Kesehatan

Berbagai Pilihan Obat Diabetes yang Biasa Diresepkan Dokter

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan. Namun, gejala diabetes dan keparahan kondisinya masih dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan mengonsumsi obat diabetes yang tepat.

Beragam pilihan obat diabetes melitus dari dokter
Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang pasti membutuhkan suntik insulin, diabetes tipe 2 umumnya dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup sehat diabetes, seperti mengatur pola makan dan rutin olahraga.

Baca Juga : Vitamin E, Nutrisi yang Berguna untuk Cegah Kerusakan Sel Karena Radikal Bebas

Namun dalam beberapa kasus, terutama ketika kadar gula darah yang tinggi sulit dikendalikan hanya dengan menjaga pola makan, pengobatan diabetes butuh dibantu dengan penggunaan obat-obatan, termasuk terapi insulin.

Secara umum, golongan obat diabetes memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda.

Namun, fungsinya tetap sama, yaitu membantu mengendalikan kadar gula darah sekaligus menekan risiko komplikasi penyakit kencing manis.

Berikut ini adalah beberapa golongan obat untuk diabetes yang biasanya direkomendasikan dokter.

1. Metformin (biguanid)

Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan biguanid adalah metformin.

Ini adalah obat kencing manis generik yang paling sering diresepkan dokter untuk pasien diabetes tipe 2.

Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Dengan begitu, tubuh bisa menggunakan insulin lebih efektif dan glukosa lebih mudah diserap oleh sel-sel di dalam tubuh.

Obat metformin generik untuk kencing manis tersedia dalam bentuk pil. Namun, metfomin juga memiliki efek samping seperti mual, diare, dan penurunan berat badan.

Efek samping tersebut dapat hilang ketika tubuh mulai beradaptasi dengan penggunaan obat diabetes ini.

Biasanya, dokter akan mulai meresepkan obat oral atau injeksi lainnya sebagai kombinasi jika metformin saja tidak cukup membantu dalam mengendalikan kadar gula dalam darah.

2. Sulfonilurea
Selain metformin, golongan obat generik untuk diabetes melitus yang sering diresepkan dokter adalah sulfonilurea.

Sulfonilurea membantu mengendalikan gula darah dengan cara merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin untuk mengatasi resistensi insulin yang terjadi.

Umumnya, obat golongan sulfonilurea hanya diperuntukkan untuk pasien diabetes tipe 2.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak menggunakan obat ini karena pada dasarnya tubuh mereka tidak atau kurang memproduksi insulin.

Berikut ini adalah contoh obat diabetes golongan sulfonilurea.

Glibenclamide
Glimepiride
Gliclazide
Glipizide
Glimepiride
Obat generik untuk diabetes melitus ini dapat menimbulkan efek hipoglikemia atau kondisi menurunnya gula darah dengan cepat.

Oleh karenanya, bila Anda diresepkan obat kencing manis ini oleh dokter, Anda harus menerapkan jadwal makan yang teratur.

3. Meglitinide

Obat diabetes golongan meglitinide bekerja seperti sulfonilurea, yaitu merangsang pankreas menghasilkan lebih banyak insulin.

Bedanya, obat untuk diabetes melitus ini bekerja lebih cepat. Durasi efeknya pada tubuh juga lebih pendek dari pada obat golongan sulfonilurea.

Repaglinide dan nateglinide adalah contoh dari obat golongan meglitinide.

Salah satu efek samping yang muncul dari minum obat golongan meglitinide adalah gula darah rendah dan penambahan berat badan.

Konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan saran terbaik bagi kondisi Anda.

4. Thiazolidinediones (glitazone)
Thiazolidinediones atau juga dikenal dengan obat golongan glitazone juga kerap diberikan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Obat ini bekerja dengan cara membantu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin.

Selain mengendalikan gula darah, obat ini juga membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki metabolisme lemak dengan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.

Kenaikan berat badan merupakan salah satu efek samping dari penggunaan obat diabetes melitus ini.

Mengutip dalam laman Mayo Clinic, obat kencing manis ini juga dikaitkan dengan efek samping lain yang lebih serius, seperti risiko gagal jantung dan anemia.

Obat diabetes yang termasuk ke dalam golongan glitazone (thiazolidinediones) ini adalah pioglitazon

5. Inhibitor DPP-4 (gliptin)

Inkretin merupakan hormon di saluran pencernaan yang bekerja memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin ketika kadar gula darah naik.

Normalnya, inkretin yang dihasilkan tubuh pada akhirnya akan dinonaktifkan oleh enzim DPP-4.

Inhibitor dipeptidil peptidase-4 (inhibitor DPP-4) atau dikenal juga dengan golongan gliptin adalah obat generik untuk diabetes melitus.

Obat gliptin ini bekerja dengan cara menghambat enzim DPP-4 sehingga inkretin tubuh akan dapat bertahan lebih lama.

Selain itu, obat kencing manis ini dapat membantu mengurangi pemecahan glukosa di hati sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi.

Walaupun biasanya obat diabetes tidak mempengaruhi berat badan, gliptin mempunyai sedikit efek menekan rasa lapar sehingga bermanfaat untuk pasien diabetes yang tidak ingin berat badannya bertambah naik.

Berikut ini adalah beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan ini.

Sitagliptin
Saksagliptin
Linagliptin
Vildagliptin
Alogliptin
Sayangnya, beberapa laporan mengaitkan obat ini dengan risiko pankreatitis atau radang pada pankreas.

Maka dari itu, informasikan kepada dokter seluruh kondisi kesehatan yang Anda miliki, terutama jika memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan pankreas.

6. Agonis reseptor GLP-1 (inkretin mimetik)
Agonis reseptor GLP-1 (golongan obat inkretin mimetik) diresepkan dokter jika obat-obatan diabetes melitus seperti yang sudah disebutkan di atas belum mampu mengontrol kadar gula darah.

Obat kencing manis ini diberikan melalui suntikan maupun oral.

GLP-1 merupakan salah satu jenis hormon inkretin yang dihasilkan tubuh.

GLP-1 bekerja dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas setelah makan. Obat agonis reseptor GLP-1 bekerja dengan cara meniru kerja GLP-1 tersebut.

Hormon inkretin dapat merangsang pelepasan insulin setelah makan sehingga meningkatkan produksi insulin dan menurunkan glukagon.

Nah, glukagon bekerja dengan cara merangsang hati mengeluarkan cadangan glukosa saat tubuh sedang kekurangan glukosa, misalnya saat berpuasa.

Obat diabetes ini juga membantu memperlambat pencernaan sehingga mencegah lambung cepat kosong dan menahan nafsu makan.

Berikut ini contoh obat kencing manis golongan agonis reseptor GLP-1.

Exanatide
Semaglutide
Albiglutide
Liraglutide
Dulaglutide
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan semaglutide dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang berisiko tinggi terhadap kedua kondisi tersebut.

Efek samping obat kencing manis ini termasuk mual, muntah, dan kenaikan berat badan.

Bagi beberapa orang, obat kencing manis ini dapat meningkatkan risiko pankreatitis.

7. Inhibitor SGLT2

Sodium-glucose co-transporter-2 (SGLT2) adalah inhibitor golongan baru yang juga sering digunakan dalam pengobatan diabetes.

Golongan obat diabetes melitus ini bekerja dengan mengurangi penyerapan kembali glukosa dari ginjal ke dalam darah.

Dengan begitu, glukosa akan dikeluarkan melalui urine sehingga gula yang menumpuk atau beredar di dalam darah akan berkurang.

Jika diimbangi dengan diet yang benar serta program latihan fisik yang rutin, obat golongan ini efektif membantu mengendalikan gula darah yang tinggi pada pasien dengan diabetes tipe 2.

Dokter biasanya tidak akan memberikan obat ini bagi mereka yang memiliki diabetes tipe 1 dan diabetes ketoasidosis.

Berikut adalah beberapa contoh obat kencing manis golongan inhibitor SGLT2.

Dapagliflozin
Canagliflozin
Empagliflozin

8. Inhibitor alfa-glukosidase
Tidak seperti kebanyakan jenis obat diabetes lainnya, golongan obat inhibitor alfa-glukosidase tidak memberikan efek langsung pada sekresi atau sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Sebaliknya, obat ini memperlambat pemecahan karbohidrat yang terdapat dalam makanan bertepung.

Alfa-glukosidase sendiri merupakan salah satu enzim yang memecah karbohidrat menjadi partikel gula lebih kecil, yakni glukosa, yang kemudian diserap oleh organ dan digunakan sebagai energi.

Saat penyerapan karbohidrat melambat, perubahan zat pati (tepung) dalam karbohidrat juga menjadi lebih lambat.

Hal ini memungkinkan proses perubahan pati menjadi glukosa berjalan perlahan-lahan.

Hasilnya, kadar gula darah menjadi lebih stabil. Obat golongan ini akan memiliki efek terbaik jika diminum sebelum makan.

Beberapa obat diabetes yang masuk ke dalam golongan inhibitor alfa-glukosidase adalah acarbose dan miglitol.

Konsumsi obat kencing manis ini tidak menyebabkan gula darah rendah atau berat badan bertambah.

Namun, penggunaan obat ini bisa membuat Anda sering membuang gas dan mengalami efek samping masalah pencernaan.

Jika sering mengalaminya segera konsultasikan ke dokter untuk menyesuaikan dosis yang lebih aman.

9. Terapi insulin

Kadar gula darah pengidap diabetes dapat dikendalikan dengan menerapkan pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.

Namun bagi orang dengan diabetes tipe 1, terapi insulin merupakan cara andalan untuk mengendalikan penyakitnya karena pankreas mereka tidak lagi bisa memproduksi insulin.

