumsi makanan jenis ini (seperti bawang), perut menyerap minyak dari makanan selama pencernaan kemudian masuk ke aliran darah dan perjalanan ke paru-paru.

Merokok

Rokok atau cerutu menyebabkan bau yang tidak sedap dan mengeringkan mulut, yang dapat membuat bau napas semakin buruk.

Mulut kering

Hal ini dapat terjadi jika seseorang tidak menghasilkan cukup air liur yang dapat membantu menjaga mulut bersih dan mengurangi bau.

Penyakit gusi

Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit periodontal ini terjadi ketika seseorang tidak segera menghilangkan plak dari gigi.

Kondisi sinus, mulut, atau tenggorokan

Bau mulut dapat muncul jika seseorang memiliki infeksi sinus, bronkitis kronis, atau infeksi pada sistem pernapasan atas atau bawah.

Penyakit lainnya

Bau mulut yang tidak biasa dapat menjadi gejala dari beberapa penyakit seperti penyakit ginjal, penyakit atau kegagalan hati, diabetes, sleep apnea, dan gangguan refluks gastroesofageal atau GERD (yang merupakan penyebab yang relatif umum dari bau mulut).

Baca juga: Ganggu Rutinitas, Cari Tahu Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Obatinya

Gejala Bau Mulut

Selain bau yang tidak sedap, seseorang mungkin juga merasakan rasa tidak enak di mulut. Jika rasa tersebut disebabkan oleh kondisi lain dan bukan karena partikel makanan yang terperangkap, rasa tersebut mungkin tidak akan hilang bahkan jika setelah menyikat gigi dan menggunakan obat kumur.

Pengobatan Bau Mulut

Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, bau mulut dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya.

Jika disebabkan oleh penyakit gusi, dokter gigi dapat membantu membersihkan bakteri di gusi atau plak yang telah menumpuk (yang menyebabkan peradangan di gusi). Selain itu, obat kumur antimikroba juga dapat mengatasi plak menumpuk.

Dokter gigi juga dapat mengarahkan untuk menyikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi untuk membantu menghilangkan bakteri penyebab bau.

Kemudian, jika bau mulut disebabkan oleh kondisi medis lainnya, pengobatan akan dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan kondisi tersebut.

Pencegahan Bau Mulut

Pencegahan kondisi ini relatif mudah yaitu dengan memperhatikan kebersihan mulut dengan baik. Caranya adalah dengan menggosok gigi setidaknya dua kali sekali (setelah sarapan dan sebelum tidur), jangan lupa membersihkan lidah, dan ganti sikat gigi setiap 2 atau 3 bulan.

Selain itu, dikutip dari WebMD, beberapa cara lainnya adalah:

  • Cek kondisi gigi ke dokter gigi setidaknya 2 kali dalam setahun
  • Berhenti merokok
  • Minum air yang banyak untuk membuat mulut tetap lembab
  • Makan lebih banyak buah dan sayuran dan kurangi konsumsi daging
  • Catat konsumsi makanan untuk mengidentifikasikan makanan pemicu bau mulut

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid penyakit apa? Mengingat kondisi tersebut sempat diidap oleh selebriti Indra Bruggman sampai membuatnya mengalami perubahan fisik hingga merasa ketakutan. Hal ini diketahui langsung dari postingannya di Instagram.
“Sering merasa capek, dada berdetak kencang walaupun cuma jalan beberapa meter bahkan pada saat berdiri, saya merasa kaki saya gemetar tapi keadaan seperti itu tidak dialami setiap hari bahkan pada saat mau tidur, saya merasa jantung berdetak 2 kali lipat dan berkeringat di saat tidur,” tulis Indra dalam sebuah postingannya di Instagram, dikutip Selasa (31/5/2022).

Sampai saat ini kondisi Indra Bruggman dikabarkan berangsur pulih usai rutin berobat. Bahkan, berat badannya juga sudah naik 6 kg.

Berkaca dari kondisi Indra, lantas, hipertiroid penyakit apa sih? Simak informasi berikut.

Hipertiroid penyakit apa?

Hipertiroidisme atau disebut hipertiroid adalah kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di pangkal leher, tepatnya di bawah jakun, yang mengatur setiap aspek metabolisme tubuh.

Kondisi ini bisa mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit Graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis.

Gejala Hipertiroid

Selain tahu hipertiroid penyakit apa, masyarakat juga perlu mengenal gejalanya. Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit hipertiroid umumnya bisa meniru masalah kesehatan lainnya. Hal ini yang membuat dokter sulit untuk mendiagnosis. Adapun beberapa gejala yang perlu diketahui, seperti:

Penurunan berat badan yang tidak disengaja, bahkan saat nafsu makan dan asupan makanan tetap sama atau meningkat

  • Detak jantung cepat (takikardia), biasanya lebih dari 100 detak per menit
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi)
  • Nafsu makan meningkat
  • Gugup, cemas, dan mudah tersinggung
  • Tremor, biasanya gemetar halus di tangan dan jari Anda
  • Berkeringat
  • Perubahan pola menstruasi
  • Peningkatan kepekaan terhadap panas
  • Perubahan pola buang air besar, terutama buang air besar yang lebih sering
  • Kelenjar tiroid yang membesar (gondok), yang mungkin tampak sebagai pembengkakan di pangkal leher
  • Kelelahan, kelemahan otot
  • Sulit tidur
  • Penipisan kulit
  • Rambut halus dan rapuh

Hipertiroid pada orang tua umumnya cenderung tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tidak terlalu jelas. Misalnya seperti peningkatan denyut jantung, intoleransi panas, dan kecenderungan merasa lebih lelah saat melakukan aktivitas rutin.

Komplikasi Hipertiroid

Begitu juga dengan komplikasinya, masyarakat juga perlu tahu selain hipertiroid penyakit apa. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi serius, seperti:

Masalah jantung
Beberapa komplikasi hipertiroidisme yang paling serius melibatkan jantung. Ini termasuk detak jantung yang cepat, gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium yang meningkatkan risiko stroke, dan gagal jantung kongestif.

Baca Juga: Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Tulang rapuh

Hipertiroidisme yang tidak diobati juga dapat menyebabkan tulang lemah dan rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang seseorang sebagian bergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang.

Krisis tirotoksik

Hipertiroidisme juga bisa memicu krisis tirotoksik atau peningkatan gejala yang tiba-tiba, seperti menyebabkan demam, denyut nadi yang cepat, dan bahkan delirium. Apabila hal ini terjadi, segera cari perawatan medis.

Nah jadi pertanyaan terkait hipertiroid penyakit apa? Jawabannya kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin, menyebabkan peningkatan proses metabolisme tubuh, penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Selain itu, penyakit ini juga bisa memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung.

Ganggu Rutinitas, Cari Tahu Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Obatinya

Kebanyakan masyarakat tentu telah tak asing lagi dengan situasi sulit kesehatan yang disebut dengan syaraf kejepit. Penyakit syaraf kejepit terjadi imbas bantalan lembut pada jaringan di jeda deretan tulang belakang terkena dorongan sampai keluar. Sebagai komponen tubuh yang bermanfaat untuk melancarkan komunikasi antara tubuh dengan otak, situasi sulit pada syaraf hal yang demikian tentu dapat menyebabkan beraneka gangguan.

Secara awam, situasi syaraf terjepit hal yang demikian menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya, serta dapat memunculkan mati rasa ataupun tubuh menjadi lebih lemah dan lemas. Oleh sebab itu, tidak jarang penderita penyakit ini akan merasa terganggu untuk mengerjakan rutinitasnya sehari-hari.

