Tahun: 2022

Inilah Dampak Hipertensi pada Ibu Hamil dan Janin!

Tekanan darah tinggi umum sekali menyerang ibu hamil. Sedihnya, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa masalah pada ibu dan janin. Tak hanya itu, ternyata tekanan darah tinggi bisa menimbulkan masalah selama hamil dan setelah melahirkan. Meskipun begitu, tenang, tekanan darah tinggi bisa dicegah dan diobati. Kupas fakta lengkapnya tentang tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan cara mencegahnya serta penanganannya!

Dampak tekanan darah tinggi (hipertensi) pada ibu hamil dan janin

Tekanan darah yang tak terkontrol selama hamil, bisa menyebabkan beberapa gangguan pada perkembangan janin. Komplikasi pada janin akan semakin parah apabila ibu memiliki tekanan darah yang semakin tinggi dalam periode waktu yang lama. Salah satu dampak yang paling berbahaya adalah keguguran pada trimester awal ataupun kematian janin mendadak.

Baca Juga : Inilah Fakta Penyembuhan Asma dengan Metode Terapi

Jika kehamilan berlanjut, perkembangan dan pertumbuhan janin kemungkinan besar akan terhambat, bahkan gagal. Kondisi ini kemudian dapat berefek pada gangguan kognitif anak yang lahir.

Maka, sebelum calon ibu memutuskan untuk hamil, alangkah baiknya untuk melakukan kontrol tekanan darah terlebih dahulu. Dengan begitu, jika sudah terdeteksi adanya kondisi hipertensi, ibu bisa mendapatkan perawatam sebelum, selama, dan setelah kehamilan, sehingga dapat menghindari berbagai risiko.

Jenis hipertensi pada ibu hamil yang umum terjadi

Diagnosis hipertensi pada ibu hamil biasanya dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

Hipertensi kronis, sudah ada sejak sebelum hamil atau baru terdiagnosis pada usia kehamilan sebelum 20 minggu.
Preeklampsia-eklampsia, sebuah komplikasi kehamilan yang terjadi saat kehamilan memasuki usia 24 minggu ke atas.
Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia, sebuah kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronis sebelumnya juga mengalami preeklampsia.
Hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan turun kembali usai persalinan.
Faktor risiko ibu hamil lebih tinggi berisiko mengalami hipertensi

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami hipertensi, yaitu: berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, memiliki riwayat hipertensi kronis, sudah mengalami hipertensi semenjak sebelum hamil, mengidap diabetes, kelebihan berat badan, mengidap penyakit ginjal, pernah melakukan bayi tabung, memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi gestasional.

Cara mencegah dan menangani hipetensi pada ibu hamil

Layaknya penderita hipertensi pada umumnya, ibu hamil yang menderita hipertensi juga diperbolehkan untuk mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah. Namun, konsumsi obat-obatan harus berdasarkan ketentuan resep dokter karena tidak semua jenis obat hipertensi boleh dikonsumsi saat hamil.

Selain itu, ibu harus memperbaiki gaya hidup dan pola makan dengan menjaga berat badan ideal, aktif bergerak dan berolahraga, menyesuaikan kenaikan berat badan saat hamil dengan indeks massa tubuh Anda sebelum hamil.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui calon ibu seputar dampak hipertensi pada ibu hamil. Alangkah baiknya jika berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu terkait kondisi kesehatan diri sebelum melakukan program kehamilan, agar terhindar dari risiko berbahaya.

Inilah Fakta Penyembuhan Asma dengan Metode Terapi

Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang cukup sering dan umum dialami. Asma terjadi akibat adanya peradangan dan menyempitnya jalan napas (bronkus) pada paru-paru. Walaupun penderita asma tak dapat sembuh sepenuhnya, gejala yang dialami dapat dikurangi dengan pengobatan yang baik dan tepat.

Metode pengobatan yang dapat dilakukan, salah satunya adalah terapi, dari terapi dengan obat-obatan, teknik pernapasan, hingga jenis olahraga tertentu. Selain untuk mengurangi keparahan gejala asma, terapi pengobatan asma juga bertujuan untuk mengurangi frekuensi kekambuhan. Lalu, apa saja jenis terapi penyembuhan asma yang bisa dilakukan? Berikut penjelasannya!

Jenis terapi pengobatan asma yang sering direkomendasikan oleh dokter
Penting untuk konsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk menemukan jenis terapi mana yang paling tepat untuk menangani asma Anda. Dokter akan menganalisa apa jenis dan tingkat keparahan asma yang Anda alami. Setelah itu, dokter dapat menentukan obat dan jenis terapi mana yang cocok untuk Anda. Hal ini perlu diperhatikan karena tidak semua orang cocok dengan satu terapi tertentu. Apa saja jenis terapi yang biasa direkomendasikan oleh dokter? Berikut jenis-jenisnya!

Baca Juga : Jangan Sepelekan Angin Duduk, Bisa Jadi Salah Satu Penyakit Jantung

Terapi obat
Terapi obat merupakan metode pengobatan asma yang umum direkomendasikan oleh dokter, baik untuk jangka pendek ataupun panjang. Lama periode terapi obat akan disesuaikan dengan tingkat keparahan asma yang dialami. Terapi obat untuk asma terbagi menjadi tiga, yaitu pengobatan jangka panjang, pendek, serta pengobatan alergi.
Pengobatan asma jangka panjang bertujuan mengendalikan keparahan gejala, dan mencegahnya kambuh secara berkelanjutan serta komplikasi. Terapi ini biasanya melibatkan penggunaan obat hirup (inhaler asma atau nebulizer).

Pengobatan asma jangka pendek lebih bertujuan untuk meredakan serangan asma akut saat kejadian dengan segera. Obat ini juga bisa digunakan sebagai pertolongan pertama ketika mengalami serangan asma mendadak.

Pengobatan alergi dikhususkan untuk mengatasi alergi yang menjadi penyebab asma. Jadi, obat biasanya hanya diberikan jika tubuh bereaksi dengan pemicu (alergen) tertentu.
Terapi pernapasan
Terapi pernapasan merupakan sebuah cara untuk mengatasi asma tanpa obat yang kerap dianjurkan dokter. Namun, terapi ini perlu dilatih setiap hari, dengan membiasakan pengidap asma untuk bernapas dengan lebih efektif. Seiring berjalannya waktu, dengan rutin melakukan terapi pernapasan akan membantu meningkatkan fungsi paru-paru untuk menampung & menyerap oksigen, dan mencegah asma kambuh.
Terapi yoga
Olahraga yang satu ini melatih Anda mengatur pola tarikan dan embusan napas mengikuti setiap gerakan tubuh. Itulah sebabnya yoga bisa dimanfaatkan sebagai cara meredakan gejala asma. Teknik pernapasan dalam yoga lambat laun akan meningkatkan kapasitas paru.