Pengidap diabetes tipe 1 wajib menggunakan insulin, sedangkan pasien diabetes tipe 2 masih memungkinkan menggunakan obat penurun gula darah terlebih dahulu.

Meski begitu, orang dengan diabetes tipe 2 kadang juga memerlukan terapi insulin.

Mereka perlu terapi insulin karena sekalipun pankreasnya masih dapat menghasilkan hormon insulin, tubuh tidak bisa merespons insulin yang dihasilkan secara optimal.

Biasanya dokter meresepkan terapi insulin bagi pasien diabetes tipe 2 yang tidak berhasil mengendalikan gula darahnya lewat perubahan gaya hidup dan pengobatan oral.

Terdapat beberapa jenis insulin tambahan yang digunakan untuk pengobatan diabetes.

Berikut adalah jenis insulin dibedakan berdasarkan kecepatan kerjanya.

Insulin kerja cepat (rapid-acting insulin).
Insulin reguler (short-acting insulin).
Insulin kerja sedang (intermediate acting insulin).
Insulin kerja lama (long-acting insulin).

Manfaat Omega 3 untuk kesehatan tubuh

Vitamin E, Nutrisi yang Berguna untuk Cegah Kerusakan Sel Karena Radikal Bebas

Ada banyak sekali jenis nutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya adalah vitamin yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah kecil. Sayangnya, senyawa organik tersebut tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga kebutuhannya harus bisa dicukupi melalui makanan. Contohnya adalah vitamin E yang dibutuhkan tubuh sebagai antioksidan yang bertugas melindungi sel-sel tubuh dari serangan radikal bebas.

Secara alami, kebutuhan tubuh akan vitamin ini dapat dipenuhi dengan rutin mengonsumsi kacang, minyak sayur, dan jenis biji-bijian. Akan tetapi, karena kondisi kesehatan tertentu dan gaya hidup yang tidak sehat, termasuk terkait kebiasaan mengonsumsi makanan, beberapa orang tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuhnya akan vitamin ini.

Baca Juga : Ketahui Apa Itu Turun Berok atau Hernia, dan Cara Tepat Menanganinya

Alhasil, mereka disarankan untuk mengonsumsi suplemen ini secara rutin dengan dosis dan aturan pakai tertentu. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan suplemen vitamin E, manfaat, dan cara menggunakannya? Nah, jawaban dari pertanyaan tersebut bisa kamu temukan di penjelasan berikut ini.

Apa Itu Vitamin E?

Sebagai salah satu jenis vitamin, vitamin E adalah nutrisi yang penting dibutuhkan tubuh. Fungsinya adalah sebagai antioksidan yang melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Tidak hanya itu, senyawa tokoferol yang terkandung pada vitamin ini juga memiliki sifat fat soluble, alias larut di dalam lemak.

Seperti yang telah disebutkan di atas, kebutuhan vitamin ini dapat dipenuhi dengan konsumsi makanan tertentu, tetapi karena gaya hidup seseorang bisa mengalami defisiensi vitamin E. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, kondisi tersebut tentu bisa berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius, seperti cystic fibrosis atau abetalipoproteinemia. Oleh karena itu, untuk mengatasinya, tak sedikit orang mencukupi kebutuhan nutrisi tersebut dengan mengonsumsi suplemen.

Deskripsi Suplemen Vitamin E

Suplemen vitamin E adalah produk kesehatan yang perlu dikonsumsi oleh seseorang yang tak mampu mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin tersebut secara alami. Tergolong sebagai obat bebas, kamu boleh mengonsumsi suplemen ini tanpa resep dari dokter. Manfaat dari suplemen ini adalah mencegah dan juga mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin E serta penyakit cystic fibrosis.

Obat ini dapat dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak. Meski begitu, pada ibu hamil, penggunaan suplemen ini perlu dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Hal serupa juga perlu dilakukan bagi ibu menyusui karena vitamin ini mampu terserap dalam ASI.

Hal yang Wajib Diperhatikan saat Akan Menggunakan Suplemen Vitamin E
Sebelum mengonsumsi suplemen ini, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai alergi terhadap vitamin E.
Konsultasikan dulu dengan dokter penggunaan obat ini jika menderita diabetes, retinitis pigmentosa, kekurangan vitamin K, kelainan darah, hemofilia, anemia, maupun masalah pembekuan darah.
Beri tahu dokter terkait pemakaian suplemen vitamin ini apabila pernah menderita stroke, penyakit ginjal, maupun liver.
Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum menggunakan vitamin ini jika sedang mengonsumsi obat, produk herbal, atau suplemen lain.
Konsultasikan dulu dengan dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui sebelum mengonsumsi vitamin ini.
Konsultasikan dulu dengan dokter terkait penggunaan atau penghentian penggunaan vitamin ini saat akan melakukan prosedur medis maupun operasi tertentu.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi maupun overdosis pasca mengonsumsi suplemen ini.
Aturan Pakai dan Dosis Vitamin E
Aturan pakai dan dosisnya pada dasarnya ditentukan dokter dengan menyesuaikan kondisi kesehatan pasien, jenis suplemen, serta usia. Namun, secara umum, dosis pemakaiannya tergantung dari tujuan penggunaannya adalah sebagai berikut.

Untuk Mengatasi Defisiensi Vitamin E
Dosis penggunaan vitamin E untuk mengatasi kondisi kesehatan ini pada orang dewasa adalah sekitar 40 sampai 50 mg setiap hari. Sementara itu, pada bayi dengan usia kurang dari 1 bulan dosisnya adalah 10 mg per kgBB per hari dan untuk anak usia di atas 1 bulan hingga 18 tahun adalah 2 sampai 10 mg per kgBB setiap hari.

Untuk Menangani Abetalipoproteinemia
Untuk menangani abetalipoproteinemia, dosis penggunaan suplemen ini pada orang dewasa adalah 50 sampai 100 mg setiap hari. Sementara itu, dosis penggunaan pada bayi usia kurang dari 1 bulan adalah 100 mg per kgBB per hari dan untuk anak usia di atas 1 bulan hingga 18 tahun adalah 50 sampai 100 mg per kgBB setiap hari.

Sebagai Suplemen untuk Menangani Cystic Fibrosis
Untuk menangani cystic fibrosis, dosis penggunaan suplemen ini pada orang dewasa adalah 100 sampai 200 mg setiap hari dan 50 mg per hari untuk anak umur 1 bulan hingga 1 tahun. Untuk anak umur 1 tahun hingga 12 tahun, dosisnya adalah 100 mg per hari dan untuk anak umur 12 sampai 18 tahun adalah 200 mg per hari.

Fungsi Vitamin E

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit sebelumnya, fungsi vitamin E yang utama adalah antioksidan yang menangkal radikal bebas untuk menyerang sel tubuh. Tanpa ditangkal, radikal bebas dapat menyebabkan beragam penyakit kronis, seperti kanker serta masalah pada jantung.

Tidak hanya itu, vitamin ini juga berguna untuk menjaga kesehatan mata dan keseimbangan sistem hormon. Dengan sistem hormon yang seimbang, sistem saraf dan endokrin pun turut terjaga, juga mencegah masalah berat badan mudah meningkat, sakit perut karena menstruasi, infeksi pada saluran kemih, sampai gejala kecemasan dan alergi.

Manfaat penting lainnya dari vitamin ini adalah menunjang masa kehamilan serta perkembangan janin sehingga perlu dikonsumsi oleh ibu hamil. Terakhir, fungsi vitamin E adalah mencegah risiko terkena penyakit Alzheimer karena mengandung tokotinerol yang memiliki sifat anti inflamasi. Manfaat tersebut juga didukung dari peran vitamin ini yang mampu memperlambat penurunan kinerja otak dan kehilangan memori.

Cara Tepat Mengonsumsi Vitamin E
Pastikan untuk membaca aturan pakai yang tercantum pada kemasan produk sebelum menggunakan suplemen ini. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu jika kamu mempunyai kondisi kesehatan atau riwayat penyakit tertentu saat akan mengonsumsi suplemen tersebut.

Perlu diingat jika penggunaan suplemen ini dilakukan saat kebutuhan tubuh akan vitamin E tidak tercukupi dari asupan makanan alami. Guna mengoptimalkan penyerapannya di dalam tubuh, usahakan untuk mengonsumsi suplemen ini sesudah makan maupun ketika makan. Terkait penyimpanannya, letakkan vitamin ini pada tempat yang sejuk, jauh dari sinar matahari, serta tidak dapat dijangkau anak-anak maupun hewan peliharaan.

Interaksi Vitamin E saat Dikonsumsi Bersama Obat Lain
Selayaknya suplemen vitamin lainnya, vitamin ini mampu menimbulkan interaksi saat dikonsumsi bersama dengan obat jenis lain, sebagai berikut.

Meningkatkan risiko perdarahan saat dikonsumsi bersamaan dengan warfarin atau jenis obat pengencer darah lainnya.
Menurunkan penyerapan vitamin E saat dikonsumsi bersama dengan colestipol, orlistat, atau cholestyramine.
Menurunkan efektivitas dari suplemen vitamin B3, ketoconazole, maupun suplemen zat besi.
Tentunya, agar tak berisiko mengalami interaksi obat yang berbahaya bagi kondisi kesehatan, selalu konsultasikan terlebih dulu penggunaan suplemen ini jika kamu tengah aktif mengonsumsi obat lainnya.

Efek Samping Vitamin E
Secara umum, penggunaan suplemen ini tidak akan menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dengan dosis atau cara yang sesuai. Meski begitu, jika berlebihan, mengonsumsi vitamin ini mampu menimbulkan beberapa efek samping, seperti diare, mual, pusing, lelah berlebihan, penglihatan kabur, hingga nyeri perut. Jika gejala efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau bahkan bertambah parah, segera lakukan pemeriksaan dengan dokter agar bisa segera ditangani.