Baca Juga : Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Tidak perlu cemas, syaraf kejepit dapat disembuhkan dengan sebagian metode. Kecuali itu, supaya tidak mudah kumat serta tidak memperparah kondisinya, mencari tahu penyebab serta gejala syaraf kejepit tentu penting untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu, berikut pembahasan seputar penyakit syaraf kejepit, penyebab, gejala, sampai metode mengobatinya yang sesuai untuk kau simak.

Apa Itu Syaraf Kejepit?

Syaraf kejepit yaitu

Dalam bahasa medis disebut sebagai hernia nukleus pulposus, lazim disingkat HNP, dan herniated disc, syaraf kejepit yaitu situasi di mana syaraf penderitanya tertekan komponen di sekitarnya.

Ketika bantalan lembut pada jaringan di antara rangkaian tulang-tulang komponen tulang belakang terdorong hingga keluar, komponen syaraf akan mengirimkan sinyal rasa nyeri pada otak. Pun, di situasi yang telah parah, penyakit syaraf terjepit ini dapat memunculkan mati rasa, dan juga kelemahan kepada member tubuh yang terdampak.

Oleh sebab itu, penderita situasi sulit kesehatan ini tidak harus meremehkan pedoman atau gejala syaraf kejepit supaya kondisinya tidak kian bertambah parah.

Gejala Syaraf Kejepit
Pada sejumlah kasus, di mana situasi syaraf kejepit masih belum parah, penderitanya umumnya cuma akan menikmati gejala berupa nyeri di sebagian member tubuhnya. Tetapi, gejala hal yang demikian kerap kali tak dianggap sebagai imbas dari syaraf kejepit dan tidak terlalu dihiraukan oleh penderitanya.

Gejala lain dari situasi sulit syaraf kejepit yaitu:

Kesemutan.
Kebas.
Mati rasa.
Penurunan sensasi atau kesanggupan untuk merasa pada komponen tubuh yang mengalami syaraf terjepit.
Nyeri atau sakit yang terasa seperti terbakar dan menjalar hingga ke luar.
Tubuh terasa seperti ditusuk jarum.
Tangan dan kaki tak dapat menikmati apa malah.
Komponen otot tubuh yang diduga menderita syaraf kejepit juga umumnya akan menjadi kian lemah.
Gejala syaraf kejepit juga dapat bertambah parah dikala menjalankan gerakan tertentu, seumpama, memutar kepala ataupun menegangkan leher.

Apabila gejala syaraf kejepit diizinkan terlalu lama, ada sejumlah akibat yang dapat terjadi, seperti, jaringan pelindung dan jaringan lunak di sekitar zona syaraf pecah. Ketika hal hal yang demikian terjadi, cairan akan keluar dan memunculkan pembengkakan serta memicu tekanan ekstra.

Penyebab Syaraf Kejepit

Manusia mempunyai tulang belakang atau tulang punggung yang terdiri atas 26 tulang dengan sebutan vertebrata. Antara rangkaian tulang belakang hal yang demikian, ada bantalan karet yang lazim disebut sebagai disc atau cakram. Bantalan tersebutlah yang menolong dan menjaga tulang supaya konsisten pada posisinya serta bermanfaat untuk meredam guncangan yang diterima oleh tubuh.

Cakram pada tulang belakang memiliki komponen tengah yang teksturnya lunak sepantasnya jeli dan disebut sebagai nukleus. Nukleus terbalut pada komponen luar dengan tekstur yang lebih keras, melainkan konsisten kenyal yang disebut annulus. Nah, herniated disc atau syaraf kejepit terjadi dikala sebagian nukleus terdorong keluar imbas adanya robekan pada komponen anulus.

Situasi hal yang demikian paling rentan terjadi pada komponen tulang belakang di zona leher. Nukleus yang keluar hal yang demikian diduga menjadikan zat kimia dan menyebabkan iritasi pada syaraf sekitarnya. Iritasi tersebutlah yang membikin penderita syaraf kejepit ini menikmati nyeri yang cukup signifikan.

Syaraf kejepit juga dapat terjadi imbas keluarnya cakram sehingga menekan komponen syaraf dan memicu rasa sakit saat ditekan. Kecuali itu, situasi sulit kesehatan ini dapat dipicu pula oleh keausan ataupun pemakaian komponen tubuh tertentu secara berlebihan, berulang-ulang, dan dalam waktu yang lama.

Keausan yang terjadi secara terencana sebab unsur umur atau degenerasi pada cakram paling rentan memicu situasi sulit syaraf kejepit. Kian umur bertambah, cakram akan kehilangan fleksibilitasnya dan rentan pecah atau robek, malah imbas tekanan atau gerakan sedikit saja.

Kendati demikian, tidak sedikit orang yang masih linglung penyebab pasti dari situasi sulit syaraf kejepit. Kadang kala, mengangkat barang berat dengan metode yang salah, ataupun memutar tubuh saat mengangkat benda berat juga dapat memicu syaraf kejepit. Oleh sebab itu, untuk menghindari risiko terkena situasi sulit kesehatan ini, usahakan tidak mengangkat benda berat dengan metode yang salah, atau usahakan tumpuannya berada di lutut atau kaki, bukan punggung.

Elemen Risiko yang Memicu Syaraf Kejepit
Syaraf kejepit juga dapat dipicu oleh beraneka ragam hal dan situasi. Berikut yaitu sebagian di antaranya.

Terluka.
Arthritis atau rematik pada pergelangan tangan.
Perawakan tubuh kurang bagus yang dapat memperberat tekanan di komponen syaraf dan tulang belakang.
Stres dikala menjalankan profesi secara berulang-ulang.
Berat badan berlebih.
Menjalankan aktivitas olahraga yang berisiko menyebabkan cedera.
Mempunyai situasi kesehatan khusus, seperti, carpal tunnel syndrome.

Cara Pengobatan Syaraf Kejepit

Sebab dapat memunculkan rasa nyeri atau sakit yang hebat, malah hingga melemahkan penderitanya, syaraf kejepit perlu ditangani dengan cara pengobatan yang pas dan seketika. Tergantung situasi penderitanya, ada sebagian metode pengobatan syaraf kejepit yang dapat dilaksanakan, seperti:

Mengkonsumsi Seandainya-Obatan
Penderita syaraf kejepit dapat mengkonsumsi sebagian variasi obat untuk meringankan gejalanya layak dengan saran dokter. Apabila masih menikmati rasa nyeri yang tak terlalu berat, dokter umumnya akan memberi anjuran obat pereda nyeri terhadap pasien syaraf kejepit yang dapat dengan gampang dibeli di apotik. Sebagian teladan obat pereda nyeri yaitu ibuprofen, naproxen sodium, dan acetaminophen.

Tetapi, apabila rasa sakit tidak kunjung mereda, obat yang disarankan oleh dokter yaitu suntikan kortikosteroid pada zona sekitar komponen syaraf tulang belakang. Seandainya pelumas otot juga bisa diresepkan oleh dokter pada penderita yang mengalami otot kejang. Supaya pemakaian obat lain tak cukup ampuh dan tidak memberikan akibat apa malah, dokter akan memastikan pemberian opioid terhadap pasien dalam rentang pendek.

Terapi
Khususnya meringankan gejala syaraf kejepit, dokter bisa memberikan terapi jasmani kepada pasiennya. Tujuan dari terapi jasmani hal yang demikian yaitu untuk menuntaskan rasa nyeri yang muncul sebab situasi sulit syaraf terjepit.

Operasi
Pada kasus tertentu, perbuatan operasi perlu dilaksanakan guna menuntaskan situasi sulit syaraf kejepit. Dokter akan menganjurkan perbuatan ini jikalau cara pengobatan lainnya tak dapat membetulkan situasi syaraf kejepit sesudah 6 pekan. apabila timbul gejala baru seperti nyeri yang tidak terkontrol, kelemahan atau mati rasa, susah berjalan atau berdiri, hingga kehilangan kontrol atas usus ataupun kandung kemih.

Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Batuk merupakan salah satu gejala yang umum terjadi saat seseorang menderita suatu penyakit. Batuk sendiri merupakan respons atau refleks dari tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mungkin tersangkut atau berada di tenggorokan. Selain itu, batuk juga bisa menjadi pertanda dari adanya masalah kesehatan dari saluran pernapasan.

Tergantung dari penyebabnya, batuk dapat diobati dengan obat-obat tertentu. Salah satunya adalah dextromethorphan yang umumnya digunakan untuk mengobati masalah batuk kering atau tidak berdahak akibat infeksi pada saluran udara tertentu, seperti pilek biasa atau sinusitis.

Baca Juga : Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza

Walaupun tergolong sebagai obat bebas, penggunaan dari obat ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebab, ada beberapa peringatan, aturan pakai, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah deskripsi obat, hal yang harus diperhatikan, dosis, interaksi obat, hingga efek samping dari penggunaan dextromethorphan.

Apa Itu Dextromethorphan?

Dextromethorphan adalah jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi masalah batuk kering atau batuk tak berdahak. Obat tersebut tersedia dengan bentuk sirop, tablet, maupun permen pelega tenggorokan atau lozenges.

Dextromethorphan tergolong sebagai obat penekan respons batuk. Maksudnya, obat ini memiliki cara kerja untuk menghambat refleks atau respons batuk yang dikirimkan oleh otak.

Sebagai obat yang berguna untuk mengobati batuk kering, dextromethorphan tidak cocok digunakan untuk mengatasi masalah batuk berdahak ataupun batuk yang diakibatkan oleh penyakit bronkitis kronis, emfisema, kebiasaan merokok, dan juga asma. Melainkan, obat ini efektif meredakan batuk yang terjadi akibat flu biasa atau sinusitis.

Perlu dipahami bahwa produk kesehatan ini tidak bermanfaat untuk menyembuhkan maupun memperpendek jangka waktu dari penyakit pilek. Di sisi lain, penggunaan obat ini juga berisiko menimbulkan efek samping yang serius sehingga penggunaannya perlu disesuaikan dengan aturan pakai dan anjuran dari dokter.

Beberapa contoh merek dagang dari obat ini, antara lain Alpara, Antiza, Decolsin, Lacoldin, Konidin, Ultraflu Extra, dan lain sebagainya.

Deskripsi Obat Dextromethorphan

Dextromethorphan tergolong sebagai obat bebas dan bisa dibeli serta dikonsumsi tanpa resep dokter. Obat ini termasuk ke dalam kategori antitusif atau obat yang bermanfaat untuk meredakan masalah batuk kering dan dapat dikonsumsi oleh orang dewasa ataupun anak-anak dengan usia lebih dari 4 tahun.

Meski begitu, bagi ibu hamil atau menyusui, obat tersebut termasuk sebagai kategori C. Artinya, studi yang dilakukan pada binatang menunjukkan adanya reaksi efek samping pada janin, walaupun belum ada penelitian terkontrol terhadap manusia. Oleh karena itu, obat ini juga hanya boleh dikonsumsi apabila potensi manfaatnya jauh lebih besar ketimbang risikonya terhadap janin.

Di sisi lain, masih belum terbukti apakah obat ini dapat terserap pada ASI. Maka, bagi ibu yang sedang menyusui, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan dextromethorphan guna memastikan tingkat keamanannya bagi ibu dan juga bayinya.

Hal yang Harus Diperhatikan saat Akan Menggunakan Dextromethorphan
Guna menghindari risiko terjadinya efek samping dan hal yang bisa membahayakan kondisi pasien, ada beberapa peringatan yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan obat ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian peringatan saat akan mengonsumsi dextromethorphan.

Jangan mengonsumsi obat ini jika memiliki alergi terhadap dextromethorphan, serta beri tahu pada dokter terkait riwayat atau gangguan alergi yang tengah dimiliki saat ini.
Beri tahu pada dokter jika mempunyai masalah kesehatan pada saluran pernapasan, seperti, batuk berdahak, asma, infeksi pada saluran pernapasan, bronkitis kronis, dan juga emfisema.
Beri tahu pada dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit liver.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat dari golongan MAOI, sebagai contoh, phenelzine. Hal ini dikarenakan penggunaan obat tersebut tidak boleh dilakukan bersama dengan dextromethorphan.
Jangan menggunakan obat ini pada anak di usia kurang dari 4 tahun. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum menggunakan obat batuk maupun obat pilek yang mempunyai kandungan dextromethorphan pada anak-anak di bawah umur.
Jangan berkendara atau melakukan kegiatan yang membutuhkan tingkat fokus tinggi setelah menggunakan obat ini. Sebab, dextromethorphan tergolong sebagai obat yang mampu memberikan efek samping berupa pusing dan kantuk.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat, produk herbal, atau suplemen kesehatan apa pun.
Informasikan pada dokter jika sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk mengambil program kehamilan.
Segera periksakan diri dengan dokter jika muncul reaksi overdosis atau alergi obat pasca menggunakan obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Dextromethorphan
Tergantung dari tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan pasien, dan bentuk atau jenis obatnya, dosis serta aturan pakai dari dextromethorphan tidaklah sama. Namun, secara umum, berikut adalah dosis penggunaan dextromethorphan untuk mengatasi batuk berdasarkan dari bentuk obat.

Bentuk Sirop
Untuk bentuk sirop, dosis pemakaian pada orang dewasa adalah 30 mg setiap 6 hingga 8 jam. Sementara pada anak umur 6 hingga 12 tahun, dosis pemakaiannya adalah 15 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 60 mg tiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis pemakaiannya adalah 7,5 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis maksimal tak boleh melebihi 20 mg tiap harinya.

Bentuk Tablet
Untuk bentuk tablet, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 60 mg setiap 12 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 120 mg tiap harinya. Sedangkan pada anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 30 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis penggunaannya adalah 15 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 20 mg setiap harinya.

Permen Pelega Tenggorokan atau lozenges
Untuk jenis permen pelega tenggorokan atau lozenges, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 5 sampai 15 mg per 2 hingga 4 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 120 mg setiap harinya. Sementara untuk anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 5 sampai 10 mg per 2 hingga 6 jam, dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya.

Cara Tepat Mengonsumsi Dextromethorphan

Cara Minum Obat Dextromethorphan

Selalu ikuti saran dokter dan petunjuk pemakaian yang tertera di kemasan sebelum menggunakan dextromethorphan. Jangan pernah menambah atau mengurangi dosis pemakaian tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter agar manfaat obat tetap optimal didapatkan.

Dextromethorphan bisa dikonsumsi sesudah maupun sebelum makan setiap 4 hingga 12 jam sekali tergantung dari bentuk obatnya. Usahakan untuk menggunakan obat ini di jam yang sama setiap hari guna memaksimalkan pengobatannya.

Saat mengonsumsi obat jenis sirop, pastikan untuk menggunakan gelas atau sendok takar yang telah disediakan pada kemasan. Hindari penggunaan sendok makan agar dosis pakainya tidak berubah dan sesuai dengan yang telah diresepkan.

Jika lupa mengonsumsi obat ini, dianjurkan untuk segera menggunakannya apabila jeda jadwal konsumsi selanjutnya masih lama. Jika dekat, abaikan lalu gunakan obat tanpa menggandakan dosisnya.

Jika gejala batuk kering tak kunjung mereda atau bahkan semakin parah setelah menggunakan dextromethorphan selama lebih dari 7 hari, jangan ragu untuk memeriksakan diri dengan dokter. Terkait penyimpanannya, letakkan dextromethorphan di tempat dengan suhu ruang, jauh dari sinar matahari langsung, serta tidak dapat dijangkau oleh anak maupun hewan peliharaan.

