Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya
Batuk merupakan salah satu gejala yang umum terjadi saat seseorang menderita suatu penyakit. Batuk sendiri merupakan respons atau refleks dari tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mungkin tersangkut atau berada di tenggorokan. Selain itu, batuk juga bisa menjadi pertanda dari adanya masalah kesehatan dari saluran pernapasan.
Tergantung dari penyebabnya, batuk dapat diobati dengan obat-obat tertentu. Salah satunya adalah dextromethorphan yang umumnya digunakan untuk mengobati masalah batuk kering atau tidak berdahak akibat infeksi pada saluran udara tertentu, seperti pilek biasa atau sinusitis.
Baca Juga : Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza
Walaupun tergolong sebagai obat bebas, penggunaan dari obat ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebab, ada beberapa peringatan, aturan pakai, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah deskripsi obat, hal yang harus diperhatikan, dosis, interaksi obat, hingga efek samping dari penggunaan dextromethorphan.
Apa Itu Dextromethorphan?
Dextromethorphan adalah jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi masalah batuk kering atau batuk tak berdahak. Obat tersebut tersedia dengan bentuk sirop, tablet, maupun permen pelega tenggorokan atau lozenges.
Dextromethorphan tergolong sebagai obat penekan respons batuk. Maksudnya, obat ini memiliki cara kerja untuk menghambat refleks atau respons batuk yang dikirimkan oleh otak.
Sebagai obat yang berguna untuk mengobati batuk kering, dextromethorphan tidak cocok digunakan untuk mengatasi masalah batuk berdahak ataupun batuk yang diakibatkan oleh penyakit bronkitis kronis, emfisema, kebiasaan merokok, dan juga asma. Melainkan, obat ini efektif meredakan batuk yang terjadi akibat flu biasa atau sinusitis.
Perlu dipahami bahwa produk kesehatan ini tidak bermanfaat untuk menyembuhkan maupun memperpendek jangka waktu dari penyakit pilek. Di sisi lain, penggunaan obat ini juga berisiko menimbulkan efek samping yang serius sehingga penggunaannya perlu disesuaikan dengan aturan pakai dan anjuran dari dokter.
Beberapa contoh merek dagang dari obat ini, antara lain Alpara, Antiza, Decolsin, Lacoldin, Konidin, Ultraflu Extra, dan lain sebagainya.
Deskripsi Obat Dextromethorphan
Dextromethorphan tergolong sebagai obat bebas dan bisa dibeli serta dikonsumsi tanpa resep dokter. Obat ini termasuk ke dalam kategori antitusif atau obat yang bermanfaat untuk meredakan masalah batuk kering dan dapat dikonsumsi oleh orang dewasa ataupun anak-anak dengan usia lebih dari 4 tahun.
Meski begitu, bagi ibu hamil atau menyusui, obat tersebut termasuk sebagai kategori C. Artinya, studi yang dilakukan pada binatang menunjukkan adanya reaksi efek samping pada janin, walaupun belum ada penelitian terkontrol terhadap manusia. Oleh karena itu, obat ini juga hanya boleh dikonsumsi apabila potensi manfaatnya jauh lebih besar ketimbang risikonya terhadap janin.
Di sisi lain, masih belum terbukti apakah obat ini dapat terserap pada ASI. Maka, bagi ibu yang sedang menyusui, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan dextromethorphan guna memastikan tingkat keamanannya bagi ibu dan juga bayinya.
Hal yang Harus Diperhatikan saat Akan Menggunakan Dextromethorphan
Guna menghindari risiko terjadinya efek samping dan hal yang bisa membahayakan kondisi pasien, ada beberapa peringatan yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan obat ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian peringatan saat akan mengonsumsi dextromethorphan.
Jangan mengonsumsi obat ini jika memiliki alergi terhadap dextromethorphan, serta beri tahu pada dokter terkait riwayat atau gangguan alergi yang tengah dimiliki saat ini.
Beri tahu pada dokter jika mempunyai masalah kesehatan pada saluran pernapasan, seperti, batuk berdahak, asma, infeksi pada saluran pernapasan, bronkitis kronis, dan juga emfisema.
Beri tahu pada dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit liver.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat dari golongan MAOI, sebagai contoh, phenelzine. Hal ini dikarenakan penggunaan obat tersebut tidak boleh dilakukan bersama dengan dextromethorphan.
Jangan menggunakan obat ini pada anak di usia kurang dari 4 tahun. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum menggunakan obat batuk maupun obat pilek yang mempunyai kandungan dextromethorphan pada anak-anak di bawah umur.
Jangan berkendara atau melakukan kegiatan yang membutuhkan tingkat fokus tinggi setelah menggunakan obat ini. Sebab, dextromethorphan tergolong sebagai obat yang mampu memberikan efek samping berupa pusing dan kantuk.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat, produk herbal, atau suplemen kesehatan apa pun.
Informasikan pada dokter jika sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk mengambil program kehamilan.
