Penyakit

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau mulut, atau halitosis, merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang gejala utamanya adalah keluarnya bau tidak sedap. Bau tersebut dapat berasal dari mulut, gigi, atau sebagai akibat dari masalah kesehatan lainnya.
Kondisi ini dapat menjadi masalah sementara atau kondisi kronis. Menurut American Dental Association, setidaknya 50 persen orang dewasa pernah mengalami halitosis dalam hidup mereka.

Penyebab Bau Mulut

Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat keluarnya bau yang tidak sedap dari mulut. Dikutip dari Healthline, beberapa penyebab bau mulut adalah:

Kebersihan mulut yang tidak baik

Jika tidak dibersihkan dengan benar, kombinasi bakteri dan makanan yang membusuk di mulut akan menghasilkan bau yang tidak sedap.

Makanan dan minuman dengan bau yang kuat

Setelah mengonsumsi makanan jenis ini (seperti bawang), perut menyerap minyak dari makanan selama pencernaan kemudian masuk ke aliran darah dan perjalanan ke paru-paru.

Merokok

Rokok atau cerutu menyebabkan bau yang tidak sedap dan mengeringkan mulut, yang dapat membuat bau napas semakin buruk.

Mulut kering

Hal ini dapat terjadi jika seseorang tidak menghasilkan cukup air liur yang dapat membantu menjaga mulut bersih dan mengurangi bau.

Penyakit gusi

Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit periodontal ini terjadi ketika seseorang tidak segera menghilangkan plak dari gigi.

Kondisi sinus, mulut, atau tenggorokan

Bau mulut dapat muncul jika seseorang memiliki infeksi sinus, bronkitis kronis, atau infeksi pada sistem pernapasan atas atau bawah.

Penyakit lainnya

Bau mulut yang tidak biasa dapat menjadi gejala dari beberapa penyakit seperti penyakit ginjal, penyakit atau kegagalan hati, diabetes, sleep apnea, dan gangguan refluks gastroesofageal atau GERD (yang merupakan penyebab yang relatif umum dari bau mulut).

Baca juga: Ganggu Rutinitas, Cari Tahu Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Obatinya

Gejala Bau Mulut

Selain bau yang tidak sedap, seseorang mungkin juga merasakan rasa tidak enak di mulut. Jika rasa tersebut disebabkan oleh kondisi lain dan bukan karena partikel makanan yang terperangkap, rasa tersebut mungkin tidak akan hilang bahkan jika setelah menyikat gigi dan menggunakan obat kumur.

Pengobatan Bau Mulut

Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, bau mulut dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya.

Jika disebabkan oleh penyakit gusi, dokter gigi dapat membantu membersihkan bakteri di gusi atau plak yang telah menumpuk (yang menyebabkan peradangan di gusi). Selain itu, obat kumur antimikroba juga dapat mengatasi plak menumpuk.

Dokter gigi juga dapat mengarahkan untuk menyikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi untuk membantu menghilangkan bakteri penyebab bau.

Kemudian, jika bau mulut disebabkan oleh kondisi medis lainnya, pengobatan akan dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan kondisi tersebut.

Pencegahan Bau Mulut

Pencegahan kondisi ini relatif mudah yaitu dengan memperhatikan kebersihan mulut dengan baik. Caranya adalah dengan menggosok gigi setidaknya dua kali sekali (setelah sarapan dan sebelum tidur), jangan lupa membersihkan lidah, dan ganti sikat gigi setiap 2 atau 3 bulan.

Selain itu, dikutip dari WebMD, beberapa cara lainnya adalah:

  • Cek kondisi gigi ke dokter gigi setidaknya 2 kali dalam setahun
  • Berhenti merokok
  • Minum air yang banyak untuk membuat mulut tetap lembab
  • Makan lebih banyak buah dan sayuran dan kurangi konsumsi daging
  • Catat konsumsi makanan untuk mengidentifikasikan makanan pemicu bau mulut

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid penyakit apa? Mengingat kondisi tersebut sempat diidap oleh selebriti Indra Bruggman sampai membuatnya mengalami perubahan fisik hingga merasa ketakutan. Hal ini diketahui langsung dari postingannya di Instagram.
“Sering merasa capek, dada berdetak kencang walaupun cuma jalan beberapa meter bahkan pada saat berdiri, saya merasa kaki saya gemetar tapi keadaan seperti itu tidak dialami setiap hari bahkan pada saat mau tidur, saya merasa jantung berdetak 2 kali lipat dan berkeringat di saat tidur,” tulis Indra dalam sebuah postingannya di Instagram, dikutip Selasa (31/5/2022).