Interaksi saat Dextromethorphan Dikonsumsi Bersama Obat Lain
Terdapat beberapa interaksi yang mungkin terjadi saat mengonsumsi dextromethorphan bersama obat lain, antara lain:

Meningkatkan risiko serotonin syndrome saat digunakan dengan obat dari golongan SSRI atau MAOI.
Meningkatkan risiko keracunan obat saat digunakan bersama paroxetine, terbinafine, fluoxetine, atau quinidine.
Meningkatkan risiko efek samping terhadap sistem saraf, misalnya, kantuk, pusing, dan penurunan konsentrasi saat digunakan dengan obat golongan CNS atau antihistamin.
Efek Samping Dextromethorphan
Pengguna dari obat ini mungkin akan mengalami beberapa efek samping, seperti pusing, gemetar, muntah dan mual, sakit perut, kantuk, gugup, gelisah, atau letih, dan halusinasi. Ketika efek samping tak kunjung membaik, atau malah semakin parah, segera kunjungi dokter agar pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan. Hal serupa juga perlu dilakukan saat muncul gejala overdosis atau alergi obat, seperti, muncul ruam, sulit bernapas, atau kelopak mata dan bibir membengkak, pasca menggunakan dextromethorphan.

Harga Dextromethorphan
Tergantung dari merek dan jenis obatnya, harga dextromethorphan berada di kisaran belasan ribu hingga 50 ribu Rupiah. Meski begitu, pada merek tertentu, obat ini bisa dibanderol dengan harga ratusan ribu Rupiah. Oleh karena itu, sesuaikan jenis obat yang dibutuhkan dengan harga dan manfaatnya.

Hanya Gunakan Dextromethorphan untuk Atasi Batuk Kering
Itulah penjelasan mengenai apa itu dextromethorphan, manfaat, aturan pakai dan dosis, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkan. Perlu diingat jika obat ini hanya efektif meredakan gejala batuk kering akibat flu biasa atau sinusitis. Jadi, jangan menggunakan obat ini untuk mengatasi batuk berdahak atau batuk berkepanjangan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza

Secara umum, hampir semua jenis penyakit flu menimbulkan gejala yang ringan dan mampu sembuh tanpa harus menjalani pengobatan khusus. Akan tetapi, dalam beberapa kondisi tertentu, penyakit flu ini harus ditangani dengan perawatan dan pengobatan khusus, terutama saat masalah kesehatan tersebut tak kunjung sembuh hingga beberapa hari.

Disebabkan oleh virus influenza, penyakit flu yang sulit sembuh perlu diobati dengan menggunakan obat antivirus yang khusus. Salah satu contohnya adalah obat antivirus yang dikenal dengan nama favipiravir. Kerap disebut pula sebagai Avigan, favipiravir merupakan jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi kondisi flu berkepanjangan.

Tergolong sebagai obat resep, penggunaan dari obat antivirus ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, apalagi tanpa resep dari dokter. Nah, agar penggunaannya tak berisiko menimbulkan efek samping yang berbahaya dan mampu memberikan manfaat yang optimal, simak deskripsi obat, aturan pakai dan dosis, efek samping, dan cara tepat menggunakan favipiravir berikut ini.

Baca Juga : Cegah Kebotakan, Ini Deskripsi, Manfaat, Efek Samping, dan Cara Pemakaian Minoxidil

Apa Itu Favipiravir?

Favipiravir bisa juga disebut sebagai avigan favipiravir, adalah jenis obat antivirus yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit akibat infeksi virus influenza. Contohnya adalah influenza A atau penyebab penyakit flu babi dan flu burung, influenza B, serta influenza C.

Di tengah maraknya virus Corona, obat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait manfaatnya dalam menangani infeksi dari virus tersebut. Jadi, penggunaan untuk mengobati pasien virus Corona masih belum sepenuhnya terbukti, walaupun potensinya tetap saja ada dan perlu dibuktikan secara ilmiah.

Memiliki nama lain t705, favipiravir adalah obat turunan jenis pyrazinecarboxamide. Cara kerja dari obat ini adalah dengan menyerang virus RNA dan mencegah enzim polimerasi yang membuat virus influenza tidak bisa berkembang biak. Beberapa merek dagang dari obat ini adalah Avifavir dan Avigan, serta tersedia dalam bentuk tablet.

Deskripsi Obat Avigan Favipiravir

Favipiravir adalah obat dari golongan antivirus, dan penggunaannya harus berdasarkan dengan resep dokter. Manfaat utama dari obat ini adalah mengatasi infeksi dari virus influenza yang menyerang tubuh manusia, dan hanya boleh digunakan oleh orang dewasa.

Obat ini termasuk ke dalam kategori X yang telah menunjukkan adanya pengaruh abnormalitas pada janin maupun risiko lainnya. Dalam kata lain, obat ini tak boleh digunakan oleh ibu yang tengah hamil. Walaupun begitu, belum ada bukti ilmiah tentang penyerapan obat ini pada ASI sehingga penggunaannya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Favipiravir
Sebelum mengonsumsi obat ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan obat ini tak menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan yang lebih serius, antara lain:

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai riwayat alergi pada favipiravir.
Informasikan pada dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
Pria maupun wanita pada usia subur yang mengonsumsi obat ini diharuskan memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan risiko janin terlahir cacat karena efek samping dari obat tersebut.
Informasikan pada dokter jika mempunyai riwayat penyakit mental, syok, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, asam urat, infeksi bakteri atau jamur, TBC, hepatitis, gagal napas, asma, tumor, dan asma.
Informasikan pada dokter jika sedang melakukan cuci darah maupun pernah mendapatkan transplantasi organ.
Informasikan pada dokter jika mempunyai riwayat kecanduan alkohol maupun obat terlarang.
Informasikan pada dokter jika sedang mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen dan obat herbal.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter saat terjadi gejala overdosis maupun alergi obat pasca mengonsumsi obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Favipiravir

Berdasarkan penelitian yang tengah dilakukan, dosis penggunaan dari obat ini adalah 1600 mg dan dikonsumsi sebanyak dua kali sehari di hari pertama, dan dilanjutkan dengan dosis 600 mg 2 kali per hari di hari ke 2 sampai hari ke 5. Sementara pemakaian untuk menangani pasien virus Corona perlu dipertimbangkan oleh pihak dokter dengan menyesuaikan tingkat keparahan penyakit serta kondisi kesehatan pasien secara umum.

Cara Tepat Mengonsumsi Avigan Favipiravir

Sebagai golongan dari obat resep, penggunaan obat ini perlu dilakukan sesuai dengan anjuran atau saran dari dokter. Jangan pernah menambah atau mengurangi jumlah dosis penggunaan obat ini tanpa menginformasikannya terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, hindari menggunakan obat ini dalam jangka waktu yang lebih lama ketimbang yang sudah dianjurkan.

Pada umumnya, avigan favipiravir bisa dikonsumsi tanpa ataupun bersama makanan. Akan tetapi, guna mencegah terjadinya efek samping berupa nyeri lambung, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini saat makan maupun sesudah makan.

Selain itu, pastikan untuk memberi jarak waktu cukup lama antara dosis penggunaan obat ini dengan dosis yang selanjutnya. Pasien juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini di waktu yang sama per harinya guna mengoptimalkan manfaatnya serta menghindari risiko terlupa. Terkait penyimpanannya, letakkan obat ini pada tempat yang tertutup dengan suhu sejuk, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan.

Interaksi yang Mungkin Timbul dari Pemakaian Favipiravir Bersama Obat Lain
Sama halnya dengan penggunaan obat jenis lainnya, favipiravir juga mampu menyebabkan efek interaksi obat saat dikonsumsi bersama obat maupun bahan lain. Berikut adalah beberapa interaksi obat yang mungkin terjadi saat digunakan bersamaan dengan obat ini.