Harga Vitamin E
Harga vitamin E berada di kisaran Rp30.000 tergantung dari jenis dan jumlahnya. Namun, ada pula yang dibanderol dengan harga ratusan ribu karena memang dilengkapi dengan nutrisi dan kandungan penting lainnya bagi tubuh. Jadi, dengan harga yang terbilang terjangkau tersebut, masalah kekurangan vitamin ini pada tubuh bisa diatasi asal dikonsumsi dengan cara dan dosis yang tepat.

Ketahui Apa Itu Turun Berok atau Hernia, dan Cara Tepat Menanganinya

Kebanyakan dari kamu mungkin tak asing lagi dengan masalah kesehatan yang dikenal dengan istilah turun berok. Hernia, bahasa medis dari turun berok, tergolong sebagai penyakit yang mampu menimbulkan masalah kesehatan serius jika tidak tertangani dengan tepat. Hanya saja, belum banyak orang yang mengetahui fakta tersebut dan malah menganggap sepele penyakit ini.

Benar saja jika penyakit turun berok umumnya tidak membahayakan hingga mengancam nyawa penderitanya. Meski begitu, kondisi tersebut tidak dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan medis yang tepat. Bahkan, tak jarang kasus turun berok hanya bisa diatasi melalui prosedur operasi dan wajib dilakukan guna mencegah risiko terjadinya komplikasi berbahaya.

Baca Juga :  Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Nah, agar kamu lebih paham tentang penyakit turun berok, jenis, gejala, penyebab, dan cara tepat menanganinya, penjelasan berikut ini layak untuk disimak.

Apa Itu Turun Berok?
Turun berok adalah jenis penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja, tak terkecuali orang dewasa atau bayi sekalipun. Turun berok adalah masalah kesehatan dengan kondisi organ di dalam tubuh menjadi menonjol pada dinding otot maupun jaringan sekitarnya. Bagian dari organ tersebut mencuat melalui jaringan atau area otot yang menjadi lemah sehingga menyebabkan munculnya benjolan atau tonjolan.

Biasanya, hernia atau turun berok muncul di perut, lebih tepatnya di antara pinggul dan dada. Pada beberapa kasus, benjolan akibat turun berok juga bisa muncul di area paha serta pangkal paha bagian atas.

Jenis-Jenis Turun Berok

Jenis penyakit turun berok dibedakan berdasarkan lokasinya. Berikut adalah jenis-jenis dari penyakit turun berok atau hernia.

Hernia Inguinalis
Ciri utama dari hernia inguinalis adalah munculnya usus pada lubang di sekitar pangkal paha atau bagian bawah perut yang disebut sebagai saluran inguinalis.

Hernia jenis ini memiliki sedikit perbedaan pada pria dan wanita. Saluran inguinalis pada pria merupakan jalur masuk dari skrotum dan perut melalui saluran sperma. Di sisi lain, saluran inguinalis pada wanita membentuk jalur ke arah jaringan ikat penopang rahim. Karena itu, area hernia yang dialami oleh wanita cenderung berdekatan dengan bagian tubuh tersebut. Mayoritas masalah hernia inguinalis yang dialami oleh remaja terjadi akibat cacat bawaan pada saluran inguinalis yang tidak menutup rapat, tapi malah menyisakan ruang sehingga bisa disusupi oleh usus.

Hernia Femoralis
Jenis yang kedua adalah hernia femoralis yang rentan disalahartikan sebagai hernia inguinalis karena sama-sama terjadi pada bagian yang mirip serta disebabkan oleh hal yang nyaris sama. Namun, hernia femoralis ini memunculkan tonjolan di bagian bawah perut, pinggul, paha atas, dan selangkangan.

Hernia Umbilikalis
Selanjutnya adalah hernia umbilikalis, yaitu penyakit turun berok yang umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir sampai berusia 6 bulan. Hernia umbilikalis terjadi ketika kondisi pada bagian usus menonjol melalui bagian dinding perut sebelah pusar dan biasa dikenal masyarakat awam sebagai pusar bodong. Tonjolan tersebut lebih jelas terlihat saat bayi sedang menangis, dan bisa sembuh dengan sendirinya ketika bayi berumur 1 tahun atau melalui proses operasi.

Hernia Epigastrik
Hernia epigastrik terjadi ketika usus menonjol di bagian otot perut, lebih tepatnya di area antara dada dan pusar. Tonjolan dari hernia jenis ini terlihat di bagian dada dan bisa diobati melalui operasi.

Hernia Insisional
Ketika seseorang baru saja menjalani operasi di bagian perutnya, sayatan yang dilakukan ketika pembedahan bisa melemahkan bagian tertentu dari otot perut. Alhasil, usus bisa keluar melalui bekas sayatan tersebut atau melalui jaringan otot sekitarnya. Inilah yang menyebabkan seseorang bisa mengalami hernia insisional.

Hernia Hiatus atau Hiatal
Terakhir, hernia hiatus terjadi di bagian bukaan diafragma, lebih tepatnya di pertemuan antara lambung dengan kerongkongan. Ketika otot pada area bukaan diafragma atau sekitarnya melemah, bagian paling atas lambung bisa muncul ke atas dan menyebabkan tekanan pada organ tersebut.

Walaupun tak menimbulkan tonjolan, hernia hiatal bisa menyebabkan gangguan pencernaan, nyeri dada, ataupun mulas. Kondisi tersebut bisa ditangani dengan mengonsumsi obat-obatan maupun mengubah pola makan. Namun, tak jarang pula hernia hiatal hanya bisa disembuhkan melalui pembedahan atau operasi.

Bantu Masa Penyembuhan, Berikut Pilihan Olahraga Aman untuk Pasien TBC

Penyakit TBC atau tuberculosis dengan masa pengobatan TBC yang panjang dapat menurunkan kualitas hidup penderitannya. Berbagai aktivitas pun tidak lagi bisa dilakukan dengan leluasa akibat menurunnya fungsi paru-paru. Namun, bukan berarti Anda harus menghentikan kegiatan fisik sepenuhnya. Menjaga tubuh tetap fit dengan berolahraga justru bermanfaat bagi kondisi kesehatan penderita TBC. Lantas, seperti apa jenis olahraga yang boleh atau aman dilakukan penderita TBC?

Manfaat olahraga bagi penderita tuberkulosis

Kegiatan berolahraga memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang yang menderita tuberkulosis paru aktif. Wajar saja, penyakit ini melemahkan fungsi sistem pernapasan, sementara Anda kemungkinan besar akan “ngos-ngosan” saat olaharaga.

Di samping itu, penderita TBC mungkin juga merasa ruang untuk beraktivitas dibatasi karena mereka berisiko tinggi menularkan penyakit TBC kepada orang lain. Akibatnya, kebanyakan lebih memilih di dalam rumah. Padahal, terlalu banyak beristirahat tanpa dibarengi latihan fisik juga tidak baik untuk kondisi kesehatan.

Baca Juga : Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Penderita TBC boleh saja berolahraga. Namun, pastikan kondisi Anda baik. Jika gejala TBC yang Anda alami cukup parah, sebaiknya hindari olahraga terlebih dulu. Terlebih jika kesehatan semakin menurun akibat efek samping dari obat antituberkulosis yang dikonsumsi.

Namun, jika selama menjalani pengobatan Anda merasa kondisi kesehatan semakin membaik, melakukan olahraga secara rutin justru bermanfaat bagi proses penyembuhan.

Menurut penelitian tahun 2019 yang dipublikasikan dalam jurnal Mind and Medical Science, olahraga rutin dapat membantu mengembalikan fungsi paru-paru yang semula terganggu akibat TBC secara bertahap.

Penelitian lain dalam jurnal Preventive Medicine juga menyebut bahwa olahraga yang menekankan pada teknik pernapasan bukan hanya mengurangi rasa sesak dan nyeri pada dada. Cara ini juga mampu mengembalikan berat tubuh ideal pada penderita TBC yang kehilangan berat badan secara drastis.

Olahraga boleh dilakukan oleh penderita TBC jika jenis, teknik, dan durasinya disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Olahraga yang aman untuk penderita TBC biasanya berupa latihan fisik ringan dengan intensitas yang ringan.

Jenis olahraga yang boleh dilakukan penderita TBC
Jika olahraga dilakukan dengan tepat, penderita TBC bisa terhindar dari gangguan pernapasan selama melakukannya. Penderita TBC juga boleh melakukan olahraga di luar rumah asalkan tetap menjaga jarak dengan orang di sekitarnya dan menggunakan masker agar tidak menyebarkan bakteri ke udara.

Berikut adalah berbagai jenis olahraga yang aman sekaligus dianjurkan untuk penderita TBC.

1. Yoga
yoga cegah covid-19

Infeksi bakteri penyebab tuberkulosis pada paru-paru berakibat pada penurunan kapasitas paru-paru untuk menampung udara. Dalam olahraga yoga, latihan pernapasan dapat meningkatkan kapasitas paru-paru.

Masih dalam penelitian dari jurnal Preventive Medicine, latihan pernapasan dalam yoga dapat melancarkan jalannya udara di saluran pernapasan. Tak hanya itu, yoga juga dapat menambah volume udara di dalam paru-paru dan mengurangi stres pada penderita tuberkulosis.

Salah satu teknik yoga yang boleh dicoba sebagai olahraga untuk penderita TBC adalah pose kriya kapala hati. Latihan pernapasan melalui pose ini akan membersihkan saluran hidung dan saluran pernapasan bagian atas dengan bantu mengeluarkan dahak berlebih yang ada pada area tersebut.