Sampai saat ini kondisi Indra Bruggman dikabarkan berangsur pulih usai rutin berobat. Bahkan, berat badannya juga sudah naik 6 kg.

Berkaca dari kondisi Indra, lantas, hipertiroid penyakit apa sih? Simak informasi berikut.

Hipertiroid penyakit apa?

Hipertiroidisme atau disebut hipertiroid adalah kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di pangkal leher, tepatnya di bawah jakun, yang mengatur setiap aspek metabolisme tubuh.

Kondisi ini bisa mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit Graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis.

Gejala Hipertiroid

Selain tahu hipertiroid penyakit apa, masyarakat juga perlu mengenal gejalanya. Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit hipertiroid umumnya bisa meniru masalah kesehatan lainnya. Hal ini yang membuat dokter sulit untuk mendiagnosis. Adapun beberapa gejala yang perlu diketahui, seperti:

Penurunan berat badan yang tidak disengaja, bahkan saat nafsu makan dan asupan makanan tetap sama atau meningkat

  • Detak jantung cepat (takikardia), biasanya lebih dari 100 detak per menit
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi)
  • Nafsu makan meningkat
  • Gugup, cemas, dan mudah tersinggung
  • Tremor, biasanya gemetar halus di tangan dan jari Anda
  • Berkeringat
  • Perubahan pola menstruasi
  • Peningkatan kepekaan terhadap panas
  • Perubahan pola buang air besar, terutama buang air besar yang lebih sering
  • Kelenjar tiroid yang membesar (gondok), yang mungkin tampak sebagai pembengkakan di pangkal leher
  • Kelelahan, kelemahan otot
  • Sulit tidur
  • Penipisan kulit
  • Rambut halus dan rapuh

Hipertiroid pada orang tua umumnya cenderung tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tidak terlalu jelas. Misalnya seperti peningkatan denyut jantung, intoleransi panas, dan kecenderungan merasa lebih lelah saat melakukan aktivitas rutin.

Komplikasi Hipertiroid

Begitu juga dengan komplikasinya, masyarakat juga perlu tahu selain hipertiroid penyakit apa. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi serius, seperti:

Masalah jantung
Beberapa komplikasi hipertiroidisme yang paling serius melibatkan jantung. Ini termasuk detak jantung yang cepat, gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium yang meningkatkan risiko stroke, dan gagal jantung kongestif.

Baca Juga: Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Tulang rapuh

Hipertiroidisme yang tidak diobati juga dapat menyebabkan tulang lemah dan rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang seseorang sebagian bergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang.

Krisis tirotoksik

Hipertiroidisme juga bisa memicu krisis tirotoksik atau peningkatan gejala yang tiba-tiba, seperti menyebabkan demam, denyut nadi yang cepat, dan bahkan delirium. Apabila hal ini terjadi, segera cari perawatan medis.

Nah jadi pertanyaan terkait hipertiroid penyakit apa? Jawabannya kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin, menyebabkan peningkatan proses metabolisme tubuh, penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Selain itu, penyakit ini juga bisa memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung.

Apa Itu Fibromyalgia? Penyebab, Gejala, Serta Pemicunya

Apa Itu Fibromyalgia? Penyebab, Gejala, Serta Pemicunya

Fibromyalgia merupakan sebuah penyakit kronis jangka panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri otot, nyeri sendi, dan kelelahan. Penyakit ini sering disertai dengan kelelahan, masalah tidur, masalah memori dan masalah suasana hati.
Para peneliti percaya bahwa fibromyalgia memperkuat sensasi nyeri dengan memengaruhi cara otak dan sumsum tulang belakang memproses sinyal yang menyakitkan dan tidak menyakitkan.

Penyebab Fibromyalgia

Dikutip dari Mayo Clinic, kebanyakan peneliti percaya bahwa stimulasi saraf berulang menyebabkan otak dan sumsum tulang belakang orang dengan fibromyalgia berubah.

Perubahan ini melibatkan peningkatan abnormal kadar bahan kimia tertentu di otak yang menandakan rasa sakit. Selain itu, reseptor rasa sakit otak tampaknya mengembangkan semacam memori rasa sakit dan menjadi peka.