Menurunkan efektivitas dari amiodarone, lovastatin, atorvastatin, chloroquine, carbamazepine, diclofenac, diltiazem, cisapride, erlotinib, enzalutamide, ethinylestradinol, dan juga ifosfamide.
Menurunkan efektivitas dari ketamine, ibuprofen, piroxicam, ketorolac, lansoprazole, methadone, omeprazole, naproxen, repaglinide, nicardipine, sorafenib, tretinoin, teofilin, warfarin, dan juga verapamil.
Meningkatkan risiko munculnya efek samping dari obat acyclovir, cefalor,benzylpenicillin, bisoprolol, cefdinir, cefazolin, captopril, citrulline, digoxin, dexamethasone, estradiol, everolimus, allopurinol, fexofenadine, dan juga famotidine.
Meningkatkan risiko munculnya efek samping dari grazoprevir, indacaterol, hydrocortisone,morfine, lenvatinib, nintedanib, quinidine, oseltamvir, ranitidine, simvastatin, paliperidone, zidovudine, vincristine, dan juga tetracycline.
Efek Samping Obat Favipiravir
Avigan favipiravir juga mampu memicu beberapa efek samping jika digunakan dalam jangka panjang sehingga pemakaiannya perlu dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Beberapa efek samping dari pemakaian obat ini adalah penurunan terhadap kualitas sperma, serta berisiko menyebabkan kecacatan terhadap janin. Oleh sebab itu, pada ibu hamil, yang sedang menyusui, ataupun yang sedang merencanakan kehamilan, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini guna mengetahui risiko efek samping tersebut dan mengantisipasinya.

Tidak hanya itu, penggunaan dari obat tersebut juga mampu menimbulkan beragam keluhan apabila digunakan dengan dosis berlebih alias overdosis, antara lain:

Muntah
Berat badan menurun
Penurunan terhadap kemampuan gerak tubuh
Jika mengalami gejala efek samping tersebut pasca mengonsumsi obat ini jangan pikir dua kali untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dengan dokter di rumah sakit. Hal serupa juga harus dilakukan saat pasien menderita gejala alergi obat pasca mengonsumsi avigan favipiravir, seperti ruam disertai gatal di kulit, terjadi pembengkakan pada bibir serta kelopak mata, maupun mengalami sesak napas atau sulit bernapas.

Cegah Kebotakan, Ini Deskripsi, Manfaat, Efek Samping, dan Cara Pemakaian Minoxidil

Kebotakan rambut bagi sebagian orang bisa menjadi salah satu mimpi buruk dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan rambut merupakan mahkota tubuh yang amat berpengaruh terhadap penampilan. Oleh karena itu, tidak sedikit orang rela melakukan segala cara untuk mencegah atau mengatasi masalah kebotakan rambut.

Jika kamu adalah salah satu orang yang sedang mengalami masalah kebotakan rambut ataupun rambut rontok, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Contohnya adalah dengan menggunakan obat yang memiliki kandungan minoxidil.

Minoxidil adalah obat yang banyak dikenal dan kerap digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut serta mencegah terjadinya kebotakan. Namun, penggunaan dari obat ini perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan kondisi oleh dokter karena termasuk sebagai obat resep. Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang apa itu minoxidil, manfaat, cara pemakaian, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkannya, simak penjelasan berikut ini.

Baca Juga : Apa Itu Fibromyalgia? Penyebab, Gejala, Serta Pemicunya

Apa Itu Minoxidil?

Minoxidil adalah jenis obat yang berguna untuk memberi rangsangan pada rambut agar tumbuh serta mencegah terjadinya kebotakan. Meski begitu, perlu dipahami jika jenis obat tersebut tidak mampu menumbuhkan rambut atau mengatasi masalah kebotakan secara permanen. Dalam kata lain, apabila perawatan menggunakan obat ini dihentikan, masalah rambut rontok kemungkinan besar akan kembali terjadi dan meningkatkan risiko kebotakan.

Cara kerja obat ini adalah dengan melebarkan vasodilator atau pembuluh darah yang membuat aliran darah di area rambut menjadi lebih lancar. Obat tersebut juga akan menyebabkan folikel rambut menjadi lebih besar, dan membuatnya mampu mendapatkan nutrisi lebih banyak yang diperlukan rambut untuk tumbuh dengan optimal.

Tidak hanya untuk merangsang pertumbuhan rambut pada kepala, minoxidil juga mampu memberi manfaat untuk merangsang pertumbuhan kumis dan jenggot. Akan tetapi, penggunaannya perlu dilakukan dengan hati-hati serta mengikuti petunjuk dokter guna mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.

Deskripsi Obat Minoxidil

Obat ini tergolong sebagai obat resep sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan anjuran dokter. Obat ini termasuk ke dalam kategori vasodilator yang bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan rambut. Obat ini dapat digunakan oleh orang dewasa, baik pria maupun wanita.

Akan tetapi, pada ibu hamil, penggunaan dari obat ini perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Alasannya karena obat ini termasuk sebagai obat dari golongan C yang memperlihatkan munculnya efek samping pada janin, sehingga hanya boleh dipakai jika manfaat yang diberikan jauh lebih besar ketimbang risikonya pada janin.

Selain itu, untuk ibu menyusui, obat ini sebaiknya tidak digunakan karena bisa terserap pada ASI. Jadi, sebelum menggunakannya, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter untuk mengetahui risiko efek samping yang mungkin ditimbulkannya.

Obat ini umumnya bisa ditemukan dalam bentuk cairan obat luar. Beberapa contoh merek dagang dari produk ini adalah Aloxid, Hage, Eminox, Regrou, dan juga Regrou Forte.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Gunakan Minoxidil
Guna menghindari risiko masalah kesehatan atau gejala efek samping yang membahayakan, penggunaannya tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain.

Hindari penggunaan obat ini jika memiliki alergi terhadap kandungan minoxidil, dan pastikan untuk memberi tahu dokter terkait riwayat alergi yang pernah dimiliki.
Hindari penggunaan minoxidil di bagian kulit yang terluka, bengkak, iritasi, kemerahan, maupun sedang terinfeksi.
Hindari penggunaan obat ini di bagian mata, mulut, atau hidung. Jika secara tidak sengaja mengenai area tersebut, segera bilas menggunakan air hingga bersih.
Informasikan pada dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit hati, penyakit ginjal, maupun penyakit jantung, tak terkecuali angina, serangan jantung, ataupun baru saja mengidap gagal jantung.
Jangan menggunakan obat ini pada anak usia kurang dari 18 tahun, terlebih tanpa meminta anjuran pada dokter lebih dulu.
Informasikan pada dokter jika sedang menggunakan obat, produk herbal, atau suplemen kesehatan tertentu.
Informasikan pada dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter apabila masalah kebotakan tak kunjung membaik pasca menggunakan obat ini selama 4 bulan atau lebih.
Segera lakukan pemeriksaan pada dokter apabila muncul gejala efek samping serius, alergi obat, maupun overdosis pasca menggunakan obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Minoxidil
Pada dasarnya, aturan pakai dan dosis penggunaan minoxidil ditentukan dokter dengan menyesuaikan jenis kelamin dan usia dari pasien. Namun, secara umum, dosis penggunaannya dalam mengatasi masalah kebotakan sesuai dengan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

Pria: Oleskan minoxidil 2% atau 5% sebanyak 1 ml pada kulit kepala yang mengalami kebotakan sebanyak dua kali per hari.
Wanita: Oleskan minoxidil 2% sebanyak 1 ml pada kulit kepala yang mengalami kebotakan sebanyak dua kali per hari.
Manfaat Minoxidil

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, manfaat minoxidil adalah untuk merangsang pertumbuhan dari rambut serta mencegah terjadinya kebotakan. Dengan melebarkan vasodilator atau pembuluh darah, obat ini mampu melancarkan aliran darah pada rambut dan membuat folikelnya lebih besar.