Dengan begitu, pengidap asma dapat menghirup volume oksigen dalam jumlah yang lebih banyak saat bernapas pendek. Tak hanya itu, yoga juga secara tidak langsung mengajarkan bagaimana cara bernapas lebih baik dan efisien dan mengurangi stres yang bisa memicu asma. Dengan durasi 50 menit per hari, yoga terbukti efektif dalam mengurangi kambuhnya serangan asma di pagi dan malam hari.
Terapi renang
Saat berolahraga, tanpa sadar mungkin penerita asma sering bernapas tak melalui hidung melainkan lewat mulut. Cara bernapas seperti ini dapat membuat penderita semakin sesak napas, karena udara yang masuk ke paru adalah udara kering.

Udara kering dapat mengiritasi saluran napas yang akhirnya memicu gejala asma. Nah, berenang adalah olahraga yang cukup direkomendasikan untuk pengidap asma. Sebab, berenang membantu melembapkan saluran udara agar tidak kering dan teriritasi.

Selain itu, postur tubuh yang mendatar saat berenang dapat membuat otot-otot saluran pernapasan lebih rileks, sehingga nantinya pengidap asma bisa bernapas lebih lega. Terapi ini juga bertujuan untuk membantu pengidap asma agar tetap aktif bergerak.
Itulah beberapa terapi untuk pengobatan asma. Sebelum memilih mana terapi yang ingin dijalani, sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu. Sebab, kondisi asma yang dialami setiap orang bisa berbeda-beda, sehingga pengobatan yang bisa dilakukan pun tentu berbeda.

Jangan Sepelekan Angin Duduk, Bisa Jadi Salah Satu Penyakit Jantung

Pengertian Angin Duduk

Angin duduk atau angina adalah suatu penyakit yang ditandai dengan nyeri dada akibat otot jantung kurang mendapatkan pasokan oksigen dari aliran darah. Pasokan darah ke otot jantung terganggu karena adanya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah. Angin duduk dapat terjadi secara tiba-tiba.

Penyebab Angin Duduk

Agar dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Darah untuk jantung dialirkan oleh dua pembuluh besar yang disebut sebagai pembuluh koroner. Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Berikut adalah beberapa jenis angin duduk yang dapat terjadi.

Angina stabil
Umumnya, kondisi ini dipicu oleh aktivitas fisik, misalnya olahraga. Saat seseorang berolahraga, jantungnya akan membutuhkan lebih banyak oksigen dari aliran darah. Kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Serangan angin duduk stabil juga dapat dipicu oleh hal lain, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.

Baca Juga : Alami Dislokasi Sendi? Ketahui Penanganannya

Angina tidak stabil
Keadaan ini dipicu oleh timbunan lemak atau pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung. Meskipun pengidap sudah mengonsumsi obat dan istirahat, tetapi nyeri dada akibat angin duduk tidak stabil akan tetap ada. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan angin duduk tidak stabil bisa berkembang menjadi serangan jantung.

Angina varian (angina duduk Prinzmetal)
Pada keadaan ini, arteri jantung menyempit sementara akibat spasme atau kekakuan pembuluh darah. Orang yang sedang beristirahat pun bisa terkena angin duduk varian. Hal ini dikarenakan angin duduk varian dapat terjadi kapan saja. Penyempitan sementara pada pembuluh darah ini menyebabkan pasokan oksigen dari aliran darah ke jantung menurun dan timbulah nyeri dada. Gejala pada angin duduk varian ini dapat diredakan dengan obat-obatan.

Gejala Angin Duduk

Pengidap angin duduk biasanya akan mengalami berbagai gejala, antara lain:

Nyeri dada yang dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.
Dada seperti terhimpit atau tertekan benda berat.
Sesak napas.
Tubuh terasa lelah
Mual
Pusing
Gelisah
Mengeluarkan keringat berlebihan
Pingsan
Diagnosis Angin Duduk

Selain melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat gejala yang dialami pengidap, ada beberapa pemeriksaan lain yang umumnya akan dilakukan oleh dokter, seperti:

Elektrokardiogram (EKG). Penggunaan EKG atau rekam jantung bertujuan untuk melihat apakah aliran darah pengidap mengalami gangguan atau penurunan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai fungsi kontraksi otot jantung dan fungsi katup jantung yang dapat mengalami penurunan bila terjadi kerusakan otot jantung akibat terganggunya aliran darah atau bagian jantung yang kurang mendapatkan aliran darah.
Tes ketahanan jantung (Exercise Tolerance Test). Tujuan utama dari pemeriksaan ini adalah mengukur daya tahan jantung saat melakukan aktivitas fisik sebelum timbul gejala angin duduk.
Skintigrafi jantung. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui aliran darah dalam pembuluh darah tersebut mengalami gangguan.
Angiografi pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembuluh darah koroner mengalami penyumbatan dan seberapa parah penyumbatan tersebut.
Pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar enzim jantung dalam darah untuk mengetahui kerusakan jantung akibat serangan jantung.
X-ray dada (rontgen). Pemeriksaan ini untuk melihat apakah gejala yang dirasakan pengidap disebabkan oleh kondisi selain angin duduk atau untuk melihat adanya pembesaran jantung.
CT scan jantung. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya dan seberapa parah penyempitan pada pembuluh jantung serta apakah ada pembesaran jantung yang tidak terlalu tampak dari hasil X-Ray dada.
Pengobatan Angin Duduk

Pengobatan angin duduk bertujuan untuk mengurangi keparahan gejalanya dan menurunkan risiko pengidap terkena serangan jantung yang dapat berakibat kematian. Jika gejala masih ringan atau menengah, meninggalkan kebiasaan buruk, dan menjalani pola hidup sehat bisa dilakukan sebagai penanganan angin duduk. Umumnya, dokter akan memberikan prosedur tindakan atau beberapa resep obat untuk pengidap angin duduk, antara lain:

Operasi angioplasti dengan pemasangan stent di pembuluh darah jantung. Prosedur ini merupakan prosedur utama dalam penanganan sumbatan pembuluh darah koroner. Prosedur ini bertujuan untuk memperlancar aliran darah dan memperlebar pembuluh darah dengan menggunakan balon kecil khusus yang ditiup, kemudian pembuluh darah dipasang stent agar aliran darah tetap lancar di bagian pembuluh darah yang tersumbat tersebut.
Obat-obatan nitrat. Fungsi utama obat ini adalah untuk melemaskan pembuluh darah yang kaku agar darah dapat mengalir dengan lancar menuju jantung.
Obat-obatan pencegah pembekuan darah. Obat ini berfungsi memisahkan kepingan-kepingan darah dan mencegah penggumpalan darah.
Obat penghambat saluran kalsium. Obat ini dapat melancarkan aliran darah di dalam jantung dan meredakan atau mencegah gejala angin duduk.
Obat penghambat beta. Obat ini bekerja dengan cara menangkal efek hormon adrenalin, sehingga tekanan darah berkurang dan ritme jantung menurun.
Obat penurun kadar kolesterol dalam tubuh. Sehingga, pencegahan kerusakan pembuluh darah bisa dilakukan dengan konsumsi obat ini.
Obat yang berfungsi untuk mengurangi tingkat penggumpalan darah, sehingga darah akan mudah mengalir melalui pembuluh yang sempit sekali pun.
Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor). Obat ini berfungsi untuk menghambat aktivitas suatu hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah.
Operasi bypass. Prosedur ini bertujuan untuk mengalihkan rute aliran darah agar tidak melewati pembuluh darah yang tersumbat atau rusak dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lainnya.
Pencegahan Angin Duduk

Terdapat berbagai langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk angin duduk, antara lain:

Berolahraga
Mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung
Menghindari makanan yang berbahaya bagi jantung
Menjaga berat badan ideal
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Berhenti merokok

Alami Dislokasi Sendi? Ketahui Penanganannya

Sendi bahu merupakan sendi dengan ruang gerak paling luas pada tubuh dan rentan mengalami cedera, salah satunya adalah dislokasi. Dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.