Hal itu berarti mereka dapat bereaksi berlebihan terhadap sinyal yang menyakitkan dan tidak menyakitkan. Ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan perubahan ini, beberapa antaranya adalah:

Faktor genetika: Fibromyalgia cenderung diturunkan dalam keluarga, karena itu, mungkin ada mutasi genetik tertentu yang membuat seseorang lebih rentan untuk mengembangkan kelainan tersebut.
Infeksi: Beberapa penyakit tampaknya memicu atau memperburuk fibromyalgia.
Peristiwa fisik atau emosional: Fibromyalgia terkadang dapat dipicu oleh peristiwa fisik, seperti kecelakaan mobil, dan stres psikologis yang berkepanjangan.

Gejala Fibromyalgia

Utamanya, fibromyalgia memunculkan rasa nyeri di bagian sistem muskuloskeletal-atau struktur yang mendukung badan, leher, dan punggung-seperti pada tulang rawan atau ligamen. Namun, seperti dikutip dari Healthline, penyakit ini dapat disertai dengan gejala lain, seperti:

  • Kelelahan
  • Susah tidur
  • Tidur non-restoratif, atau tidur untuk waktu yang lama tanpa merasa istirahat
  • Sakit kepala
  • Kesulitan fokus atau memperhatikan
  • Mata kering
  • Ruam
  • Gatal
  • Nyeri atau nyeri tumpul di perut bagian bawah
  • Masalah kandung kemih, seperti sistitis interstisial
  • Depresi
  • Kecemasan

Pemicu Fibromyalgia

Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu serangan gejala fibromyalgia, seperti:

  • Perubahan rutinitas sehari-hari
  • Perubahan pola makan atau pola makan yang buruk
  • Fluktuasi hormon
  • Kurang tidur
  • Stresor seperti terkait pekerjaan, penyakit, stres emosional
  • Perubahan pengobatan
  • Perubahan pola tidur (misalnya, kerja shift)
  • Perubahan cuaca atau suhu
  • Pengobatan Fibromyalgia

Sayangnya, belum ada obat untuk fibromyalgia saat ini. Meski begitu, pengobatannya cenderung berfokus pada pengurangan gejala dan peningkatan kualitas hidup dengan obat-obatan, strategi perawatan diri, dan perubahan gaya hidup.

Obat-obatan yang dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu tidur lebih nyenyak dapat membantu mengurangi gejala fibromyalgia. Beberapa obat umum tersebut termasuk pereda nyeri, obat anti kejang, dan antidepresan.

Terdapat juga beberapa alternatif lainnya jika obat-obatan tersebut tidak ampuh. Caranya adalah dengan fokus menurunkan stres dan mengurangi rasa nyeri seperti dengan meditasi, yoga, dan diet seimbang yang kaya akan nutrisi.

Baca juga: Mengulik Alergi Kafein Seperti pada Kopi yang Berbeda Sensitivitas Kafein

Pencegahan Fibromyalgia

Dikarenakan para ahli belum mengetahui apa penyebab fibromyalgia, tidak begitu ada langkah untuk mencegahnya. Namun, demi mengurangi risiko munculnya fibromyalgia, beberapa langkah yang dapat dicoba adalah dengan:

  • Minimalkan stres
  • Makan makanan yang bergizi
  • Tidur yang cukup
  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Kelola radang sendi, depresi, atau kondisi lainnya
  • Tetap aktif dan berolahraga secara teratur

Ini Rentang Waktu Kasus Cacar Monyet Paling Menular

Ini Rentang Waktu Kasus Cacar Monyet Paling Menular

Para ahli mengatakan pasien yang terinfeksi cacar monyet bisa menularkan penyakit hingga empat minggu, setelah gejala muncul. Hal ini diungkapkan pakar penyakit menular baru di John Hopkins University, Dr Amesh Adalja.
Pasien yang terinfeksi cacar monyet awalnya akan mengalami demam. Kemudian, muncul ruam dan lesi kulit di area wajah dan tubuh.

Virus tersebut bisa ditularkan melalui sentuhan pada area yang terkena cacar atau melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin. Dr Adalja mengatakan pasien cacar monyet bisa menular hingga empat minggu.

“(Ini karena) perlu beberapa minggu agar lesi kulit menghilang. Orang-orang masih bisa menularkan virus sampai lesi di kulit aktif mereka hilang,” beber Dr Adalja yang dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/5/2022).