Segera periksakan diri dengan dokter jika muncul reaksi overdosis atau alergi obat pasca menggunakan obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Dextromethorphan
Tergantung dari tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan pasien, dan bentuk atau jenis obatnya, dosis serta aturan pakai dari dextromethorphan tidaklah sama. Namun, secara umum, berikut adalah dosis penggunaan dextromethorphan untuk mengatasi batuk berdasarkan dari bentuk obat.
Bentuk Sirop
Untuk bentuk sirop, dosis pemakaian pada orang dewasa adalah 30 mg setiap 6 hingga 8 jam. Sementara pada anak umur 6 hingga 12 tahun, dosis pemakaiannya adalah 15 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 60 mg tiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis pemakaiannya adalah 7,5 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis maksimal tak boleh melebihi 20 mg tiap harinya.
Bentuk Tablet
Untuk bentuk tablet, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 60 mg setiap 12 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 120 mg tiap harinya. Sedangkan pada anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 30 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis penggunaannya adalah 15 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 20 mg setiap harinya.
Permen Pelega Tenggorokan atau lozenges
Untuk jenis permen pelega tenggorokan atau lozenges, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 5 sampai 15 mg per 2 hingga 4 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 120 mg setiap harinya. Sementara untuk anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 5 sampai 10 mg per 2 hingga 6 jam, dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya.
Cara Tepat Mengonsumsi Dextromethorphan
Cara Minum Obat Dextromethorphan
Selalu ikuti saran dokter dan petunjuk pemakaian yang tertera di kemasan sebelum menggunakan dextromethorphan. Jangan pernah menambah atau mengurangi dosis pemakaian tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter agar manfaat obat tetap optimal didapatkan.
Dextromethorphan bisa dikonsumsi sesudah maupun sebelum makan setiap 4 hingga 12 jam sekali tergantung dari bentuk obatnya. Usahakan untuk menggunakan obat ini di jam yang sama setiap hari guna memaksimalkan pengobatannya.
Saat mengonsumsi obat jenis sirop, pastikan untuk menggunakan gelas atau sendok takar yang telah disediakan pada kemasan. Hindari penggunaan sendok makan agar dosis pakainya tidak berubah dan sesuai dengan yang telah diresepkan.
Jika lupa mengonsumsi obat ini, dianjurkan untuk segera menggunakannya apabila jeda jadwal konsumsi selanjutnya masih lama. Jika dekat, abaikan lalu gunakan obat tanpa menggandakan dosisnya.
Jika gejala batuk kering tak kunjung mereda atau bahkan semakin parah setelah menggunakan dextromethorphan selama lebih dari 7 hari, jangan ragu untuk memeriksakan diri dengan dokter. Terkait penyimpanannya, letakkan dextromethorphan di tempat dengan suhu ruang, jauh dari sinar matahari langsung, serta tidak dapat dijangkau oleh anak maupun hewan peliharaan.
Interaksi saat Dextromethorphan Dikonsumsi Bersama Obat Lain
Terdapat beberapa interaksi yang mungkin terjadi saat mengonsumsi dextromethorphan bersama obat lain, antara lain:
Meningkatkan risiko serotonin syndrome saat digunakan dengan obat dari golongan SSRI atau MAOI.
Meningkatkan risiko keracunan obat saat digunakan bersama paroxetine, terbinafine, fluoxetine, atau quinidine.
Meningkatkan risiko efek samping terhadap sistem saraf, misalnya, kantuk, pusing, dan penurunan konsentrasi saat digunakan dengan obat golongan CNS atau antihistamin.
Efek Samping Dextromethorphan
Pengguna dari obat ini mungkin akan mengalami beberapa efek samping, seperti pusing, gemetar, muntah dan mual, sakit perut, kantuk, gugup, gelisah, atau letih, dan halusinasi. Ketika efek samping tak kunjung membaik, atau malah semakin parah, segera kunjungi dokter agar pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan. Hal serupa juga perlu dilakukan saat muncul gejala overdosis atau alergi obat, seperti, muncul ruam, sulit bernapas, atau kelopak mata dan bibir membengkak, pasca menggunakan dextromethorphan.
Harga Dextromethorphan
Tergantung dari merek dan jenis obatnya, harga dextromethorphan berada di kisaran belasan ribu hingga 50 ribu Rupiah. Meski begitu, pada merek tertentu, obat ini bisa dibanderol dengan harga ratusan ribu Rupiah. Oleh karena itu, sesuaikan jenis obat yang dibutuhkan dengan harga dan manfaatnya.
Hanya Gunakan Dextromethorphan untuk Atasi Batuk Kering
Itulah penjelasan mengenai apa itu dextromethorphan, manfaat, aturan pakai dan dosis, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkan. Perlu diingat jika obat ini hanya efektif meredakan gejala batuk kering akibat flu biasa atau sinusitis. Jadi, jangan menggunakan obat ini untuk mengatasi batuk berdahak atau batuk berkepanjangan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.