Dislokasi merupakan kondisi ketika tulang keluar atau bergeser dari posisi normalnya pada sendi. Semua persendian yang ada di tubuh dapat mengalami dislokasi, terutama saat terjadi benturan akibat kecelakan berkendara atau terjatuh ketika berolahraga.

Dislokasi ini paling sering terjadi pada bahu dan jari tangan, walau sebenarnya dislokasi dapat terjadi di semua sendi, termasuk lutut, siku, rahang, dan panggul.

Baca Juga : Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Yang harus dilakukan bila mengalami dislokasi, bantuan yang bisa dilakukan adalah dengan pemasangan arm sling agar otot di daerah siku dan lengan bias diistirahatkan terlebih dahulu.

Gejala atau tanda dari dislokasi :

Nyeri bertambah hebat ketika menggerakan sendi
Rasa kesemutan atau mati rasa di daerah sekitar sendi
Bengkak dan lebam pada area sendi
Perubahan bentuk dari sendi tampak abnormal atau tidak pada tempatnya
Penanganan awal saat dislokasi :

Istirahatkan dan imobilisasi bagian sendi yang cedera
Kompres dingin untuk mengurangi pembengkakan dan pendarahan internal
Konsumsi obat pereda nyeri bila diperlukan
Segera mencari pertolongan medis ke dokter atau Rumah Sakit

Jangan pernah mencoba untuk diurut jika terjadi dislokasi atau memasukan sendi sendiri bila tidak ada pengalaman karena akan beresiko terjadi cedera saraf dan pembuluh darah. Bawalah segera ke bagian unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Dokter spesialis ortopedi akan membantu mengemalikan sendi yang bergeser dalam pembiusan sehingga tidak akan terjadi rasa nyeri yang akan dirasakan oleh pasien.

Setelah mengalami dislokasi tidak jarang jaringan lunak penyangga bahu mengalami robekan dalam skala ringan, sedang, atau berat sehingga menyebabkan sendi tidak stabil dan dapat terjadi dislokasi berulang.

Apa yang terjadi bila dislokasi tidak ditangani dengan baik?

Dapat terjadi komplikasi seperti kerusakan sendi, pembuluh darah, saraf, otot, maupun ligament.
Meningkatnya risiko cedera kembali pada sendi yang mengalami dislokasi, yang kedepannya dapat menimbulkan kecacatan.
Hal yang dapat dilakukan untuk mnghindari dislokasi berulang :

Hindari terjadinya benturan pada lokasi pasca terjadi dsilokasi
rutin melakukan latihan ringan untuk memperkuat otot sekitar bahu dan punggung atas
menggunakan alat pelindung bahu jika memungkinkan
hindari mengangkat beban yang terlalu berat

Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Nyeri leher / neck pain merupakan keluhan yang umum terjadi. Setidaknya mungkin paling tidak satu kali seumur hidup, kita pernah mengalaminya. Otot2 leher dapat menjadi tegang akibat postur yang buruk (misalnya saat bekerja di depan komputer, atau melakukan pekerjaan dengan posisi menunduk terlalu lama). Nyeri leher juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, misalnya osteoarthritis / pengapuran sendi cervical (tulang belakang area leher). Selain itu, nyeri leher juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang lebih serius meskipun kasusnya lebih jarang, sehingga sangat penting untuk mencari pertolongan medis.

Baca Juga : Jangan Abaikan Nyeri Leher / Tengkuk yang Anda Alami

Gejala yang biasanya dirasakan oleh pasien :

Nyeri area tengkuk yang timbul setelah bekerja dengan posisi kepala yang diam dalam jangka waktu lama (misal menunduk dalam jangka waktu lama)
Ketegangan pada tengkuk, pundak, bahkan sampai ke kepala belakang.
Nyeri saat menggerakan leher.
Konsultasikan ke dokter apabila :

Nyeri sangat hebat
Berlangsung selama beberapa hari tanpa kunjung membaik
Nyeri menjalar ke lengan / tangan
Disertai keluhan sakit kepala, kebas / baal, kesemutan, atau kelemahan pada tangan / kaki.
Pencegahan :

Jaga postur yang baik saat bekerja
Selingi dengan istirahat saat bekerja, lakukan peregangan otot2 leher / Latihan sederhana di kala senggang
Posisikan kursi / meja kerja sehingga mendukung postur yang baik
Hindari menjepit handphone dengan leher dalam jangka waktu lama.
Hindari membawa barang berat dengan bahu.
Hindari membunyikan “krek-krek” tulang leher.
Tidur dengan posisi yang baik.
Penanganan / tindakan rehabilitasi medik pada nyeri tengkuk dapat dilakukan melalui program fisioterapi, misalnya dengan menggunakan alat-alat diatermi, TENS, exercise / latihan, dan sebagainya, sesuai dengan kondisi yang dialami pasien.

Penanganan secara komprehensif juga sebaiknya dilakukan, baik dengan dokter spesialis saraf, orthopedi, ataupun dokter spesialis lainnya jika dibutuhkan. Pada kondisi yang serius, mungkin akan dibutuhkan tindakan pembedahan.

Pernah Merasa Pusing Berputar? Waspada Anda Mengalami Vertigo

Sering sakit kepala atau kepala pusing tentunya akan mengganggu banyak aktivitas Anda. Jika rasa pusing yang Anda alami terasa berputar, maka bisa jadi Anda mengalami vertigo. Keluhan vertigo yang hebat dan mendadak bahkan dapat menyebabkan gejala otonom seperti cemas hingga rasa takut.

Vertigo adalah salah satu gejala saat seseorang mengalami persepsi gerakan yang tidak seharusnya. Penderita biasanya mengalami rasa pusing yang berputar yang disebabkan oleh gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh kelainan sentral (otak) dan telinga dalam (organ vertibuler). Pada umumnya, kasus vertigo disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau bagian perifer.