Untuk melakukannya, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

Mulailah dengan posisi duduk, tegakkan tulang belakang, leher, dan kepala.
Tarik dan embuskan napas dengan kencang dan cepat menggunakan otot-otot tenggorokan. Usahakan otot wajah tetap relaks.
Selagi menarik dan mengembuskan napas, hindari mengembangkan lubang hidung. Pastikan napas dilakukan dengan konsisten.
Lakukan sebanyak 10-15 kali dalam satu sesi.
Olahraga ini termasuk ringan untuk penderita TBC. Idealnya, latihan ini dilakukan selama 45 menit selama 3 kali seminggu.

Penelitian tersebut juga menambahkan lagi bahwa teknik yoga ini bisa berpengaruh baik untuk kesembuhan penderita TBC jika dilakukan rutin selama 4-6 bulan bersamaan dengan pengobatan TBC.

2. Jalan kaki
olahraga untuk pasien tuberkulosis

Olahraga ringan yang boleh dilakukan penderita TBC selanjutnya adalah berjalan kaki. Jalan kaki sering menjadi terapi bagi orang yang sedang menjalani pemulihan untuk penyakit yang menyerang paru-paru. Jalan kaki dapat memperkuat jaringan di sekitar paru-paru yang akan membuat organ tersebut berfungsi lebih baik sehingga terhindar dari sesak napas.

Biasanya, penderita TBC yang harus direhabilitasi di tempat perawatan khusus berjalan kaki selama 6 menit setiap hari di bawah pengawasan fisioterapis di dalam ruangan.

Pada penelitian di Journal of Exercise Rehabilitation menyebutkan, latihan berjalan kaki secara rutin yang dilakukan selama 6 menit dalam waktu 2 minggu menunjukkan peningkatan kemampuan pernapasan. Tak hanya itu, peredaran darah pasien pun menjadi lebih lancar.

Sementara itu, untuk penderita TBC yang kondisinya mulai membaik, manfaat berjalan kaki selama 30 menit setiap hari bisa membantu meningkatkan fungsi paru-paru jika dilakukan di luar ruangan.

Jika kondisi kesehatan paru-paru Anda terlihat membaik setelah melakukan olahraga ini secara rutin, Anda bisa meningkatkan intensitasnya. Cobalah menambahkan durasi atau mencoba latihan kekuatan pernapasan dan jantung lainnya, seperti bersepeda.

3. Angkat beban ringan
small dumbells

Melatih kekuatan otot bawah dengan berjalan kaki atau bersepeda merupakan latihan awal untuk mengembalikan fungsi paru-paru yang melemah. Selanjutnya, ketika keadaan tubuh sudah berangsur pulih, olahraga seperti angkat beban ringan juga boleh dilakukan oleh penderita TBC.

Pasalnya, pasien TBC yang menjalani rehabilitasi dengan istirahat total selama beberapa waktu, berisiko mengalami penurunan masa otot bagian atas tubuh. Hal ini dikarenakan mereka jarang bergerak.

Untuk mengembalikannya kekuatan otot seperti sedia kala, Anda bisa melakukan latihan peregangan otot atau bahkan mengangkat beban ringan. Salah satu yang boleh Anda lakukan adalah gerakan one-two punch menggunakan barbel ringan.

Anda cukup merentangkan tangan kiri dan kanan ke depan secara bergantian sambil membawa barbel. Latihan bisa dilakukan 12-20 kali di setiap sisi.

Melakukan latihan angkat beban bermanfaat untuk menguatkan otot-otot di bagian dada terutama di sistem pernapasan. Sama halnya dengan latihan pernapasan, jika dilakukan secara rutin olahraga memberikan dampak yang sangat baik dalam mengurangi gejala sesak napas dan meningkatkan kapasitas paru-paru.

Meski boleh, perhatikan hal ini sebelum penderita TBC olahraga

Selayaknya semua latihan fisik lain, Anda tentu harus melakukan pemanasan sebelum olahraga terlebih dahulu. Bagi Anda yang masih berkutat dengan TBC, ingatlah bahwa tubuh Anda belum mampu melakukan olahraga seperti biasa. Itu sebabnya, Anda juga butuh pengawasan terapis fisik.

Intensitas latihannya sendiri tergantung pada kemampuan tubuh Anda. Biasanya dokter atau terapis di tempat rehabilitasi akan mengukur kemampuan Anda dengan memberikan latihan kecil sebagai percobaan.

Jika Anda termasuk penderita melakukan pengobatan TBC rawat jalan, Anda sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter mengenai bentuk dan intesitas olahraga yang boleh dilakukan sesuai kondisi.

Selain itu, latihan fisik secara rutin hendaknya juga dibarengi dengan konsumsi makanan yang bertujuan memenuhi nutrisi untuk penderita TBC. Selama masa pengobatan, penderita tidak hanya diharuskan meminum obat TBC secara teratur dan berolahraga rutin. Anda juga perlu mematuhi anjuran dan pantangan makanan untuk penderita TBC.

Jika tuberkulosis yang diderita tidak lagi menular (TB laten), Anda mungkin sudah bisa melakukan aktivitas di luar seperti biasa. Tanyakan pada dokter untuk memastikan kapan tepatnya Anda memungkinkan untuk melakukan aktivitas seperti berolahraga di pusat kebugaran atau gym.

Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk TB Laten

Tuberkulosis (TB) termasuk dalam daftar penyakit infeksi yang paling mematikan di Indonesia. Penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menimbulkan masalah pada tulang, otak, dan bagian tubuh lainnya. Terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) dapat menjadi cara terbaik untuk mencegahnya.

Apa itu terapi pencegahan tuberkulosis (TPT)?
Terapi pencegahan tuberkulosis adalah serangkaian pengobatan dengan satu jenis atau lebih obat antituberkulosis yang diberikan untuk mencegah perkembangan penyakit TB.

Pemberian TPT sangat penting dilakukan kepada orang-orang yang telah terinfeksi oleh bakteri penyebab tuberkulosis.

Baca Juga : Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Perlu diketahui, penularan TBC bisa terjadi sangat cepat melalui udara. Apakah paparan bakteri akan berkembang menjadi penyakit bergantung pada kondisi tubuh Anda.

Bila Anda sedang sehat saat terpapar bakteri TB, bakteri yang masuk dapat segera dilawan oleh sistem imun. Dengan begitu, Anda tidak akan terinfeksi dan menjadi sakit.

Cek Fakta Tuberkulosis (TBC), Infeksi Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia
TBC

Cek Fakta Tuberkulosis (TBC), Infeksi Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia

Menurut organisasi kesehatan dunia, (WHO), sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri penyebab tuberkulosis. Setiap detiknya, ada satu orang yang terinfeksi TBC. Data pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia, setelah India dan Tiongkok. TBC di Indonesia memang masih menjadi momok yang menakutkan dan […]

Namun, bila tubuh sedang sakit, bakteri bisa menjadi aktif dan berkembang biak dengan cepat. Alhasil, Anda akan mengalami gejala dan bisa menularkan penyakit ke orang lain.

Dalam beberapa kasus, bakteri TB juga bisa bersifat laten. Pada TB laten, bakteri tidak menyebabkan sakit, tetapi bisa menjadi aktif di kemudian hari dan memunculkan gejala apabila tidak diberi pengobatan.

Nah, pemberian TPT inilah yang akan mencegah perkembangan bakteri laten di dalam tubuh. Beberapa orang yang harus mendapatkan terapi pencegahan ini meliputi:

orang-orang yang kontak erat dengan pasien TBC atau tinggal satu rumah,
pengidap HIV/AIDS,
anak-anak,
pasien kanker dan diabetes,
pasien yang sedang menjalani perawatan dialisis atau pernah menjalani transplantasi organ, serta
warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Obat-obatan yang digunakan dalam TPT akan bekerja untuk menghilangkan bakteri TB sebelum bakteri mulai merusak organ dan menimbulkan penyakit. TPT hanya efektif bila tidak ada bukti penyakit TB aktif.

Jenis-jenis pemberian TPT

obat terapi pencegahan tuberkulosis

Di Indonesia, terapi pencegahan tuberkulosis tersedia dalam 4 regimen. Berikut penjelasan lebih lanjutnya.

1. 6H
Pada regimen 6H, pasien diberikan satu macam obat isoniazid (INH) yang harus diminum setiap hari selama 6 bulan. Isoniazid merupakan antibiotik yang berfungsi untuk menangani gejala tuberkulosis paru atau di luar paru.

Pemberian TPT dengan regimen ini lebih tepat bila ditujukan pada anak berusia di bawah 2 tahun yang tinggal serumah dengan pasien TB dan orang-orang yang mengidap HIV/AIDS (ODHA).

2. 3HP
Pasien yang menjalani regimen 3HP berarti harus minum 2 macam obat INH dan rifapentin sebanyak satu kali seminggu selama tiga bulan.

Rifapentin sendiri kerap digunakan untuk mengurangi infeksi bakteri bagi penderita tuberkulosis aktif yang memiliki hasil tes mantoux positif.

3HP disarankan bagi anak-anak berusia 2–4 tahun yang tinggal bersama pasien tuberkulosis, ODHA di atas 2 tahun, dan kelompok berisiko lainnya yang berusia lebih dari 2 tahun.

Gejala Memburuk Hingga Kebal Obat, Ini Akibatnya Jika Lupa Minum Obat TBC
TBC

Gejala Memburuk Hingga Kebal Obat, Ini Akibatnya Jika Lupa Minum Obat TBC
Bakteri tuberkulosis (TBC) punya sifat yang “bebal” sehingga membutuhkan pengobatan antibiotik dalam jangka waktu panjang. Selain durasi, pengobatan TBC biasanya terdiri atas banyaknya jumlah obat yang perlu diminum. Akibatnya, pasien bisa lalai atau lupa minum obat sesuai jadwal. Jika hanya lupa sehari untuk minum obat TBC, mungkin dampaknya tidak terlalu besar. Namun, jika terus lupa […]

3. 3HR
Pemberian TPT dengan regimen 3HR cocok untuk bayi di bawah dua tahun yang tinggal satu rumah bersama pasien tuberkulosis atau memiliki HIV/AIDS.