Hal ini juga selaras dengan pakar kesehatan global di Southampton University, Inggris, Dr Michael Head. Ia mengatakan penularan cacar monyet ini masih bisa terus terjadi selama ruam dan lepuh masih ada.

“Berdasarkan wabah monkeypox sebelumnya dan panduan dari (otoritas kesehatan Inggris) dan WHO, periode infeksi (yaitu ketika virus dapat ditularkan ke orang lain) dapat dibandingkan dengan periode waktu di mana ruam dan lepuh ada,” kata Dr Michael Head.

“Ini mungkin selama dua minggu, dan mungkin lebih lama,” lanjutnya.

Dr Michael Head mengungkapkan para ahli masih terus mempelajari tentang kasus dan presentasi wabah cacar monyet ini. Menurutnya, masih banyak pertanyaan dasar tentang penyakit ini yang masih harus diklarifikasi.

Baca Juga: Imunoterapi untuk Alergi: Tujuan, Proses, dan Efek Samping

“Namun, jika penularan selanjutnya memang dapat terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama, identifikasi awal dari setiap kasus yang mungkin terjadi akan menjadi vital dalam upaya memutus rantai penularan dan menahan wabah,” jelasnya.

Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet yang harus diperhatikan, yakni:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Lemas
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala

Gejala awal akan berlangsung selama 1 hingga 3 hari. Kemudian, mulai muncul ruam di wajah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh lainnya, seperti lengan atau kaki.

Ruam ini berkembang mulai dari muncul bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras dan menimbulkan borok. Umumnya, diperlukan waktu selama 2-4 minggu sampai ruam tersebut menghilang.

Tetanus: Gejala, Komplikasi, hingga Cara Mengobatinya

Tetanus adalah salah satu penyakit yang namanya sudah familiar di kalangan masyarakat. Penyakit yang satu ini dikenal sebagai penyakit mematikan lantaran berhubungan dengan sistem saraf dan otot.

Nama tetanus diambil dari bahasa Yunani ‘tetanos’ yang bermakna ‘menegang’. Hal tersebut dikarenakan penderita tetanus umumnya mengalami gejala awal berupa kejang-kejang dengan rahang yang tertutup rapat (lockjaw), punggung melengkung, disertai sesak napas. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan lengkap mengenai apa itu tetanus.

Apa Itu Tetanus?

Tetanus adalah penyakit infeksi berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, kotoran manusia, hewan peliharaan, dan daerah pertanian. Tak hanya itu, bakteri Clostridium tetani juga dapat ditemukan pada besi berkarat dan ujung jarum atau peniti yang tidak steril.

Baca Juga : Fakta Varian Covid-19 Terbaru, Omicron dan Vaksin Booster

Bakteri Clostridium tetani dapat menyerang manusia maupun hewan, bahkan bayi yang baru lahir melalui luka iris tali pusar yang tidak dipotong dengan pisau steril. Tak tanggung-tanggung, penyakit tetanus merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian pada bayi.

Penyebab Tetanus
Pada dasarnya, penyakit tetanus dapat menyerang semua orang, tak peduli tua maupun muda. Namun orang-orang dengan kondisi berikut lebih berisiko terserang penyakit tetanus.

Orang yang belum mendapatkan injeksi vaksin tetanus.
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh atau imunitas yang lemah.
Luka pada kulit yang dibiarkan terbuka atau tidak dibersihkan dengan baik.
Gejala Tetanus
Gejala tetanus yang umum dialami oleh penderita ialah kejang atau kaku pada otot rahang (lockjaw). Selain itu terdapat beberapa gejala tetanus lainnya yang ikut menyertai gejala utama, antara lain:

Kram pada rahang.
Kejang otot secara tiba-tiba, biasanya terjadi pada otot sekitar perut.
Otot di sekujur tubuh terasa kaku dan sakit.
Sulit menelan.
Sakit kepala.
Demam dan berkeringat.
Perubahan pada tekanan darah dan detak jantung.
Komplikasi Penyakit Tetanus
Apabila gejala tetanus terjadi dan pasien tidak segera ditangani oleh tenaga medis, maka pasien berIsiko mengalami komplikasi. Berikut ini merupakan beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit tetanus.