Hal ini menjadikan rambut mampu mendapatkan lebih banyak nutrisi untuk kebutuhan pertumbuhannya. Meski begitu, obat tersebut tak mampu secara permanen memberikan manfaat menumbuhkan rambut dan masalah rambut rontok serta risiko kebotakan bisa kembali terjadi apabila perawatan dihentikan.

Cara Pemakaian Minoxidil dengan Tepat
Selalu baca aturan pemakaian obat yang tertera pada kemasan dan ikuti anjuran dokter saat akan memakai obat ini. Jangan pernah menambah atau mengurangi dosis penggunaan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu. Sebab, penggunaan obat yang tak sesuai dengan dosis mampu meningkatkan potensi munculnya efek samping.

Bersihkan terlebih dulu bagian kulit kepala juga rambut, lalu keringkan saat akan menggunakan obat ini. Oleskan obat di bagian kulit kepala dengan kebotakan mulai dari sisi tengahnya.

Jangan mengeringkan rambut yang diolesi obat ini menggunakan pengering rambut. Biarkan mengering secara alami agar tak mengganggu efektivitas obat. Jangan pula menutup bagian rambut yang telah diolesi obat ini dengan plester atau obat, dan biarkan dalam kondisi yang terbuka.

Usahakan untuk tak keramas paling tidak 4 jam pasca pemakaian dan mencuci tangan sesudah memakainya. Jika terlupa, segera gunakan obat ini dengan dosis yang sama dan tak menggandakannya. Simpan di lokasi yang kering, jauh dari sinar matahari, serta tak dapat dijangkau anak-anak atau hewan peliharaan.

Interaksi Minoxidil saat Digunakan Bersama Obat Lain
Jika digunakan bersama obat lain dengan jenis oles atau topikal yang memiliki kandungan kortikosteroid maupun retinoid, penyerapan minoxidil bisa meningkat. Untuk memastikan tidak ada interaksi obat yang membahayakan, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter saat akan menggunakannya bersama dengan obat, produk herbal, atau suplemen tertentu.

Efek Minoxidil dan Bahayanya
Saat menggunakan obat ini, kamu mungkin akan merasakan sejumlah efek samping, seperti kulit kepala terasa gatal, kering, dan mengelupas, terjadi iritasi, sampai kulit terasa terbakar. Umumnya, efeknya akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, jika tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri pada dokter.

Selain itu, ada beberapa efek samping lain yang lebih serius dari penggunaan minoxidil, antara lain.

Tumbuh rambut pada wajah
Jantung berdebar serta denyut jantung tidak teratur dan cepat
Pingsan
Sakit kepala dan pusing
Bengkak pada kaki atau tangan
Nyeri pada dada
Sulit bernapas
Rasa letih yang tak biasa

Apa Itu Fibromyalgia? Penyebab, Gejala, Serta Pemicunya

Apa Itu Fibromyalgia? Penyebab, Gejala, Serta Pemicunya

Fibromyalgia merupakan sebuah penyakit kronis jangka panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri otot, nyeri sendi, dan kelelahan. Penyakit ini sering disertai dengan kelelahan, masalah tidur, masalah memori dan masalah suasana hati.
Para peneliti percaya bahwa fibromyalgia memperkuat sensasi nyeri dengan memengaruhi cara otak dan sumsum tulang belakang memproses sinyal yang menyakitkan dan tidak menyakitkan.

Penyebab Fibromyalgia

Dikutip dari Mayo Clinic, kebanyakan peneliti percaya bahwa stimulasi saraf berulang menyebabkan otak dan sumsum tulang belakang orang dengan fibromyalgia berubah.

Perubahan ini melibatkan peningkatan abnormal kadar bahan kimia tertentu di otak yang menandakan rasa sakit. Selain itu, reseptor rasa sakit otak tampaknya mengembangkan semacam memori rasa sakit dan menjadi peka.

Hal itu berarti mereka dapat bereaksi berlebihan terhadap sinyal yang menyakitkan dan tidak menyakitkan. Ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan perubahan ini, beberapa antaranya adalah:

Faktor genetika: Fibromyalgia cenderung diturunkan dalam keluarga, karena itu, mungkin ada mutasi genetik tertentu yang membuat seseorang lebih rentan untuk mengembangkan kelainan tersebut.
Infeksi: Beberapa penyakit tampaknya memicu atau memperburuk fibromyalgia.
Peristiwa fisik atau emosional: Fibromyalgia terkadang dapat dipicu oleh peristiwa fisik, seperti kecelakaan mobil, dan stres psikologis yang berkepanjangan.

Gejala Fibromyalgia

Utamanya, fibromyalgia memunculkan rasa nyeri di bagian sistem muskuloskeletal-atau struktur yang mendukung badan, leher, dan punggung-seperti pada tulang rawan atau ligamen. Namun, seperti dikutip dari Healthline, penyakit ini dapat disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Kelelahan
  • Susah tidur
  • Tidur non-restoratif, atau tidur untuk waktu yang lama tanpa merasa istirahat
  • Sakit kepala
  • Kesulitan fokus atau memperhatikan
  • Mata kering
  • Ruam
  • Gatal
  • Nyeri atau nyeri tumpul di perut bagian bawah
  • Masalah kandung kemih, seperti sistitis interstisial
  • Depresi
  • Kecemasan

Pemicu Fibromyalgia

Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu serangan gejala fibromyalgia, seperti:

  • Perubahan rutinitas sehari-hari
  • Perubahan pola makan atau pola makan yang buruk
  • Fluktuasi hormon
  • Kurang tidur
  • Stresor seperti terkait pekerjaan, penyakit, stres emosional
  • Perubahan pengobatan
  • Perubahan pola tidur (misalnya, kerja shift)
  • Perubahan cuaca atau suhu
  • Pengobatan Fibromyalgia

Sayangnya, belum ada obat untuk fibromyalgia saat ini. Meski begitu, pengobatannya cenderung berfokus pada pengurangan gejala dan peningkatan kualitas hidup dengan obat-obatan, strategi perawatan diri, dan perubahan gaya hidup.

Obat-obatan yang dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu tidur lebih nyenyak dapat membantu mengurangi gejala fibromyalgia. Beberapa obat umum tersebut termasuk pereda nyeri, obat anti kejang, dan antidepresan.

Terdapat juga beberapa alternatif lainnya jika obat-obatan tersebut tidak ampuh. Caranya adalah dengan fokus menurunkan stres dan mengurangi rasa nyeri seperti dengan meditasi, yoga, dan diet seimbang yang kaya akan nutrisi.

Baca juga: Mengulik Alergi Kafein Seperti pada Kopi yang Berbeda Sensitivitas Kafein

Pencegahan Fibromyalgia

Dikarenakan para ahli belum mengetahui apa penyebab fibromyalgia, tidak begitu ada langkah untuk mencegahnya. Namun, demi mengurangi risiko munculnya fibromyalgia, beberapa langkah yang dapat dicoba adalah dengan:

  • Minimalkan stres
  • Makan makanan yang bergizi
  • Tidur yang cukup
  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Kelola radang sendi, depresi, atau kondisi lainnya
  • Tetap aktif dan berolahraga secara teratur

Ini Rentang Waktu Kasus Cacar Monyet Paling Menular

Ini Rentang Waktu Kasus Cacar Monyet Paling Menular

Para ahli mengatakan pasien yang terinfeksi cacar monyet bisa menularkan penyakit hingga empat minggu, setelah gejala muncul. Hal ini diungkapkan pakar penyakit menular baru di John Hopkins University, Dr Amesh Adalja.
Pasien yang terinfeksi cacar monyet awalnya akan mengalami demam. Kemudian, muncul ruam dan lesi kulit di area wajah dan tubuh.