Pasien akan diberikan 2 macam obat INH dan rifampisin yang harus diminum setiap hari selama 3 bulan. Rifampisin berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi bakteri. Selain TBC, penyakit yang juga diatasi dengan obat ini adalah kusta.

4. 6Lfx+E
Regimen 6Lfx+E terdiri atas 2 macam obat, yaitu levofloxacin dan ethambutol. Obat diminum setiap hari selama 6 bulan.

Biasanya pemberian TBT dengan regimen ini ditujukan pada anak yang kerap melakukan kontak dekat atau tinggal serumah dengan pasien TB RO.

Selama menjalani regimen pengobatan, pasien harus benar-benar minum obat TBC sesuai saran dokter. Walaupun pasien merasa sehat, pengobatan tetap harus dilanjutkan sampai waktu yang telah ditentukan.

Usahakan minum obat pada jam yang sama setiap harinya dalam keadaan perut kosong. Anda bisa meminumnya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.

Terkadang, pasien bisa mengalami efek samping obat TBC setelah mendapatkan terapi pencegahan tuberkulosis. Beberapa efek sampingnya meliputi:

kehilangan nafsu makan,
mual, muntah, dan sakit perut,
sensasi kebas atau kesemutan di kaki,
perubahan warna urine,
kebingungan,
muncul ruam kulit,
mata kekuningan,
kelelahan yang tidak biasa, dan
mengantuk.
Sebenarnya, efek samping jarang terjadi. Bila Anda mengalami kondisi-kondisi di atas dan tak kunjung membaik, segera hubungi dokter agar bisa mendapatkan penanganan segera.

Bagaimana cara mendapatkan TPT?
Dilansir dari situs TB Indonesia, Anda bisa mengakses TPT dengan mengunjungi fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit yang terdekat. Nantinya, Anda akan mendapatkan obat TBC dan akses TPT gratis dengan atau tanpa BPJS.

Bila TPT tidak tersedia, mintalah rekomendasi dari pihak tenaga medis untuk mengarahkan Anda ke fasilitas layanan kesehatan lainnya.

Pastikan Anda memenuhi syarat supaya bisa menerima terapi pencegahan tuberkulosis. Adapun syaratnya adalah memiliki hasil diagnosis bukan penderita TBC dan hasil tuberkulin atau rontgen yang normal.

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau Mulut: Penyebab, Pengobatan, Serta Pencegahannya

Bau mulut, atau halitosis, merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang gejala utamanya adalah keluarnya bau tidak sedap. Bau tersebut dapat berasal dari mulut, gigi, atau sebagai akibat dari masalah kesehatan lainnya.
Kondisi ini dapat menjadi masalah sementara atau kondisi kronis. Menurut American Dental Association, setidaknya 50 persen orang dewasa pernah mengalami halitosis dalam hidup mereka.

Penyebab Bau Mulut

Terdapat berbagai faktor yang dapat membuat keluarnya bau yang tidak sedap dari mulut. Dikutip dari Healthline, beberapa penyebab bau mulut adalah:

Kebersihan mulut yang tidak baik

Jika tidak dibersihkan dengan benar, kombinasi bakteri dan makanan yang membusuk di mulut akan menghasilkan bau yang tidak sedap.

Makanan dan minuman dengan bau yang kuat

Setelah mengonsumsi makanan jenis ini (seperti bawang), perut menyerap minyak dari makanan selama pencernaan kemudian masuk ke aliran darah dan perjalanan ke paru-paru.

Merokok

Rokok atau cerutu menyebabkan bau yang tidak sedap dan mengeringkan mulut, yang dapat membuat bau napas semakin buruk.

Mulut kering

Hal ini dapat terjadi jika seseorang tidak menghasilkan cukup air liur yang dapat membantu menjaga mulut bersih dan mengurangi bau.

Penyakit gusi

Kondisi yang disebut juga sebagai penyakit periodontal ini terjadi ketika seseorang tidak segera menghilangkan plak dari gigi.

Kondisi sinus, mulut, atau tenggorokan

Bau mulut dapat muncul jika seseorang memiliki infeksi sinus, bronkitis kronis, atau infeksi pada sistem pernapasan atas atau bawah.

Penyakit lainnya

Bau mulut yang tidak biasa dapat menjadi gejala dari beberapa penyakit seperti penyakit ginjal, penyakit atau kegagalan hati, diabetes, sleep apnea, dan gangguan refluks gastroesofageal atau GERD (yang merupakan penyebab yang relatif umum dari bau mulut).

Baca juga: Ganggu Rutinitas, Cari Tahu Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Obatinya

Gejala Bau Mulut

Selain bau yang tidak sedap, seseorang mungkin juga merasakan rasa tidak enak di mulut. Jika rasa tersebut disebabkan oleh kondisi lain dan bukan karena partikel makanan yang terperangkap, rasa tersebut mungkin tidak akan hilang bahkan jika setelah menyikat gigi dan menggunakan obat kumur.

Pengobatan Bau Mulut

Dikutip dari laman John Hopkins Medicine, bau mulut dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya.

Jika disebabkan oleh penyakit gusi, dokter gigi dapat membantu membersihkan bakteri di gusi atau plak yang telah menumpuk (yang menyebabkan peradangan di gusi). Selain itu, obat kumur antimikroba juga dapat mengatasi plak menumpuk.

Dokter gigi juga dapat mengarahkan untuk menyikat lidah dengan lembut setiap kali menyikat gigi untuk membantu menghilangkan bakteri penyebab bau.

Kemudian, jika bau mulut disebabkan oleh kondisi medis lainnya, pengobatan akan dilakukan dengan prosedur yang sesuai dengan kondisi tersebut.

Pencegahan Bau Mulut

Pencegahan kondisi ini relatif mudah yaitu dengan memperhatikan kebersihan mulut dengan baik. Caranya adalah dengan menggosok gigi setidaknya dua kali sekali (setelah sarapan dan sebelum tidur), jangan lupa membersihkan lidah, dan ganti sikat gigi setiap 2 atau 3 bulan.

Selain itu, dikutip dari WebMD, beberapa cara lainnya adalah:

  • Cek kondisi gigi ke dokter gigi setidaknya 2 kali dalam setahun
  • Berhenti merokok
  • Minum air yang banyak untuk membuat mulut tetap lembab
  • Makan lebih banyak buah dan sayuran dan kurangi konsumsi daging
  • Catat konsumsi makanan untuk mengidentifikasikan makanan pemicu bau mulut

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid Penyakit Apa? Catat Gejala dan Komplikasinya

Hipertiroid penyakit apa? Mengingat kondisi tersebut sempat diidap oleh selebriti Indra Bruggman sampai membuatnya mengalami perubahan fisik hingga merasa ketakutan. Hal ini diketahui langsung dari postingannya di Instagram.
“Sering merasa capek, dada berdetak kencang walaupun cuma jalan beberapa meter bahkan pada saat berdiri, saya merasa kaki saya gemetar tapi keadaan seperti itu tidak dialami setiap hari bahkan pada saat mau tidur, saya merasa jantung berdetak 2 kali lipat dan berkeringat di saat tidur,” tulis Indra dalam sebuah postingannya di Instagram, dikutip Selasa (31/5/2022).

Sampai saat ini kondisi Indra Bruggman dikabarkan berangsur pulih usai rutin berobat. Bahkan, berat badannya juga sudah naik 6 kg.

Berkaca dari kondisi Indra, lantas, hipertiroid penyakit apa sih? Simak informasi berikut.

Hipertiroid penyakit apa?

Hipertiroidisme atau disebut hipertiroid adalah kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu di pangkal leher, tepatnya di bawah jakun, yang mengatur setiap aspek metabolisme tubuh.

Kondisi ini bisa mempercepat metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi, termasuk penyakit Graves, penyakit Plummer, dan tiroiditis.

Gejala Hipertiroid

Selain tahu hipertiroid penyakit apa, masyarakat juga perlu mengenal gejalanya. Dikutip dari Mayo Clinic, penyakit hipertiroid umumnya bisa meniru masalah kesehatan lainnya. Hal ini yang membuat dokter sulit untuk mendiagnosis. Adapun beberapa gejala yang perlu diketahui, seperti:

Penurunan berat badan yang tidak disengaja, bahkan saat nafsu makan dan asupan makanan tetap sama atau meningkat

  • Detak jantung cepat (takikardia), biasanya lebih dari 100 detak per menit
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia)
  • Jantung berdebar-debar (palpitasi)
  • Nafsu makan meningkat
  • Gugup, cemas, dan mudah tersinggung
  • Tremor, biasanya gemetar halus di tangan dan jari Anda
  • Berkeringat
  • Perubahan pola menstruasi
  • Peningkatan kepekaan terhadap panas
  • Perubahan pola buang air besar, terutama buang air besar yang lebih sering
  • Kelenjar tiroid yang membesar (gondok), yang mungkin tampak sebagai pembengkakan di pangkal leher
  • Kelelahan, kelemahan otot
  • Sulit tidur
  • Penipisan kulit
  • Rambut halus dan rapuh

Hipertiroid pada orang tua umumnya cenderung tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tidak terlalu jelas. Misalnya seperti peningkatan denyut jantung, intoleransi panas, dan kecenderungan merasa lebih lelah saat melakukan aktivitas rutin.