Baca Juga : Serba-serbi Operasi Plastik untuk Wajah

Vertigo sering kali diikuti dengan gejala mual dan muntah serta ketidakmampuan penderita dalam menjaga keseimbangan badan. Hal ini yang menyebabkan penderita mengalami kesulitan berdiri, berjalan, atau bahkan jadi sering terjatuh. Serangan vertigo biasanya berlangsung beberapa jam saja. Namun, jika tidak segera ditangani, vertigo jadi akan sering kambuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa orang yang lebih rentan terkena vertigo, misalnya orang yag sudah berusia lebih dari 50 tahun, sedang mengalami stres berat atau sering mengonsumsi antidepresan, sering mengonsumsi alkohol, dan orang yang mengalami infeksi telinga.

Vertigo sebenarnya termasuk ke dalam gejala dan bukan penyakit. Dengan begitu, cara mengatasi vertigo pun berbeda-beda karena tergantung pada penyakit yang menyebabkan gejala vertigo tersebut. Sebaiknya, penderita langsung dirujuk ke dokter saraf untuk mencari penyebab yang memicu gejala vertigo yang dialami.

Penyakit yang menyebabkan munculnya gejala vertigo ini bermacam-macam, mulai dari migrain, penyakit meniere, sampai dengan BPPV atau Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Penyakit BPPV adalah salah satu yang paling sering dijumpai. BPPV disebabkan kelainan pada telinga dalam, tepatnya pada sistem vestibularis.

Penanganan Gejala Vertigo
Setiap vertigo yang disebabkan oleh kelainan perifer atau vertigo perifer dapat disembuhkan dengan obat-obatan maupun dengan terapi repositioning, seperti canalith repositioning therapy dan terapi latihan vestibuler.

Obat penekan saraf vertibuler biasanya diatasi dengan obat berjenis histamine analogue. Obat ini bekerja secara langsung berikatan dengan reseptor histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk dalam telinga. Dengan mengaktifkan reseptor histamin, efeknya bisa meningkatkan sirkulasi darah. Obat ini membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga serta mampu mengurangi mual dan pusing.

Bagi beberapa pasien yang merasa tidak stabil sehingga harus berpegangan pada dinding atau bahkan menggunakan kursi roda ketika mengalami vertigo, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk istirahat total atau rawat inap.

Jika Anda termasuk rentan mengalami vertigo, lakukan hal ini ketika gejala tersebut menyerang:

Waspadai kemungkinan kehilangan keseimbangan tubuh yang bisa menyebabkan Anda terjatuh dan mengalami cedera serius
Segera duduk di kursi dengan sandaran yang nyaman atau berbaring ketika Anda merasa pusing
Nyalakan lampu yang terang dan nyaman
Pakai bantuan tongkat untuk berjalan bila Anda memiliki risiko tinggi untuk terjatuh
Untuk penanganan yang tepat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab vertigo, jenis pengobatan, serta latihan yang bisa Anda lakukan untuk meringankan gejala atau mengurangi frekuensi vertigo. Jangan lupa untuk istirahat dengan cukup, sering lakukan pijatan ringan di sekitar area kepala, dan minum air putih yang cukup agar peredaran darah tetap lancar.

Serba-serbi Operasi Plastik untuk Wajah

Mendengar istilah bedah plastik atau operasi plastik, pasti Anda langsung mengaitkannya dengan proses mengubah bagian tubuh tertentu agar tampak semakin menarik. Padahal, cabang kedokteran bedah plastik memiliki ruang lingkup yang lebih luas, dan bahkan meliputi fungsi rekonstruksi guna memperbaiki bentuk tubuh yang rusak.

Bedah plastik sendiri merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak atau cacat akibat kondisi tertentu, misalnya luka bakar, kecelakaan, tumor, dan penyakit bawaan sejak lahir. Selain memperbaiki bentuk tubuh yang rusak atau cacat, tindakan bedah plastik juga sering dilakukan untuk mengubah bagian tubuh supaya terlihat lebih menarik (kebutuhan estetik).

Memiliki bentuk wajah yang sempurna menjadi idaman tidak hanya milik kaum perempuan saja, bahkan kaum laki-laki pun rela mengeluarkan biaya yang fantastis untuk mendapatkan bentuk wajah yang bisa menambah kepercayaan diri mereka. Bagian wajah mana sajakah yang bisa diperbaiki untuk menunjang penampilan?

Tampilan wajah yang sempurna milik para selebriti Indonesia dan dunia sering menjadi acuan orang-orang terutama kaum perempuan agar mereka tampil lebih percaya diri. Kendati standar kecantikan setiap orang berbeda-beda, tetap saja ada sebagian perempuan yang rela merogoh kocek yang sangat dalam untuk memperbaiki kontur wajah mereka yang mereka anggap belum sempurna.

Baca Juga : Jangan Anggap Sepele Aritmia, Salah Satu Penyebab Kematian Mendadak

Menurut beberapa para ahli bedah plastik di Indonesia, wajah ideal di antaranya memiliki struktur sebagai berikut:

Panjang wajah setara dengan 3 kali panjang hidung
Lebar satu mata sama dengan lebar jarak antara kedua mata
Bibir atas dan bibir bawah memiliki kelebaran yang sama
Alis simetris sesuai dengan garis hidung
Lebar antara garis bawah mata dan garis atas mata, sama dengan lebar antara garis atas mata dan alis
Pangkal alis segaris dengan ujung mata bagian dalam (dekat hidung)
Lebar wajah (melintasi pipi) sama dengan 2 kali panjang hidung
Namun apakah itu menjadi patokan bahwa yang memiliki wajah ideal tersebut tergolong cantik? Belum tentu juga. Menurut salah satu ahli bedah plastik di Indonesia, kecantikan tidak selalu berdasarkan bentuk wajah yang sempurna. “Harmonisasi wajah tidak harus menjadi ukuran bahwa orang itu cantik. Muka yang cantik itu sebenarnya tidak harus berhidung mancung, bermata bulat, berbibir penuh atau berdagu panjang. Orang pesek pun juga bisa terlihat cantik. Itu persepsi dari diri setiap orang. Selama orang itu nyaman dengan penampilannya, maka sebenarnya tidak masalah,”.

BAGIAN WAJAH

Kendati demikian, memang ada beberapa bagian dari wajah yang bisa diubah melalui prosedur bedah plastik agar untuk menunjang penampilan seseorang. Beberapa prosedur bedah plastik yang seringkali dilakukan oleh orang-orang adalah sebagai berikut:

HIDUNG
Operasi hidung (rhinoplasty) adalah salah satu prosedur bedah plastik untuk memperbaiki atau mengubah bentuk hidung. Operasi hidung dilakukan untuk mengubah ukuran hidung, baik mengecilkan ukuran (nose reduction) atau memperbesar ukuran (nose augmentation), mengubah bentuk di bagian pangkal atau puncak hidung, mengubah sudut antara hidung dan bibir atas, memperbaiki bentuk hidung yang disebabkan cacat lahir atau cedera, atau bisa pula untuk membantu memperbaiki masalah pernapasan. Bentuk hidung yang ideal setiap persepsi orang berbeda-beda. “Hidung yang terlalu mancung juga kurang bagus. Hidung cantik itu adalah yang cukup, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu kecil tapi harmonis terhadap komposisi muka kita,” papar salah satu ahli bedah plastik di Indonesia.