Virus tersebut bisa ditularkan melalui sentuhan pada area yang terkena cacar atau melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin. Dr Adalja mengatakan pasien cacar monyet bisa menular hingga empat minggu.

“(Ini karena) perlu beberapa minggu agar lesi kulit menghilang. Orang-orang masih bisa menularkan virus sampai lesi di kulit aktif mereka hilang,” beber Dr Adalja yang dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/5/2022).

Hal ini juga selaras dengan pakar kesehatan global di Southampton University, Inggris, Dr Michael Head. Ia mengatakan penularan cacar monyet ini masih bisa terus terjadi selama ruam dan lepuh masih ada.

“Berdasarkan wabah monkeypox sebelumnya dan panduan dari (otoritas kesehatan Inggris) dan WHO, periode infeksi (yaitu ketika virus dapat ditularkan ke orang lain) dapat dibandingkan dengan periode waktu di mana ruam dan lepuh ada,” kata Dr Michael Head.

“Ini mungkin selama dua minggu, dan mungkin lebih lama,” lanjutnya.

Dr Michael Head mengungkapkan para ahli masih terus mempelajari tentang kasus dan presentasi wabah cacar monyet ini. Menurutnya, masih banyak pertanyaan dasar tentang penyakit ini yang masih harus diklarifikasi.

Baca Juga: Imunoterapi untuk Alergi: Tujuan, Proses, dan Efek Samping

“Namun, jika penularan selanjutnya memang dapat terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama, identifikasi awal dari setiap kasus yang mungkin terjadi akan menjadi vital dalam upaya memutus rantai penularan dan menahan wabah,” jelasnya.

Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet yang harus diperhatikan, yakni:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Lemas
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala

Gejala awal akan berlangsung selama 1 hingga 3 hari. Kemudian, mulai muncul ruam di wajah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh lainnya, seperti lengan atau kaki.

Ruam ini berkembang mulai dari muncul bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras dan menimbulkan borok. Umumnya, diperlukan waktu selama 2-4 minggu sampai ruam tersebut menghilang.

Mengulik Alergi Kafein Seperti pada Kopi yang Berbeda Sensitivitas Kafein

Kopi adalah salah satu minuman yang sangat populer di seluruh dunia. Dahulu, kopi menjadi pendamping camilan, tetapi kini semua orang dapat menikmati berbagai jenis kopi dengan atau tanpa makanan. Namun, tidak semua orang dapat menikmati kopi dan salah satunya disebabkan oleh reaksi alergi terhadap kafein.

Apa itu alergi kafein seperti pada kopi?

Kafein adalah zat stimulan alami yang merangsang kerja otak, sistem saraf pusat, jantung, dan otot. Kafein juga berfungsi menghambat pemicu rasa kantuk di otak dan menggantinya dengan memproduksi hormon stres adrenalin, sehingga Anda pun lebih fokus.

Selain kopi, Anda juga dapat menjumpai kafein di teh, soda, coklat, hingga minuman berenergi. Bahkan, zat stimulan ini juga dipakai dalam beberapa obat.

Umumnya, dosis maksimal kafein yang terbilang aman bagi orang dewasa adalah 400 miligram per hari atau setara dengan empat cangkir kopi.

Baca Juga : Imunoterapi untuk Alergi: Tujuan, Proses, dan Efek Samping

Sementara itu, alergi kopi adalah jenis alergi makanan yang menganggap asupan kafein sebagai senyawa berbahaya. Akibatnya, tubuh memproduksi antibodi (imuniglobulin E) yang memicu setiap sel tubuh melawan balik dan menyebabkan peradangan.

Peradangan yang terjadi di dalam tubuh akibat konsumsi kafein ini menimbulkan beragam gejala, seperti:

gatal,
ruam kulit, dan
bengkak.
Umumnya, makanan pemicu alergi adalah protein yang terkandung dalam telur, susu, kacang, dan seafood. Namun, penyebab alergi kafein hingga saat ini belum diketahui.

Bila Anda mengalami gejala alergi yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Alergi Susu, Bisakah Muncul Saat Dewasa dan Bagaimana Gejalanya?
Pernah merasa tidak nyaman setelah minum susu padahal, waktu kecil tidak ada masalah saat mengonsumsinya? Hal ini mungkin membuat Anda berkesimpulan bahwa Anda mempunyai alergi susu yang baru muncul saat dewasa. Apakah alergi bisa muncul saat sudah dewasa? Ya, alergi makanan bisa muncul kapan saja. Tidak hanya pada saat Anda masih kecil, tetapi juga bisa muncul saat […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro • Nov 13, 2020

Alergi kafein versus sensitivitas kafein
Beberapa orang mungkin menganggap reaksi tubuh yang muncul setelah mereka minum kopi atau minuman berkafein lainnya adalah sensitivitas terhadap kafein. Faktanya, ada perbedaan yang cukup signifikan antara alergi kafein dengan sensitivitas kafein.

Sensitivitas terhadap kafein biasanya mengacu pada masalah pencernaan. Pasalnya, lambung yang tidak cocok dengan kafein tidak dapat mencernanya dengan baik. Akibatnya, muncul beberapa gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, seperti:

jantung berdebar,
kembung,
diare,
gugup,
sulit tidur,
asam lambung naik, serta
gelisah dan sakit kepala.
Sementara itu, alergi kopi yang termasuk dalam alergi makanan disebabkan oleh reaksi imun terhadap makanan atau minuman yang dikonsumsi. Gejala alergi makanan seperti pada kafein dapat memengaruhi kulit, saluran pencernaan, hingga sistem pernapasan, meliputi:

ruam dan benjolan merah di kulit,
kulit terasa gatal,
pembengkakan di bibir dan lidah,
mulut, bibir, dan lidah terasa gatal,
kram perut, serta
diare.
Kapan saya harus ke dokter?
obat asam urat dan kolesterol

Bila jenis alergi makanan ini tidak segera ditangani, gejalanya akan bertambah parah dan Anda berisiko mengalami syok anafilaksis. Meski terbilang cukup jarang, kondisi ini pernah terjadi pada beberapa orang. Namun, belum dapat dipastikan apakah syok anafilaktik ini disebabkan oleh kafein sendiri atau ada pemicu lainnya.

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala:

kesulitan bernapas dan berbicara,
sakit perut,
mual dan muntah,
detak jantung meningkat,
suara mengi ‘ngik-ngik’ akibat penyempitan saluran pernapasan, serta
pusing dan pingsan.
Seperti kebanyakan jenis alergi lainnya, dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes kulit alergi sebagai prosedur diagnosis. Hal ini dilakukan dengan menaruh sedikit alergen pada lengan dan melihat apakah terdapat reaksi yang muncul setidaknya dalam waktu 24 jam.

Imunoterapi untuk Alergi: Tujuan, Proses, dan Efek Samping

Jika obat-obatan alergi tidak ampuh untuk mengatasi gejala, dokter akan merekomendasikan Anda untuk menjalani imunoterapi alergi. Simak secara lebih lengkap prosedur imunoterapi untuk alergi dalam ulasan berikut.

Apa itu imunoterapi alergi?
Imunoterapi alergi adalah prosedur pengobatan alergi yang bertujuan untuk mencegah reaksi alergi terhadap serbuk sari, tungau debu, spora jamur, bulu hewan, dan lainnya.

Secara umum, imunoterapi alergi terbagi menjadi dua metode, yakni terapi alergi subkutan dan terapi alergi sublingual.