Komplikasi Hipertiroid

Begitu juga dengan komplikasinya, masyarakat juga perlu tahu selain hipertiroid penyakit apa. Pasalnya, penyakit ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi serius, seperti:

Masalah jantung
Beberapa komplikasi hipertiroidisme yang paling serius melibatkan jantung. Ini termasuk detak jantung yang cepat, gangguan irama jantung yang disebut fibrilasi atrium yang meningkatkan risiko stroke, dan gagal jantung kongestif.

Baca Juga: Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Tulang rapuh

Hipertiroidisme yang tidak diobati juga dapat menyebabkan tulang lemah dan rapuh (osteoporosis). Kekuatan tulang seseorang sebagian bergantung pada jumlah kalsium dan mineral lain yang dikandungnya. Terlalu banyak hormon tiroid mengganggu kemampuan tubuh untuk memasukkan kalsium ke dalam tulang.

Krisis tirotoksik

Hipertiroidisme juga bisa memicu krisis tirotoksik atau peningkatan gejala yang tiba-tiba, seperti menyebabkan demam, denyut nadi yang cepat, dan bahkan delirium. Apabila hal ini terjadi, segera cari perawatan medis.

Nah jadi pertanyaan terkait hipertiroid penyakit apa? Jawabannya kondisi saat kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin, menyebabkan peningkatan proses metabolisme tubuh, penurunan berat badan, hingga detak jantung yang cepat atau tidak teratur. Selain itu, penyakit ini juga bisa memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung.

Ganggu Rutinitas, Cari Tahu Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Obatinya

Kebanyakan masyarakat tentu telah tak asing lagi dengan situasi sulit kesehatan yang disebut dengan syaraf kejepit. Penyakit syaraf kejepit terjadi imbas bantalan lembut pada jaringan di jeda deretan tulang belakang terkena dorongan sampai keluar. Sebagai komponen tubuh yang bermanfaat untuk melancarkan komunikasi antara tubuh dengan otak, situasi sulit pada syaraf hal yang demikian tentu dapat menyebabkan beraneka gangguan.

Secara awam, situasi syaraf terjepit hal yang demikian menyebabkan rasa nyeri pada penderitanya, serta dapat memunculkan mati rasa ataupun tubuh menjadi lebih lemah dan lemas. Oleh sebab itu, tidak jarang penderita penyakit ini akan merasa terganggu untuk mengerjakan rutinitasnya sehari-hari.

Baca Juga : Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Tidak perlu cemas, syaraf kejepit dapat disembuhkan dengan sebagian metode. Kecuali itu, supaya tidak mudah kumat serta tidak memperparah kondisinya, mencari tahu penyebab serta gejala syaraf kejepit tentu penting untuk dilaksanakan. Oleh sebab itu, berikut pembahasan seputar penyakit syaraf kejepit, penyebab, gejala, sampai metode mengobatinya yang sesuai untuk kau simak.

Apa Itu Syaraf Kejepit?

Syaraf kejepit yaitu

Dalam bahasa medis disebut sebagai hernia nukleus pulposus, lazim disingkat HNP, dan herniated disc, syaraf kejepit yaitu situasi di mana syaraf penderitanya tertekan komponen di sekitarnya.

Ketika bantalan lembut pada jaringan di antara rangkaian tulang-tulang komponen tulang belakang terdorong hingga keluar, komponen syaraf akan mengirimkan sinyal rasa nyeri pada otak. Pun, di situasi yang telah parah, penyakit syaraf terjepit ini dapat memunculkan mati rasa, dan juga kelemahan kepada member tubuh yang terdampak.

Oleh sebab itu, penderita situasi sulit kesehatan ini tidak harus meremehkan pedoman atau gejala syaraf kejepit supaya kondisinya tidak kian bertambah parah.

Gejala Syaraf Kejepit
Pada sejumlah kasus, di mana situasi syaraf kejepit masih belum parah, penderitanya umumnya cuma akan menikmati gejala berupa nyeri di sebagian member tubuhnya. Tetapi, gejala hal yang demikian kerap kali tak dianggap sebagai imbas dari syaraf kejepit dan tidak terlalu dihiraukan oleh penderitanya.

Gejala lain dari situasi sulit syaraf kejepit yaitu:

Kesemutan.
Kebas.
Mati rasa.
Penurunan sensasi atau kesanggupan untuk merasa pada komponen tubuh yang mengalami syaraf terjepit.
Nyeri atau sakit yang terasa seperti terbakar dan menjalar hingga ke luar.
Tubuh terasa seperti ditusuk jarum.
Tangan dan kaki tak dapat menikmati apa malah.
Komponen otot tubuh yang diduga menderita syaraf kejepit juga umumnya akan menjadi kian lemah.
Gejala syaraf kejepit juga dapat bertambah parah dikala menjalankan gerakan tertentu, seumpama, memutar kepala ataupun menegangkan leher.

Apabila gejala syaraf kejepit diizinkan terlalu lama, ada sejumlah akibat yang dapat terjadi, seperti, jaringan pelindung dan jaringan lunak di sekitar zona syaraf pecah. Ketika hal hal yang demikian terjadi, cairan akan keluar dan memunculkan pembengkakan serta memicu tekanan ekstra.

Penyebab Syaraf Kejepit

Manusia mempunyai tulang belakang atau tulang punggung yang terdiri atas 26 tulang dengan sebutan vertebrata. Antara rangkaian tulang belakang hal yang demikian, ada bantalan karet yang lazim disebut sebagai disc atau cakram. Bantalan tersebutlah yang menolong dan menjaga tulang supaya konsisten pada posisinya serta bermanfaat untuk meredam guncangan yang diterima oleh tubuh.

Cakram pada tulang belakang memiliki komponen tengah yang teksturnya lunak sepantasnya jeli dan disebut sebagai nukleus. Nukleus terbalut pada komponen luar dengan tekstur yang lebih keras, melainkan konsisten kenyal yang disebut annulus. Nah, herniated disc atau syaraf kejepit terjadi dikala sebagian nukleus terdorong keluar imbas adanya robekan pada komponen anulus.

Situasi hal yang demikian paling rentan terjadi pada komponen tulang belakang di zona leher. Nukleus yang keluar hal yang demikian diduga menjadikan zat kimia dan menyebabkan iritasi pada syaraf sekitarnya. Iritasi tersebutlah yang membikin penderita syaraf kejepit ini menikmati nyeri yang cukup signifikan.

Syaraf kejepit juga dapat terjadi imbas keluarnya cakram sehingga menekan komponen syaraf dan memicu rasa sakit saat ditekan. Kecuali itu, situasi sulit kesehatan ini dapat dipicu pula oleh keausan ataupun pemakaian komponen tubuh tertentu secara berlebihan, berulang-ulang, dan dalam waktu yang lama.

Keausan yang terjadi secara terencana sebab unsur umur atau degenerasi pada cakram paling rentan memicu situasi sulit syaraf kejepit. Kian umur bertambah, cakram akan kehilangan fleksibilitasnya dan rentan pecah atau robek, malah imbas tekanan atau gerakan sedikit saja.

Kendati demikian, tidak sedikit orang yang masih linglung penyebab pasti dari situasi sulit syaraf kejepit. Kadang kala, mengangkat barang berat dengan metode yang salah, ataupun memutar tubuh saat mengangkat benda berat juga dapat memicu syaraf kejepit. Oleh sebab itu, untuk menghindari risiko terkena situasi sulit kesehatan ini, usahakan tidak mengangkat benda berat dengan metode yang salah, atau usahakan tumpuannya berada di lutut atau kaki, bukan punggung.

Elemen Risiko yang Memicu Syaraf Kejepit
Syaraf kejepit juga dapat dipicu oleh beraneka ragam hal dan situasi. Berikut yaitu sebagian di antaranya.

Terluka.
Arthritis atau rematik pada pergelangan tangan.
Perawakan tubuh kurang bagus yang dapat memperberat tekanan di komponen syaraf dan tulang belakang.
Stres dikala menjalankan profesi secara berulang-ulang.
Berat badan berlebih.
Menjalankan aktivitas olahraga yang berisiko menyebabkan cedera.
Mempunyai situasi kesehatan khusus, seperti, carpal tunnel syndrome.

Cara Pengobatan Syaraf Kejepit

Sebab dapat memunculkan rasa nyeri atau sakit yang hebat, malah hingga melemahkan penderitanya, syaraf kejepit perlu ditangani dengan cara pengobatan yang pas dan seketika. Tergantung situasi penderitanya, ada sebagian metode pengobatan syaraf kejepit yang dapat dilaksanakan, seperti:

Mengkonsumsi Seandainya-Obatan
Penderita syaraf kejepit dapat mengkonsumsi sebagian variasi obat untuk meringankan gejalanya layak dengan saran dokter. Apabila masih menikmati rasa nyeri yang tak terlalu berat, dokter umumnya akan memberi anjuran obat pereda nyeri terhadap pasien syaraf kejepit yang dapat dengan gampang dibeli di apotik. Sebagian teladan obat pereda nyeri yaitu ibuprofen, naproxen sodium, dan acetaminophen.

Tetapi, apabila rasa sakit tidak kunjung mereda, obat yang disarankan oleh dokter yaitu suntikan kortikosteroid pada zona sekitar komponen syaraf tulang belakang. Seandainya pelumas otot juga bisa diresepkan oleh dokter pada penderita yang mengalami otot kejang. Supaya pemakaian obat lain tak cukup ampuh dan tidak memberikan akibat apa malah, dokter akan memastikan pemberian opioid terhadap pasien dalam rentang pendek.