Hidung Ideal
Namun jika bicara tentang hidung ideal, menurut salah satu ahli bedah plastik di Indonesia menjelaskan bahwa hidung yang ideal adalah hidung yang harmonis dilihat dari tampak depan dan tampak samping. Dilihat dari tampak depan, maka lebar hidung kurang lebih sama dengan lebar satu mata. Sedangkan tampak samping, biasanya panjang hidung adalah sepertiga panjang wajah. sementara itu untuk tinggi hidung yang ideal, untuk perempuan, sudut dari kening ke nose bridge sebesar 100-110 dan untuk laki-laki sekitar 115-135. Sedangkan sudut antara collumela dengan philturm dan bibir untuk perempuan sebesar 90-95 dan untuk laki-laki sebesar 95-106. “Kalau bertujuan meninggikan hidung dengan memasang implant, semua ada seninya. Untuk perempuan, ditempatkan setelah lekukan di bawah dahi, jangan pas di lekukan hidung agar tidak berpenampilan seperti avatar,” papar salah satu ahli bedah plastik di Indonesia.

Melakukan rhinoplasty atau prosedur bedah lainnya itu bisa diibaratkan dengan menjahit, dokter bedah plastik adalah tukang jahit dan pasien adalah bahannya. “Kalau bahannya kecil jangan minta baju yang besar atau minta gaun malah dibuatkan celana panjang,” ujarnya yang selalu memberi perumpamaan tersebut kepada pasien untuk memudahkan pasien memahami tujuan operasi tersebut. Demikian pula dengan hidung. Jika sudah mancung jangan ditambah lagi dengan implant. “Bisa saja hidungnya sudah mancung tapi karena tip atau puncak hidung yang besar sehingga terlihat tidak mancung. Jadi yang diperbaiki adalah tipnya,” jelasnya kembali.

Prosedur Operasi
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pasien sebelum melakukan prosedur rhinoplasty. Konsultasi dengan dokter bedah plastik untuk mendiskusikan tentang alasan dan tujuan yang ingin dicapai melalui operasi hidung. “Harus sesuai antara harapan si pasien dan dokter. Dokter akan menjelaskan secara detail mengenai manfaat yang dapat diperoleh serta risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pasca operasi hidung,” jelasnya kembali. Selain itu, akan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan penunjang, serta foto wajah pasien sebagai data bentuk hidung sebelum operasi. Pasien juga diminta untuk menghindari konsumsi obat pengencer darah seperti vitamin E, hindari mengonsumsi obat pereda rasa nyeri yang mengandung ibuprofen atau aspirin, selama dua minggu sebelum dan sesudah operasi.

Prosedur operasi yang pertama dilakukan adalah pembiusan, bisa dengan menggunakan bius lokal atau bius umum atau bius total. Operasi hidung dapat dilakukan dengan dua metode operasi, yaitu operasi tertutup dan operasi terbuka. Pada operasi tertutup, sayatan dibuat di dalam hidung. Sementara pada operasi terbuka, sayatan dibuat di bagian luar sekat hidung yang dekat dengan bibir. Kemudian dokter akan melakukan pembentukan kembali struktur hidung. Tahapan ini dilakukan terhadap tulang rawan di bagian septum (sekat antara lubang hidung). Jika hidung terlalu besar, dokter bedah akan membuang sebagian tulang atau tulang rawan dengan cara mengikis tulang. Sedangkan jika hidung terlalu kecil, akan dilakukan prosedur pencangkokan tulang rawan atau pemasangan implan. Jika pasien mengalami septum yang bengkok atau tidak tepat berada di tengah maka dokter bedah akan meluruskannya kembali.

Pasca operasi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien selama proses penyembuhan untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan, misalnya seperti hindari aktivitas berat seperti joging atau aerobik, sedikitn pasien ya selama 4-6 minggu, hindari ekspresi wajah tersenyum atau tertawa, mandilah dengan hati-hati agar perban di hidung tidak terkena air, hindari mengenakan kaus, sweter, atau pakaian lain yang harus melalui kepala. Gunakanlah kemeja berkancing depan untuk menghindari sentuhan pada bagian hidung. Komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi hidung, antara lain infeksi, posisi hidung yang miring, pembuluh darah pecah. “Hindari menekan wajah seperti tidur tengkurap,” sarannya.
KELOPAK MATA
Seperti kata pepatah, mata adalah jendela hati. Menurut salah satu ahli bedah plastic lainnya di Indonesia, hal ini sesuai dengan peranan estetika mata dalam mencerminkan daya tarik penting seseorang. “Aging eye yang ditandai dengan kelopak mata yang sudah turun, dan terbentuknya kantung mata terkadang membuat seseorang selalu tampak lelah dan kurang tidur,” papar beliau

Bentuk mata idaman setiap orang berbeda-beda dan bersifat sangat subjektif. Dulu bentuk mata Kaukasian sempat menjadi tren dimana ras Asia menginginkan bentuk kelopak mata yang besar seperti ras kaukasian. Namun, tren belakangan saat ini lebih kepada menyesuaikan dengan karakter Asia dimana double eyelid tetap menjadi pilihan favourit namun dibuat tidak terlalu besar. “Komposisi mata yang ideal itu berbeda-beda setiap ras, baik ras Kaukasian maupun ras Asia. Terdapat hitungan proporsi mata yang menjadi standar rata-rata secara statistik sesuai standar masing-masing ras,” jelasnya kembali.

Mata Ideal
Cantik dan menarik itu memang tergantung dari persepsi orang masing-masing. Karena itu, tidak ada yang yang tidak menarik dari mata sipit ataupun besar. Semuanya menarik, tergantung dari cara seseorang tersebut dalam mempersepsikan menarik atau tidak. “Memang ada pasien yang mengeluh tidak mempunya lipat kelopak dapat dilakukan tindakan pembentukan kelopak mata atas, begitu juga pasien dengan kelopak mata turun dan kantong mata, dapat dilakukan tindakan operatif untuk memperbaikinya dengan operasi kelopak mata atas dan bawah,” sambungnya kembali.

Operasi kelopak mata, yang juga dikenal dengan istilah blepharoplasty, adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan kulit atau mengurangi lemak pada kelopak mata. Tujuan dilakukan tindakan ini selain untuk memperbaiki penampilan, juga untuk memperbaiki lapang pandang. Operasi kelopak mata bisa membuat seseorang terlihat lebih muda. Selain itu, prosedur ini juga bisa memperbaiki kulit yang kendur pada bagian bawah mata atau menghilangkan kantong mata.

Prosedur Operasi
Prosedur Blepharoplasty dapat dikerjakan dengan anestesi lokal dalam waktu sekitar 60 menit. Untuk membuat mata terlihat lebih besar, dokter bedah akan membuat sayatan mengikuti garis bulu mata. Melalui sayatan itu, akan dilakukan pemotongan dan pengangkatan sebagian kulit, otot, dan lemak pada kelopak mata. Dengan begitu, mata secara otomatis akan kelihatan lebih besar dan ada lipatan. Sementara bagi mereka yang ingin menghilangkan kulit kendur di kelopak mata bagian bawah atau kantung mata, ahli bedah akan membuat sayatan yang tidak terlihat di dalam kelopak mata bawah. Untuk memperbaiki jaringan kulit kendur di kelopak mata bagian atas dan bawah pada waktu yang bersamaan, dokter bedah akan mengerjakan bagian atas terlebih dahulu.