Kesulitan bernapas.
Kejang yang mengakibatkan penyempitan pada pita suara (laryngospasms).
Patah tulang.
Terjadi infeksi yang lebih parah.
Penyumbatan arteri utama pada paru-paru akibat adanya penggumpalan darah.
Sederet penyakit yang menyerang paru-paru, seperti pneumonia, emboli paru, dan infeksi paru-paru.
Gagal ginjal akut.
Jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba.
Kerusakan otak yang diakibatkan oleh kurangnya pasokan oksigen dari paru-paru.
Gangguan lainnya akibat terlalu lama berada di rumah sakit.

Cara Mengobati Tetanus
Seseorang yang mengalami gejala-gejala tetanus sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani secara medis sebelum bakteri semakin menyebar dan infeksi yang terjadi semakin parah.

Biasanya para dokter akan melakukan diagnosa terhadap gejala-gejala yang dialami pasien. Pemeriksaan penunjang juga turut dilakukan demi memastikan bahwa gejala yang dialami oleh pasien memang benar-benar diakibatkan oleh Clostridium tetani.

Jika dokter sudah memastikan bahwa pasien mengidap tetanus, maka pasien diwajibkan menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mengobati luka dan meredakan gejala tetanus.

Adapun rangkaian pengobatan yang dilakukan di rumah sakit meliputi:

Perawatan Luka
Perawatan luka ini biasanya meliputi pembersihan luka, menutup luka dengan kasa atau perban, hingga menjahit luka yang terbuka.

Perawatan ini bertujuan agar tidak terjadi infeksi yang diakibatkan oleh bakteri lain yang juga mungkin saja masuk melalui luka tersebut.

Suntikan Antitetanus
Perawatan selanjutnya ialah pemberian suntikan antitetanus. Zat antitetanus yang disuntikkan ini berfungsi untuk menetralkan racun neurotoksin yang dibawa oleh bakteri Clostridium tetani.

Pemberian Antibiotik
Antibiotik perlu diberikan pada pasien untuk membunuh bakteri penyebab tetanus. Pemberian antibiotik dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung kebutuhan dan ada atau tidaknya reaksi alergi yang dialami oleh pasien terhadap zat antibiotik.

Pemberian Obat Penenang
Selain antibiotik, pasien juga akan diberi obat penenang guna melemaskan otot-otot yang tegang dan kaku akibat kejang.

Obat penenang yang diberikan oleh dokter menyesuaikan dosis yang dibutuhkan dan reaksi tubuh pasien setelah pemberian obat.

Pemberian Magnesium Sulfat dan Beta Blocker
Obat dengan kandungan magnesium sulfat dan beta blocker disini berfungsi untuk mengatur irama detak jantung dan pernapasan.

Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya, gangguan pada saluran pernapasan dan paru-paru serta detak jantung yang berhenti tiba-tiba merupakan komplikasi penyakit tetanus.

Magnesium sulfat dan beta blocker dikonsumsi untuk mengurangi gejala komplikasi yang dialami oleh pasien.

Vaksin Tetanus
Vaksin tetanus tetap harus dilakukan meskipun seseorang sudah positif mengidap penyakit tetanus. Selain untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri, vaksinasi juga berfungsi sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit tetanus.

Pemasangan Alat Bantu Pernapasan
Alat bantu pernapasan mungkin diperlukan untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas akibat penyempitan saluran pernapasan dan pembuluh darah di paru-paru.

Upaya Pencegahan Tetanus

Salah satu upaya pencegahan tetanus adalah melalui penyuntikan vaksin tetanus. Setelah melakukan penyuntikan vaksin, tubuh akan membuat antibodi yang dapat melawan racun neurotoksin. Di Indonesia, vaksin tetanus wajib diberikan, khususnya pada anak-anak.

Selain vaksinasi, tindakan lain yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penyakit tetanus ialah membersihkan luka dengan air mengalir. Sebaiknya kamu juga tidak membiarkan lukamu terbuka begitu saja.

Pastikan kamu juga menggunakan peralatan yang sudah disterilkan untuk mengobati luka. Karena kamu tidak pernah tahu berapa banyak bakteri yang melekat pada peralatanmu.

Jika kamu merasakan gejala-gejala tetanus, maka sesegera mungkin pergilah ke dokter untuk mendapat pertolongan medis. Percayalah, menundanya hanya akan membuat penyakitmu bertambah parah.

Jangan Menganggap Sepele Penyakit Tetanus!
Kesimpulannya, tetanus adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka pada permukaan kulit yang diakibatkan oleh berbagai hal.