Terapi
Khususnya meringankan gejala syaraf kejepit, dokter bisa memberikan terapi jasmani kepada pasiennya. Tujuan dari terapi jasmani hal yang demikian yaitu untuk menuntaskan rasa nyeri yang muncul sebab situasi sulit syaraf terjepit.

Operasi
Pada kasus tertentu, perbuatan operasi perlu dilaksanakan guna menuntaskan situasi sulit syaraf kejepit. Dokter akan menganjurkan perbuatan ini jikalau cara pengobatan lainnya tak dapat membetulkan situasi syaraf kejepit sesudah 6 pekan. apabila timbul gejala baru seperti nyeri yang tidak terkontrol, kelemahan atau mati rasa, susah berjalan atau berdiri, hingga kehilangan kontrol atas usus ataupun kandung kemih.

Bantu Redakan Batuk Kering, Ini Deskripsi Obat Dextromethorphan, Aturan Pakai, Hingga Efek Sampingnya

Batuk merupakan salah satu gejala yang umum terjadi saat seseorang menderita suatu penyakit. Batuk sendiri merupakan respons atau refleks dari tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang mungkin tersangkut atau berada di tenggorokan. Selain itu, batuk juga bisa menjadi pertanda dari adanya masalah kesehatan dari saluran pernapasan.

Tergantung dari penyebabnya, batuk dapat diobati dengan obat-obat tertentu. Salah satunya adalah dextromethorphan yang umumnya digunakan untuk mengobati masalah batuk kering atau tidak berdahak akibat infeksi pada saluran udara tertentu, seperti pilek biasa atau sinusitis.

Baca Juga : Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza

Walaupun tergolong sebagai obat bebas, penggunaan dari obat ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebab, ada beberapa peringatan, aturan pakai, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah deskripsi obat, hal yang harus diperhatikan, dosis, interaksi obat, hingga efek samping dari penggunaan dextromethorphan.

Apa Itu Dextromethorphan?

Dextromethorphan adalah jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi masalah batuk kering atau batuk tak berdahak. Obat tersebut tersedia dengan bentuk sirop, tablet, maupun permen pelega tenggorokan atau lozenges.

Dextromethorphan tergolong sebagai obat penekan respons batuk. Maksudnya, obat ini memiliki cara kerja untuk menghambat refleks atau respons batuk yang dikirimkan oleh otak.

Sebagai obat yang berguna untuk mengobati batuk kering, dextromethorphan tidak cocok digunakan untuk mengatasi masalah batuk berdahak ataupun batuk yang diakibatkan oleh penyakit bronkitis kronis, emfisema, kebiasaan merokok, dan juga asma. Melainkan, obat ini efektif meredakan batuk yang terjadi akibat flu biasa atau sinusitis.

Perlu dipahami bahwa produk kesehatan ini tidak bermanfaat untuk menyembuhkan maupun memperpendek jangka waktu dari penyakit pilek. Di sisi lain, penggunaan obat ini juga berisiko menimbulkan efek samping yang serius sehingga penggunaannya perlu disesuaikan dengan aturan pakai dan anjuran dari dokter.

Beberapa contoh merek dagang dari obat ini, antara lain Alpara, Antiza, Decolsin, Lacoldin, Konidin, Ultraflu Extra, dan lain sebagainya.

Deskripsi Obat Dextromethorphan

Dextromethorphan tergolong sebagai obat bebas dan bisa dibeli serta dikonsumsi tanpa resep dokter. Obat ini termasuk ke dalam kategori antitusif atau obat yang bermanfaat untuk meredakan masalah batuk kering dan dapat dikonsumsi oleh orang dewasa ataupun anak-anak dengan usia lebih dari 4 tahun.

Meski begitu, bagi ibu hamil atau menyusui, obat tersebut termasuk sebagai kategori C. Artinya, studi yang dilakukan pada binatang menunjukkan adanya reaksi efek samping pada janin, walaupun belum ada penelitian terkontrol terhadap manusia. Oleh karena itu, obat ini juga hanya boleh dikonsumsi apabila potensi manfaatnya jauh lebih besar ketimbang risikonya terhadap janin.

Di sisi lain, masih belum terbukti apakah obat ini dapat terserap pada ASI. Maka, bagi ibu yang sedang menyusui, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan dextromethorphan guna memastikan tingkat keamanannya bagi ibu dan juga bayinya.

Hal yang Harus Diperhatikan saat Akan Menggunakan Dextromethorphan
Guna menghindari risiko terjadinya efek samping dan hal yang bisa membahayakan kondisi pasien, ada beberapa peringatan yang penting untuk diperhatikan sebelum menggunakan obat ini. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian peringatan saat akan mengonsumsi dextromethorphan.

Jangan mengonsumsi obat ini jika memiliki alergi terhadap dextromethorphan, serta beri tahu pada dokter terkait riwayat atau gangguan alergi yang tengah dimiliki saat ini.
Beri tahu pada dokter jika mempunyai masalah kesehatan pada saluran pernapasan, seperti, batuk berdahak, asma, infeksi pada saluran pernapasan, bronkitis kronis, dan juga emfisema.
Beri tahu pada dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit liver.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat dari golongan MAOI, sebagai contoh, phenelzine. Hal ini dikarenakan penggunaan obat tersebut tidak boleh dilakukan bersama dengan dextromethorphan.
Jangan menggunakan obat ini pada anak di usia kurang dari 4 tahun. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum menggunakan obat batuk maupun obat pilek yang mempunyai kandungan dextromethorphan pada anak-anak di bawah umur.
Jangan berkendara atau melakukan kegiatan yang membutuhkan tingkat fokus tinggi setelah menggunakan obat ini. Sebab, dextromethorphan tergolong sebagai obat yang mampu memberikan efek samping berupa pusing dan kantuk.
Informasikan pada dokter jika sedang aktif mengonsumsi obat, produk herbal, atau suplemen kesehatan apa pun.
Informasikan pada dokter jika sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk mengambil program kehamilan.
Segera periksakan diri dengan dokter jika muncul reaksi overdosis atau alergi obat pasca menggunakan obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Dextromethorphan
Tergantung dari tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan pasien, dan bentuk atau jenis obatnya, dosis serta aturan pakai dari dextromethorphan tidaklah sama. Namun, secara umum, berikut adalah dosis penggunaan dextromethorphan untuk mengatasi batuk berdasarkan dari bentuk obat.

Bentuk Sirop
Untuk bentuk sirop, dosis pemakaian pada orang dewasa adalah 30 mg setiap 6 hingga 8 jam. Sementara pada anak umur 6 hingga 12 tahun, dosis pemakaiannya adalah 15 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 60 mg tiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis pemakaiannya adalah 7,5 mg per 6 sampai 8 jam, dengan dosis maksimal tak boleh melebihi 20 mg tiap harinya.

Bentuk Tablet
Untuk bentuk tablet, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 60 mg setiap 12 jam, dengan dosis harian tidak boleh melebihi 120 mg tiap harinya. Sedangkan pada anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 30 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya. Untuk anak umur 4 hingga 6 tahun, dosis penggunaannya adalah 15 mg per 12 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 20 mg setiap harinya.

Permen Pelega Tenggorokan atau lozenges
Untuk jenis permen pelega tenggorokan atau lozenges, dosis penggunaan pada orang dewasa adalah 5 sampai 15 mg per 2 hingga 4 jam dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 120 mg setiap harinya. Sementara untuk anak umur 6 sampai 12 tahun, dosis penggunaannya adalah 5 sampai 10 mg per 2 hingga 6 jam, dengan dosis maksimal tidak boleh melebihi 60 mg setiap harinya.

Cara Tepat Mengonsumsi Dextromethorphan

Cara Minum Obat Dextromethorphan

Selalu ikuti saran dokter dan petunjuk pemakaian yang tertera di kemasan sebelum menggunakan dextromethorphan. Jangan pernah menambah atau mengurangi dosis pemakaian tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter agar manfaat obat tetap optimal didapatkan.

Dextromethorphan bisa dikonsumsi sesudah maupun sebelum makan setiap 4 hingga 12 jam sekali tergantung dari bentuk obatnya. Usahakan untuk menggunakan obat ini di jam yang sama setiap hari guna memaksimalkan pengobatannya.

Saat mengonsumsi obat jenis sirop, pastikan untuk menggunakan gelas atau sendok takar yang telah disediakan pada kemasan. Hindari penggunaan sendok makan agar dosis pakainya tidak berubah dan sesuai dengan yang telah diresepkan.

Jika lupa mengonsumsi obat ini, dianjurkan untuk segera menggunakannya apabila jeda jadwal konsumsi selanjutnya masih lama. Jika dekat, abaikan lalu gunakan obat tanpa menggandakan dosisnya.

Jika gejala batuk kering tak kunjung mereda atau bahkan semakin parah setelah menggunakan dextromethorphan selama lebih dari 7 hari, jangan ragu untuk memeriksakan diri dengan dokter. Terkait penyimpanannya, letakkan dextromethorphan di tempat dengan suhu ruang, jauh dari sinar matahari langsung, serta tidak dapat dijangkau oleh anak maupun hewan peliharaan.

Interaksi saat Dextromethorphan Dikonsumsi Bersama Obat Lain
Terdapat beberapa interaksi yang mungkin terjadi saat mengonsumsi dextromethorphan bersama obat lain, antara lain:

Meningkatkan risiko serotonin syndrome saat digunakan dengan obat dari golongan SSRI atau MAOI.
Meningkatkan risiko keracunan obat saat digunakan bersama paroxetine, terbinafine, fluoxetine, atau quinidine.
Meningkatkan risiko efek samping terhadap sistem saraf, misalnya, kantuk, pusing, dan penurunan konsentrasi saat digunakan dengan obat golongan CNS atau antihistamin.
Efek Samping Dextromethorphan
Pengguna dari obat ini mungkin akan mengalami beberapa efek samping, seperti pusing, gemetar, muntah dan mual, sakit perut, kantuk, gugup, gelisah, atau letih, dan halusinasi. Ketika efek samping tak kunjung membaik, atau malah semakin parah, segera kunjungi dokter agar pemeriksaan lebih lanjut bisa dilakukan. Hal serupa juga perlu dilakukan saat muncul gejala overdosis atau alergi obat, seperti, muncul ruam, sulit bernapas, atau kelopak mata dan bibir membengkak, pasca menggunakan dextromethorphan.