Ada beberapa hal yang harus diketahui oleh pasien sebelum dan sesudah melakukan prosedur ini. Pasien disarankan untuk tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, vitamin E, herbal dan jamu yang dapat mengencerkan darah selama 2 minggu sebelum dan sesudah operasi. Selain itu, obat-obat pengencer darah seperti aspirin clopidogrel dan sebagainya perlu dihentikan selama 5 hari sebelum operasi. “Pasien perlu kontrol minimal 1 minggu pasca operasi untuk angkat jahitan dan evaluasi pasca operasi,” ujarnya. Kemudian jika hasil operasi blepharoplasty sendiri sudah dapat dilihat dari semenjak pasca operasi dengan sudah terbentuk lipat kelopak mata, atau hilangnya kantong mata. Namun hasil akhir seperti halnya operasi bedah plastik lainnya dapat dilihat pada bulan ke 3 pasca operasi.
BIBIR
Memiliki bibir berisi dan tebal bagi sebagian besar orang dianggap indah dan seksi. Semakin indah bentuk bibir, semakin indah senyuman seseorang. Karakteristik bibir yang indah adalah bibir bawah yang tebal dengan garis bibir yang jelas. Panjang bibir harus sesuai dengan jarak mata kiri ke kanan dan sudut bibir harus ringan ketika diangkat. “Saat ini, bibir yang penuh dengan batas bibir yang tegas masih menjadi tren,” akunya.

Standar Bentuk Bibir
Bagi mereka yang memliki bibir tipis, penambahan volume bibir dapat membuat bibir menjadi lebih berisi dan sensual. Atau bagi mereka yang mempunyai bibir terlalu tebal, pengurangan volume bibir bisa menjadi salah alternatif yang bisa dilakukan agar tercipta bibir yang ideal. “Tapi standar bibir yang seksi dan menarik tentunya sangat subjektif dan mengikuti tren. Namun bila dicari rujukan statistik standar ukuran bibir masing-masing ras tentunya ada penelitiannya,” paparnya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan sekelompok ilmuwan menganalisa foto fashion spread yang dimuat dalam majalah Vogue dalam kurun waktu 50 tahun, bibir yang ideal dan paling diinginkan wanita adalah yang lebih tebal di bagian bawah daripada bagian atas. Penelitian yang dilakukan University of California ini menemukan, bentuk bibir yang paling umum dan banyak muncul di majalah adalah yang rasionya 0.68. Artinya, para wanita yang menjadi model Vogue rata-rata memiliki proporsi bibir yang lebih tebal 47 persen di bagian bawah.

Pengurangan Atau Penambahan Volume
Ada dua metode untuk mendapatkan bibir yang indah ,yaitu penambahan volume bibir, ataupun pengurangan volume bibir. Untuk bibir tipis dan asimetris dapat dilakukan tindakan nonoperatif seperti filler maupun augmentasi operatif dengan fat graft maupun penanaman implant. “Filler bibir dapat dilakukan langsung pada saat konsultasi. Caranya, filler diisi pada area bibir yang ingin diaugmentasi. tindakan operatif dapat dilakukan dengan anestesi lokal,” jelasnya.

Prosedur yang dilakukan antara lain dengan cara menyuntikan lemak yang diambil dari tubuh ke bibir biasanya lemak tersebut diambil sebagai bagian dari prosedur liposuction yang dikhususkan untuk pembesaran bibir. Lemak yang diambil biasanya dari perut atau dari bokong. Cara lain adalah dengan menggunakan dermis atau bagian dari kulit yang digunakan sebagai graft. Sedangkan untuk mereka yang memiliki bibir terlalu tebal dapat dilakukan tindakan reduksi bibir atau pengurangan volume bibir. Pada metode ini, jaringan bibir yang dinilai berlebih akan dibuang dengan sayatan di daerah bawah atau atas bibir.

Secara umum, prosedur ini dapat memakan waktu kurang lebih 60 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pembengkakan dan bekas luka yang muncul akan menghilang setelah 7 hari setelah operasi. Pantangan yang harus dijalani pasien sebelum dan sesudah operasi adalah tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol, vitamin E, herbal dan jamu yang dapat mengencerkan darah selama 2 minggu. Yang tak kalah penting adalah hindari obat-obat pengencer darah seperti aspirin clopidogrel dan sebagainya perlu dihentikan selama 5 hari sebelum operasi. Sama halnya dengan prosedur bedah pada mata, pasien diwajibkan kontrol minimal 1 minggu setelah operasi untuk mengangkat jahitan dan evaluasi pasca operasi. Hasil maksimal pada operasi bibir terlihat pada bulan ke 3 pasca operasi.
DAGU
Dagu merupakan komponen utama pada bagian bawah wajah sehingga berperan penting dalam penampilan dan harmoni wajah secara keseluruhan. Bentuk dagu yang seimbang dan simetris akan menarik secara estetika. “Dagu juga merupakan faktor utama pembentuk karakter wajah. Sebagai contoh, dagu yang pendek akan menampilkan kesan lembut dan feminin, sedangkan dagu yang menonjol memberi kesan kuat dan tegas,” imbuh dr. Puri Ambar Lestari, Sp. BP-RE.

Standar Bentuk Dagu
Kendati tidak ada patokan yang pasti untuk bentuk dagu yang ideal, tentunya setiap orang terutama kaum perempuan menginginkan memiliki bentuk dagu yang harmonis dengan bentuk wajahnya. “Masyarakat memiliki preferensi yang berbeda mengenai bentuk dagu, dan pilihan ini dapat berubah oleh waktu, bangsa dan ras. Untuk trend dagu yang lancip memang akan memberi tampilan wajah yang lebih tirus, namun tetap harus disesuaikan dengan proporsi wajah,” tambah dr Puri sambil tersenyum.

Diakui dr. Puri, dagu dikatakan indah bila sesuai dan sesuai dengan proporsi wajah sisi atas, tengah dan bawah. Posisi dagu yang ideal adalah apabila sejajar dengan titik puncak hidung. Jika pasien memiliki bentuk dagu yang menurutnya kurang indah atau tidak simetris, maka dokter bedah perlu melakukan evaluasi terlebih dahulu, untuk memastikan apakah profil dagu tersebut berkesan kurang atau lebih (terlalu menonjol). Chin Augmentation, Mentoplasty, atau operasi pembentukan dagu adalah prosedur pembedahan untuk membentuk kembali dagu, baik dengan penambahan implan atau pengurangan/pengikisan pada tulang.