Meskipun tampaknya sepele, namun tetanus dapat mengakibatkan kematian karena racun neurotoksin yang disebarkan oleh bakteri Clostridium tetani dapat menyebabkan penggumpalan darah, serta membuat otot menjadi tegang dan kaku.

Tak hanya itu, apabila tidak segera mendapat pertolongan medis, penyakit tetanus dapat berevolusi menjadi berbagai penyakit lain. Seperti gagal ginjal, pneumonia, hingga detak jantung yang tak beraturan.

Oleh karena itu, lakukan vaksinasi secara rutin sebagai tindakan pencegahan dan jangan biarkan luka terbuka. Pastikan juga kamu selalu mencuci luka dengan air yang mengalir sampai tidak ada debu atau tanah yang menempel.

Fakta Varian Covid-19 Terbaru, Omicron dan Vaksin Booster

Sejak pertama kali kasus Omicron yaitu varian atau mutasi baru dari virus corona ditemukan di Indonesia, berita mengenai vaksin booster pun turut ikut semakin banyak dicari.

Kasus omicron sendiri pertama kali ditemukan di Indonesia tanggal 16 Desember 2021. Pasien yang membawa virus tersebut langsung di rawat dan karantina di wisma atlet Jakarta sampai saat ini.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa virus corona (Covid-19) varian Omicron atau yang dikenal sebagai B.1.1.529 kemungkinan besar memiliki kecepatan dalam penularan dan mampu menurunkan kemampuan antibodi dari infeksi alamiah dan vaksinasi.

Selain itu, Omicron juga dijelaskan memiliki kemungkinan besar untuk bisa escape immunity yang artinya 2 dosis vaksin yang selama ini telah dilakukan sebagian besar masyarakat Indonesia baik itu dengan jenis Sinovac, Astrazeneca, Moderna, Sinopharm dan lain-lainnya dikatakan kurang ampuh menghadapi omicron.

Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!

Meskipun studi mengenai varian baru Covid-19 ini masih berjalan. Tapi tidak ada salahnya untuk mengetahui fakta-fakta terbaru mengenai Omicron.

Berikut fakta-fakta seputar omicron yang harus kamu ketahui:

1. Asal Muasal Omicron.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, menyatakan bahwa kasus varian omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November 2021. Pendeteksian dilakukan oleh para ilmuwan di sana karena melejitnya kasus positif Covid-19 di sejumlah Afrika Selatan.

2. Masuk Kategori VOC (Variant of Concern)
Varian yang memiliki nama lain Covid-19 B.1.1.529 ini masuk sebagai kategori VOC yang artinya, adalah varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

3. Telah Menyebar ke 89 Negara
Setelah Afrika Selatan, tidak lama kemudian varian Omicron juga ditemukan di Korea Selatan. Karena Varian baru virus corona Omicron menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kasus Omicron pun dikatakan sudah menyebar ke 89 negara sejak pertama kali ditemukan (Sumber Kompas.com data per 30 Desember 2021)

4. Memiliki Gejala yang Ringan
Dokter asal Afrika Selatan yang pertama mencurigai gejala Omicron, mengatakan sejauh ini gejala pada Omicron ringan, dan dapat dirawat di rumah.

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, Angelique Coetzee, mengatakan kepada Reuters bahwa varian Omicron tidak seperti Delta. Sejauh ini pasien belum melaporkan kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan besar dalam kadar oksigen dengan varian baru.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut gejala Omicron yang telah diamati, antara lain:

Batuk kering dan gatal di tenggorokan
Kelelahan
Hidung tersumbat
Demam
Mual
Napas pendek atau
kesulitan bernapas
Serta diare
5. Sudah Memiliki Kasus Kematian
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengonfirmasi kematian satu pasien terinfeksi Covid-19 varian Omicron di Inggris. Johnson juga memperingatkan varian ini akan menjadi varian dominan di London.

6. Vaksin Booster Dikatakan Ampuh Hadapi Omicron
Sejauh ini kabar baik terkait Omicron adalah, vaksin booster yang tadinya untuk bantu hadapi varian Covid-19, Delta dikatakan juga ampuh untuk hadapi Omicron.

Peneliti Inggris telah menganalisis kemungkinan dampak vaksin booster COVID-19 pada Varian Omicron dan mengatakan itu bisa memberikan sekitar 85% perlindungan terhadap penyakit parah.

Namun, meskipun sudah divaksin booster, pasien yang tertular omicron harus tetap mendapatkan perawatan di rumah sakit dan karantina ketat.