Harga Dextromethorphan
Tergantung dari merek dan jenis obatnya, harga dextromethorphan berada di kisaran belasan ribu hingga 50 ribu Rupiah. Meski begitu, pada merek tertentu, obat ini bisa dibanderol dengan harga ratusan ribu Rupiah. Oleh karena itu, sesuaikan jenis obat yang dibutuhkan dengan harga dan manfaatnya.

Hanya Gunakan Dextromethorphan untuk Atasi Batuk Kering
Itulah penjelasan mengenai apa itu dextromethorphan, manfaat, aturan pakai dan dosis, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkan. Perlu diingat jika obat ini hanya efektif meredakan gejala batuk kering akibat flu biasa atau sinusitis. Jadi, jangan menggunakan obat ini untuk mengatasi batuk berdahak atau batuk berkepanjangan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Mengenal Favipiravir, Obat Antivirus yang Ampuh Atasi Berbagai Macam Virus Influenza

Secara umum, hampir semua jenis penyakit flu menimbulkan gejala yang ringan dan mampu sembuh tanpa harus menjalani pengobatan khusus. Akan tetapi, dalam beberapa kondisi tertentu, penyakit flu ini harus ditangani dengan perawatan dan pengobatan khusus, terutama saat masalah kesehatan tersebut tak kunjung sembuh hingga beberapa hari.

Disebabkan oleh virus influenza, penyakit flu yang sulit sembuh perlu diobati dengan menggunakan obat antivirus yang khusus. Salah satu contohnya adalah obat antivirus yang dikenal dengan nama favipiravir. Kerap disebut pula sebagai Avigan, favipiravir merupakan jenis obat yang umumnya digunakan untuk mengatasi kondisi flu berkepanjangan.

Tergolong sebagai obat resep, penggunaan dari obat antivirus ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, apalagi tanpa resep dari dokter. Nah, agar penggunaannya tak berisiko menimbulkan efek samping yang berbahaya dan mampu memberikan manfaat yang optimal, simak deskripsi obat, aturan pakai dan dosis, efek samping, dan cara tepat menggunakan favipiravir berikut ini.

Baca Juga : Cegah Kebotakan, Ini Deskripsi, Manfaat, Efek Samping, dan Cara Pemakaian Minoxidil

Apa Itu Favipiravir?

Favipiravir bisa juga disebut sebagai avigan favipiravir, adalah jenis obat antivirus yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit akibat infeksi virus influenza. Contohnya adalah influenza A atau penyebab penyakit flu babi dan flu burung, influenza B, serta influenza C.

Di tengah maraknya virus Corona, obat ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut terkait manfaatnya dalam menangani infeksi dari virus tersebut. Jadi, penggunaan untuk mengobati pasien virus Corona masih belum sepenuhnya terbukti, walaupun potensinya tetap saja ada dan perlu dibuktikan secara ilmiah.

Memiliki nama lain t705, favipiravir adalah obat turunan jenis pyrazinecarboxamide. Cara kerja dari obat ini adalah dengan menyerang virus RNA dan mencegah enzim polimerasi yang membuat virus influenza tidak bisa berkembang biak. Beberapa merek dagang dari obat ini adalah Avifavir dan Avigan, serta tersedia dalam bentuk tablet.

Deskripsi Obat Avigan Favipiravir

Favipiravir adalah obat dari golongan antivirus, dan penggunaannya harus berdasarkan dengan resep dokter. Manfaat utama dari obat ini adalah mengatasi infeksi dari virus influenza yang menyerang tubuh manusia, dan hanya boleh digunakan oleh orang dewasa.

Obat ini termasuk ke dalam kategori X yang telah menunjukkan adanya pengaruh abnormalitas pada janin maupun risiko lainnya. Dalam kata lain, obat ini tak boleh digunakan oleh ibu yang tengah hamil. Walaupun begitu, belum ada bukti ilmiah tentang penyerapan obat ini pada ASI sehingga penggunaannya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Favipiravir
Sebelum mengonsumsi obat ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan obat ini tak menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan yang lebih serius, antara lain:

Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai riwayat alergi pada favipiravir.
Informasikan pada dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
Pria maupun wanita pada usia subur yang mengonsumsi obat ini diharuskan memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan risiko janin terlahir cacat karena efek samping dari obat tersebut.
Informasikan pada dokter jika mempunyai riwayat penyakit mental, syok, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, asam urat, infeksi bakteri atau jamur, TBC, hepatitis, gagal napas, asma, tumor, dan asma.
Informasikan pada dokter jika sedang melakukan cuci darah maupun pernah mendapatkan transplantasi organ.
Informasikan pada dokter jika mempunyai riwayat kecanduan alkohol maupun obat terlarang.
Informasikan pada dokter jika sedang mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen dan obat herbal.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter saat terjadi gejala overdosis maupun alergi obat pasca mengonsumsi obat ini.
Aturan Pakai dan Dosis Favipiravir

Berdasarkan penelitian yang tengah dilakukan, dosis penggunaan dari obat ini adalah 1600 mg dan dikonsumsi sebanyak dua kali sehari di hari pertama, dan dilanjutkan dengan dosis 600 mg 2 kali per hari di hari ke 2 sampai hari ke 5. Sementara pemakaian untuk menangani pasien virus Corona perlu dipertimbangkan oleh pihak dokter dengan menyesuaikan tingkat keparahan penyakit serta kondisi kesehatan pasien secara umum.

Cara Tepat Mengonsumsi Avigan Favipiravir

Sebagai golongan dari obat resep, penggunaan obat ini perlu dilakukan sesuai dengan anjuran atau saran dari dokter. Jangan pernah menambah atau mengurangi jumlah dosis penggunaan obat ini tanpa menginformasikannya terlebih dahulu dengan dokter. Selain itu, hindari menggunakan obat ini dalam jangka waktu yang lebih lama ketimbang yang sudah dianjurkan.

Pada umumnya, avigan favipiravir bisa dikonsumsi tanpa ataupun bersama makanan. Akan tetapi, guna mencegah terjadinya efek samping berupa nyeri lambung, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini saat makan maupun sesudah makan.

Selain itu, pastikan untuk memberi jarak waktu cukup lama antara dosis penggunaan obat ini dengan dosis yang selanjutnya. Pasien juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini di waktu yang sama per harinya guna mengoptimalkan manfaatnya serta menghindari risiko terlupa. Terkait penyimpanannya, letakkan obat ini pada tempat yang tertutup dengan suhu sejuk, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan.

Interaksi yang Mungkin Timbul dari Pemakaian Favipiravir Bersama Obat Lain
Sama halnya dengan penggunaan obat jenis lainnya, favipiravir juga mampu menyebabkan efek interaksi obat saat dikonsumsi bersama obat maupun bahan lain. Berikut adalah beberapa interaksi obat yang mungkin terjadi saat digunakan bersamaan dengan obat ini.

Menurunkan efektivitas dari amiodarone, lovastatin, atorvastatin, chloroquine, carbamazepine, diclofenac, diltiazem, cisapride, erlotinib, enzalutamide, ethinylestradinol, dan juga ifosfamide.
Menurunkan efektivitas dari ketamine, ibuprofen, piroxicam, ketorolac, lansoprazole, methadone, omeprazole, naproxen, repaglinide, nicardipine, sorafenib, tretinoin, teofilin, warfarin, dan juga verapamil.
Meningkatkan risiko munculnya efek samping dari obat acyclovir, cefalor,benzylpenicillin, bisoprolol, cefdinir, cefazolin, captopril, citrulline, digoxin, dexamethasone, estradiol, everolimus, allopurinol, fexofenadine, dan juga famotidine.
Meningkatkan risiko munculnya efek samping dari grazoprevir, indacaterol, hydrocortisone,morfine, lenvatinib, nintedanib, quinidine, oseltamvir, ranitidine, simvastatin, paliperidone, zidovudine, vincristine, dan juga tetracycline.
Efek Samping Obat Favipiravir
Avigan favipiravir juga mampu memicu beberapa efek samping jika digunakan dalam jangka panjang sehingga pemakaiannya perlu dikonsultasikan terlebih dulu dengan dokter. Beberapa efek samping dari pemakaian obat ini adalah penurunan terhadap kualitas sperma, serta berisiko menyebabkan kecacatan terhadap janin. Oleh sebab itu, pada ibu hamil, yang sedang menyusui, ataupun yang sedang merencanakan kehamilan, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini guna mengetahui risiko efek samping tersebut dan mengantisipasinya.

Tidak hanya itu, penggunaan dari obat tersebut juga mampu menimbulkan beragam keluhan apabila digunakan dengan dosis berlebih alias overdosis, antara lain:

Muntah
Berat badan menurun
Penurunan terhadap kemampuan gerak tubuh
Jika mengalami gejala efek samping tersebut pasca mengonsumsi obat ini jangan pikir dua kali untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dengan dokter di rumah sakit. Hal serupa juga harus dilakukan saat pasien menderita gejala alergi obat pasca mengonsumsi avigan favipiravir, seperti ruam disertai gatal di kulit, terjadi pembengkakan pada bibir serta kelopak mata, maupun mengalami sesak napas atau sulit bernapas.