Menurut dr. Puri, untuk dagu yang kurang menonjol atau tidak simetris, tindakan yang dapat dikerjakan, mulai dari yang sederhana yaitu dengan filler, atau tindakan invasif dengan pemasangan implan atau operasi memotong bagian dagu dan menggeser ke depan dan difiksasi dengan plate. Sedangkan implan dagu merupakan pilihan untuk pasien yang menginginkan profil dagu yang lebih panjang atau lebih maju, disesuaikan dengan kebutuhan pasien, dengan cara yang lebih cepat, relatif sederhana dan memberikan hasil permanen. “Tidak ada standar khusus dalam pemilihan implant dagu, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah pasien memiliki gangguan pada posisi gigitan rahang atas dan bawah (maloklusi),” dr. Puri memberikan penjelasan. Bahan untuk implan dagu yang paling umum digunakan adalah silikon padat, high-density polyethylene (HDPE), Gore-Tex dan hydroxyapatite.

Prosedur dan Efek Samping
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan mendapatkan pemeriksaan secara terperinci dari posisi rahang, tulang-tulang wajah, dan organ serta struktur lain dari wajah. Operasi dilakukan dengan pemotongan secara horizontal dan/atau vertikal dari bagian yang diperlukan untuk mencapat bentuk rahang yang simetris dan seimbang. Bagi mereka yang membutuhkan implan, luka dapat dibuat di dalam mulut ataupun di bawah dagu. Kemudian implan dipasang. Implan yang dipasang dapat dikunci dengan screw, namun adapula yang tidak. Durasi operasi antara 1-2 jam.

Pasien diharuskan berhenti konsumsi vitamin C dan E 1-2 minggu sebelum operasi untuk mengurangi resiko pendarahan. Sebelum dan sesudah operasi, pasien diminta berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol agar proses penyembuhan operasi berjalan baik. Dr. Puri menambahkan, pasca operasi pasien disarankan untuk memakan makanan yang lunak, menjaga kebersihan mulut dan tidak bekerja berat selama 2 minggu. Untuk hasil operasi biasanya akan langsung terlihat, namun akan lebih jelas di atas 1 bulan pasca operasi, setelah bengkak mereda. Pasien akan diminta kontrol perminggu dalam satu bulan pertama, lalu 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun. “Biasanya ada efek samping dan risiko prosedur seperti gangguan saraf sensoris yang biasanya bersifat sementara, hematom, lekuk antara bibir dan dagu yang dalam, tepi yang ireguler, asimetri dan ptosis dagu,” jelas dr. Puri.
RAHANG
Tak hanya hidung, mata, bibir, dan dagu, rahang juga menjadi salah satu bagian wajah yang menjadi daya tarik tersendiri dan menjadi satu kesatuan penampilan sesorang. “Sebagai bagian dari penampilan bawah wajah, rahang bawah turut berperan dalam memberi karakter wajah seseorang,” kata dr. Puri. Konsep bentuk rahang yang indah bervariasi di antara kelompok kultur yang berbeda. Tidak ada patokan khusus untuk setiap orang karena bisa saja orang Asia memiliki rahang yang kurang ramping namun tetap terlihat menarik.

Menurutnya, bentuk rahang, terutama pada perempuan Asia, yang ramping dan wajah oval yang banyak diminati sebagian orang karena memberi kesan menarik. “Jika perempuan memiliki rahang kotak, maka akan memberi kesan wajah yang keras, maskulin dan tidak menarik,” ujarnya.

Jaw Contouring
Jika ada orang merasa memiliki bentuk rahang yang kurang indah atau tidak simetris atau bahkan terlalu kotak, dr. Puri menyarankan agar melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter bedah untuk dilakukan pemeriksaan. “Perlu dikenali dengan baik masalah mengenai rahang yang menjadi keluhan pasien. Perlu juga dievaluasi jaringan lunak di atas rahang, seperti otot masseter dan juga buccal fat,” tuturnya.

Jaw Contouring atau pembentukan rahang berguna untuk memperbaiki struktur rahang dengan mereposisi rahang bagian atas(maxilla) dan rahang bagian bawah (mandibula) sehingga akan memberikan hasil proporsi wajah yang seimbang. Untuk memberi efek wajah lebih lembut pada rahang yang kotak dapat dilakukan pemotongan sudut rahang. “Pada pasien dengan bagian bawah wajah yang penuh, pada otot masseter yang tebal dapat dilakukan pemotongan sebagian otot dan juga eksisi buccal fat,” jelasnya lagi.

Prosedur Operasi
Operasi dilakukan dengan pemotongan secara horizontal dan/atau vertikal dari bagian yang diperlukan untuk mencapat bentuk rahang yang simetris dan seimbang. Menurut dr. Puri, luka dapat dibuat di bawah sudut rahang atau dari dalam mulut, lalu area tulang di sudut rahang akan dilakukan pemotongan sesuai desain sebelumnya,” kata dr Puri seraya menambahkan prosedur ini membutuhkan waktu antara 3-5 jam. Efek samping dan risiko yang kemungkinan muncul yaitu komplikasi yang mungkin terjadi adalah perdarahan, hilangnya sensoris di dagu, baik sementara maupun permanen, asimetri, kulit mengendur atau koreksi berlebih.

Seperti prosedur bedah plastiknya lainnya, sebelum dan sesudah operasi, pasien diminta berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol serta berhenti mengkonsumsi vitamin C dan E sebaiknya distop 1-2 minggu sebelum operasi. Pasca operasi pasien disarankan untuk memakan makanan yang lunak atau cair selama 2 minggu pasca operasi, menjaga kebersihan mulut, dan tidak berolah raga berat 3 bulan. “Hasilnya akan terlihat setelah bengkak mereda, sekitar 1 bulan pasca operasi,” kata dr. Puri.

Jangan Anggap Sepele Aritmia, Salah Satu Penyebab Kematian Mendadak

Aritmia merupakan salah satu gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung. Gangguan kesehatan ini menyebabkan detak jantung terasa tidak teratur, bisa lebih cepat atau lebih lambat. Kondisi ini bisa terjadi karena irama jantung yang berfungsi mengatur detak jantung agar tetap normal, tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan.

Gangguan kesehatan pada organ jantung ini tidak boleh disepelekan begitu saja. Karena Aritmia yang tidak mendapatkan penanganan segera bisa memicu komplikasi yang lebih serius, sehingga memicu gagal jantung.

Baca Juga : Mudah Merasa Lelah dan Perut Sering Kembung? Bisa Jadi Liver Anda Bermasalah!

Gangguan kesehatan ini sangat berkaitan dengan kondisi kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan penyakit arteri koroner. Oleh karena itu, aritmia tidak bisa dianggap sepele karena bisa meningkatkan risiko stroke. Dalam beberapa kasus bahkan menjadi menyebab kematian mendadak.