Terapi alergi subkutan (subcutaneous immunotherapy/SCIT)
Dokter melakukan prosedur suntikan alergen pada kulit, lalu mengamati reaksinya. Terapi dilakukan 1‒3 kali seminggu dalam waktu 6 bulan hingga beberapa tahun.

Terapi alergi sublingual (sublingual immunotherapy/SLIT)
Dokter meneteskan atau memberikan tablet alergen ke bawah lidah, lalu mengamati reaksinya. Terapi dilakukan setiap hari selama 3‒5 tahun.

Baca Juga : Serba-Serbi Alergi Udang, Penyebab Hingga Pengobatannya

Kedua prosedur di atas melibatkan pemberian dosis dari alergen atau zat pemicu reaksi alergi. Pemberiannya dilakukan secara bertahap dengan dosis yang meningkat.

Dosis zat alergen tersebut cukup untuk merangsang sistem kekebalan tubuh, tetapi tidak cukup kuat untuk menimbulkan reaksi alergi parah.

Pada akhirnya, prosedur ini akan melatih sistem kekebalan tubuh terbiasa dengan alergen (desensitisasi) dan menyebabkan gejala alergi berkurang seiring waktu.

Gejala mungkin akan hilang sepenuhnya pada beberapa orang. Hal ini menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh Anda sudah membangun toleransi terhadap alergen.

Apa tujuan dari prosedur imunoterapi alergi?
Tujuan imunoterapi alergi adalah untuk membantu tubuh Anda terbiasa dengan alergen.

Dengan begitu, sistem kekebalan tidak lagi bereaksi berlebihan dan menimbulkan sejumlah gejala.

Selain itu, prosedur medis ini merupakan pilihan pengobatan yang tepat jika Anda memiliki beberapa kondisi berikut ini.

Obat-obatan alergi tidak mengendalikan gejala dengan baik.
Obat-obatan alergi bereaksi dengan obat lain yang Anda minum atau menimbulkan efek samping yang mengganggu.
Mengalami gejala alergi berkepanjangan dan tidak bisa menghindari hal-hal yang memicu reaksi alergi Anda.
Hendak mengurangi penggunaan obat alergi dalam jangka panjang.
Memiliki alergi terhadap gigitan atau sengatan serangga.
Pada dasarnya, imunoterapi tidak serta merta menyembuhkan alergi Anda. Pengobatan ini akan meringankan gejala alergi sehingga lebih mudah diatasi.

Namun, imunoterapi dapat membantu meningkatkan toleransi sampai reaksi sistem imun benar-benar normal terhadap alergen.

Siapa saja yang membutuhkan prosedur medis ini?
Imunoterapi tidak tersedia untuk alergi makanan atau biduran (urtikaria).

Namun, prosedur ini bekerja dengan baik untuk mengurangi tingkat keparahan jenis alergi berikut ini.

Alergi musiman yang terjadi pada waktu-waktu tertentu dan dipicu oleh serbuk sari yang dikeluarkan oleh pohon, rumput, atau gulma.
Alergi dalam ruangan yang umum terjadi sepanjang tahun, misalnya alergi terhadap tungau, debu, jamur, kecoak, dan bulu binatang.
Alergi serangga yang disebabkan gigitan atau sengatan lebah atau tawon.
Dokter umumnya tidak menyarankan imunoterapi alergi untuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun, ibu hamil, atau penderita penyakit jantung dan asma parah.

Pastikan untuk selalu konsultasi ke dokter untuk mengetahui penanganan alergi yang tepat, sesuai dengan kondisi yang sedang Anda alami.

Apa persiapan sebelum imunoterapi alergi?
Dokter awalnya akan melakukan sejumlah tes alergi untuk menentukan bahwa reaksi tubuh Anda disebabkan oleh alergi atau tidak.

Pertama, dokter akan melakukan tes tusuk kulit (skin prick test) dengan mengoleskan sejumlah kecil zat alergen pada permukaan kulit dan menusuknya dengan jarum.

Dokter kemudian mengamati bagian ini sekitar 15 menit. Jika timbul pembengkakan dan kemerahan, hal ini menunjukkan alergi terhadap zat tersebut.

Apabila tes pada permukaan kulit tersebut belum cukup untuk mendiagnosis alergi, dokter juga bisa melakukan tes darah untuk pemeriksaan di laboratorium.

Pemeriksaan sampel darah bertujuan untuk melihat ada tidaknya antibodi imunoglobulin E (Ig-E) yang melindungi tubuh dari alergen dan memicu terjadinya peradangan.

Saat menjalani imunoterapi alergi, pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda merasa tidak enak badan, terlebih apabila menderita asma.

Apabila menjalani prosedur lanjutan, informasikan juga mengenai gejala yang Anda rasakan setelah menjalani imunoterapi sebelumnya.

Bagaimana prosedur imunoterapi alergi dilakukan?
Setelah mengetahui zat alergen yang memengaruhi tubuh Anda, dokter akan melakukan jenis imunoterapi yang tepat sesuai dengan jenis alergi yang dialami.

Terapi alergi subkutan
Setiap orang umumnya tidak hanya memiliki satu jenis alergi saja. Nah, keuntungan dari terapi alergi subkutan adalah satu suntikan dapat mencakup beberapa alergen.

Pada prosedur ini, dokter akan menyuntikan zat alergen dalam dosis kecil ke dalam lapisan kulit terluar. Anda biasanya akan mendapatkan suntikan pada bagian lengan atas.

Terapi alergi subkutan akan melibatkan dua fase, yakni fase buildup dan maintenance.

1. Fase buildup
Dokter memberikan suntikan 1‒3 kali seminggu dan biasanya memakan waktu hingga 6 bulan.

Selama fase ini, dokter akan memberikan dosis alergen yang meningkat secara bertahap dalam setiap suntikan.

2. Fase maintenance
Dokter akan memberikan suntikan alergi setiap sebulan sekali, selama tiga sampai lima tahun atau lebih.

Setelah menjalani kedua fase, dokter akan melihat reaksi yang ditimbulkan selama 30 menit.

Terapi alergi sublingual
Terapi alergi sublingual atau sublingual immunotherapy (SLIT) akan Anda lakukan dengan meletakkan obat tablet atau tetes di bagian bawah lidah.

Prosedur imunoterapi ini hanya terbatas pada jenis alergi tertentu dan hanya bisa mengobati satu alergi dalam setiap dosis obatnya.

Saat pertama kali berkunjung ke rumah sakit, dokter akan memberikan obat tetes atau tablet untuk Anda letakkan di bagian bawah lidah selama 1‒2 menit.

Setelah lima menit, dokter akan meminta Anda untuk menelan obat tersebut. Dokter akan mengawasi selama 30 menit berikutnya untuk melihat reaksi yang timbul.

Jika tubuh bisa menolerasi pengobatan pertama, dokter akan memberikan terapi alergi ini untuk pengobatan mandiri.

Anda bisa melakukan terapi sendiri di rumah setiap hari selama tiga tahun atau lebih.

Apa hasil dari imunoterapi alergi?
Imunoterapi alergi dapat membantu mengurangi gejala alergi yang Anda rasakan setelah melakukan pengobatan pada tahun pertama dan kedua.

Menurut NHS UK, Anda akan mengalami desensitisasi pada tahun ketiga terapi.

Desensitasi menunjukkan sistem kekebalan tubuh yang sudah terbiasa dengan alergen sehingga tidak menimbulkan reaksi yang parah.

Setelah pengobatan selama beberapa tahun, pasien umumnya sudah tidak mengalami masalah alergi yang signifikan meskipun terapi alergi dihentikan.

Namun, beberapa pasien mungkin masih membutuhkan imunoterapi berkelanjutan guna menjaga reaksi alergi tetap terkendali.