Gejala yang dapat disebabkan dari aritmia, antara lain:

Rasa berdebar di dada
Pusing;
Sesak napas;
Nyeri dada;
Detak jantung lebih cepat daripada normal (takikardia);
Detak jantung lebih lambat daripada normal (bradikardia);
Kelelahan dan lemas;
Pingsan.
aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti Tidak dapat mengelola stres dengan baik, Kurang tidur, Merokok, Mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan, dan penyalahgunaan NAPZA

Kondisi Aritmia tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi yaitu :

Hipertensi
Diabetes Kelainan katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung
Konsumsi obat pilek atau obat alergi
Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan kalium dan hipomagnesemia
Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
Kelainan katup jantung
Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung koroner
Serangan jantung

Mudah Merasa Lelah dan Perut Sering Kembung? Bisa Jadi Liver Anda Bermasalah!

Selain menghasilkan zat yang berguna untuk mencerna makanan, fungsi hati atau liver adalah melakukan proses detoksifikasi zat-zat hasil metabolisme tubuh.. Maka dari itu, jika terjadi kerusakan pada liver, berbagai gejalanya tentu dapat mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Jika Anda akhir-akhir ini mudah sekali merasa lelah dan sering mengalami perut kembung, bisa jadi itu merupakan sebuah tanda liver Anda bermasalah. Jangan sepelekan gejala penyakit liver dan simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Penyebab penyakit liver dan jenis penyakit liver

Penyebab penyakit liver bisa berasal dari infeksi oleh virus atau parasit. Sejauh ini, virus yang sering menyebabkan penyakit liver adalah virus Hepatitis B dan Hepatitis C. Dampak jangka panjang penyakit hepatitis ini adalah sirosis hati dimana jaringan hati berubah menjadi jaringan parut dan mengalami gangguan fungsi serta dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi.

Baca Juga : Pahami Trauma Toraks dan Penjelasannya

Jenis penyakit liver sangat beragam. Hingga saat ini, penyakit liver yang sudah teridentifikasi mencapai sekitar 100 jenis penyakit dengan penyebab yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya adalah penyakit liver terkait alkohol, perlemakan hati, hepatitis, penyakit liver kolestasis, penyakit liver yang diturunkan, dan kanker hati.

Gejala penyakit liver

Gejala yang dialami sangat beragam, tergantung pada tingkat keparahan penyakit liver itu sendiri. Namun, berikut beberapa tanda penyakit liver yang sering dirasakan penderitanya:

Kulit dan mata menguning / penyakit kuning
Sering merasa kelelahan
Warna urin berubah menjadi gelap
Mual dan muntah
Nyeri perut bagian atas
Pembengkakan pada pergelangan kaki, tungkai, atau perut
Feses berwarna pucat, hitam, atau ada darah
Cara mengatasi penyakit liver

Bagi sebagian orang terutama yang terdiagnosis perlemakan hati, perubahan gaya hidup saja sudah dapat mengendalikan berbagai gejala penyakit liver. Perubahan gaya hidup yang dimaksud adalah seperti berhenti mengonsumsi alkohol serta menjaga berat badan ideal.

Untuk penyakit liver yang disebabkan oleh virus hepatitis, pasien dapat diobati dengan obat antivirus.

Pada kasus kanker hati, pilihan pengobatan mencakup pembedahan, radiologi intervensi, transplantasi hati serta kemoterapi. Semua jenis pengobatan disesuaikan dengan diagnosis, tingkat keparahan penyakit liver serta fungsi hati.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang penyakit liver, gejalanya, cara penanganannya. Apabila Anda telah mengalami beberapa gejala penyakit liver seperti yang tertera di atas, dan telah berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, segera kunjungi dokter di rumah sakit terpercaya. Jangan pernah sepelekan gejala yang muncul.

Pahami Trauma Toraks dan Penjelasannya

Toraks adalah rongga dada, yang terdiri dari tulang, otot, pembuluh darah besar dan organ dalam seperti paru-paru dan jantung. Trauma toraks merupakan jenis trauma kedua tersering dan memiliki mortalitas yang sangat tinggi. Trauma toraks bisa disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tajam. Trauma pada toraks bisa menyebabkan pneumothorax, hemothorax ataupun fraktur costae.

Pneumotoraks adalah kumpulan udara didalam rongga pleura. Pleura adalah suatu lapisan tipis yang melapisi paru-paru. Pada keadaan normal, didalam rongga pleura hanya terdapat sedikit cairan untuk melumasi paru-paru. Pneumotoraks bisa disebabkan oleh trauma tumpul, trauma tajam dengan atau tanpa luka terbuka pada dinding dada. Pneumotoraks merupakan suatu kegawatdaruratan yang dapat menyebabkan kematian. Udara yang terperangkap pada rongga pleura dapat menekan paru-paru sehingga membuat paru kolaps dan menjadi sulit bernapas. Udara yang terperangkap jika tidak dikeluarkan lama-kelamaan bisa menekan jantung dan pembuluh darah besar yang bisa menyebabkan syok obstruktif, dengan kata lain mengganggu pompa darah sehingga aliran darah ke jaringan tubuh berkurang.

Baca Juga : Pola Makan dan Menu Diet Penderita Diabetes dengan Hipertensi

Hemotoraks adalah kumpulan darah dalam rongga pleura. Perdarahan bisa terjadi akibat lesi pada pembuluh darah arteri dinding dada, lesi pada jaringan paru, maupun patah tulang iga. Gejala yang ditimbulkan hemotoraks mirip dengan gejala dari pneumotoraks. Darah yang terperangkap dalam rongga pleura dapat menekan organ dalam sehingga menimbulkan sesak, dan perdarahan yang terus berlangsung dapat membuat pasien dalam keadaan syok hemoragik/ syok akibat perdarahan.

Penanganan pada kasus pneumotoraks dan hemotoraks adalah dengan dipasang WSD (Water Sealed Drainage)/ Chestube. WSD merupakan suatu tindakan pemasangan tube/selang di rongga toraks yang dihubungkan ke dalam suatu botol untuk mengeluarkan udara, darah ataupun cairan. Pemasangan WSD merupakan tindakan minimal invasif yang mudah dilakukan dan bisa mencegah perburukan dari kasus pneumotoraks ataupun hemotoraks.

Fraktur Costae atau bisa disebut juga patah tulang iga juga merupakan salah satu kasus akibat trauma. Gejala yang ditimbulkan dari fraktur costae adalah nyeri. Fraktur costae juga dapat menyebabkan terjadinya pneumotoraks, hemotoraks ataupun laserasi dari jaringan paru. Penanganan fraktur costae adalah dengan operasi fiksasi internal dengan plate dan screw. Pemasangan plate dan screw pada fraktur costae dapat mempercepat penyembuhan dan meminimalisir rasa nyeri yang timbul akibat fraktur.

Kasus fraktur costae yang tidak dilakukan pemasangan plate and screw maka penyembuhan akan semakin lama dan tidak ada yang meminimalisir rasa nyeri yang muncul setiap menarik nafas, juga penudaan produktifitas.

Karena organ yang terkena pada trauma ini merupakan organ yang sangat penting, yaitu fungsi pernafasan dan peredaran darah, maka penangan yang cepat dan tepat akan menghasilkan kesembuhan yang lebih baik, dan memperbaiki kualitas hidup.